Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, June 1, 2023

18439. KORSEL MERDEKA 15-8-1945 KINI NEGARA MAJU

 














KORSEL MERDEKA 15-8-1945 KINI NEGARA MAJU RAKYAT TERDIDIK

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Beda Tanggal.

Beda Nasib.

 

Korea Selatan dan Indonesia.

 

Indonesia dan Korea Selatan.

Merdeka pada hari berdekatan.


Korea  Selatan.

Merdeka 15 Agustus 1945.

 

Indonesia.

Merdeka 17 Agustus 1945.

 

Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945.

 

Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.

 

Hanya beda 2 hari.

Korea Selatan.

Dulu lebih miskin daripada Indonesia.

 

Kini Korsel lebih maju.

Dan termasuk negara maju.

 

Herbeda 2 hari.

Tapi bisa berbeda segalanya.

 

Cara orang Korea Selatan.

Merayakan hari merdeka.

 

Orang Korea Selatan.

Tdak merayakan 15 Agustus-an.

Seperti orang Indonesia.

 

Penduduk Korea Selatan:

1.        Hanya mengibarkan bendara.

2.        Tak ada umbul-umbul.

 

3.        Tak ada spanduk.

4.        Tak ada lomba-lomba.

5.        Tak ada peringatan meriah.

 

Apakah tanpa semua itu.

Artinya orang Korea Selatan.

Tidak cinta negaranya?"

 

Jawabnya,

“Pasti, tidak!”

 

Semua orang Korea Selatan.

Pasti cinta negaraanya.

 

Karena Orang Korea, tidak ada yang tidak cinta negaranya.

 

Penduduk Korea Selatan.

1.        Tak pasang gambar Presiden dan Wakil Presiden.

2.        Tapi hanya pasang Bendera.

 

Tiap kantor di Indonesia.

1.        Dipasang gambar Presiden.

Dan Wakil Presiden.

 

Kantor di Korea Selatan.

1.        Hanya dipasang bendera negaranya.

2.        Tanpa gambar Presiden.

3.        Tanpa gambar Wakil Prsiden.

 

Bagi orang Korea Selatan.

"Siapa pun Presidennya.

Negaraku tetap Korea".

 

Korea merdeka dari Jepang.

Mereka masih harus lewat fase perang saudara.

 

Hingga akhirnya pecah.

Menjadi:

1.         Korea Utara.

2.        Korea Selatan.

 

Saat itu.

Penduduk Korea amat miskin.

Hingga untuk makan nasi saja susah.

 

Nasi kebutuhan pokok orang Korea.

Sehingga tiap bertemu orang lain.

Mereka saling bertanya:

 

 “밥을 먹었어요?”

(“Sudah makan nasi?”).

 

Jika belum makan.

Maka akan diajak makan.

 

Orang Korea Selatan.

Pekerja keras.

 

Kini tampak hasil nyata.

Kerja keras Korea Selatan.

 

Pesan dari Presiden Korea saat itu:

 

 *"Let’s work harder and harder.

Let’s work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”*

 

(Mari kita bekerja lebih keras.

Dan lebih keras.

 

Mari kita bekerja lebih keras.

Agar tidak membuat anak-anak kita.

Dijual ke luar negeri).

 

Dan kemudian ditutup oleh quote:



 *"Now, we promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the country worthy to be proud as well.”*

 

("Sekarang, kita berjanji.

Bahwa kita akan menyerahkan negara yang baik.

 

Untuk putra putri kita.

Kita akan memberi negara yg layak.

Untuk dibanggakan.")

 

Dalam Muktamar Muhammadiyah.

Di Makasar.

Beberapa tahun silam.

 

Ada peninjau asal Korea Selatan.

Yaitu Prof Hyun Jun Kim.

 

Dia ahli tentang Indonesia.

 

Peserta muktamar bertanya.

Pada Prof Hyun Jun Kim.

 

“Apakah kesan Anda.

Tentang orang Indonesia?

 

Prof Hyun Jun Kim.

Menjawab sambil senyum,

 

“Orang Indonesia tak tulus dalam bersikap.

Elit dan rakyatnya.

Yang tinggal di kota dan di desa.

 

Saat melakukan suatu tindakan.

Orang lndonesia selalu punya pamrih.”

 

"Di depan semula tampak ramah.

Seolah ikhlas.

Dan berkata: Ya..Ya saja.

 

Tapi sebetulnya.

Dia punya tujuan tertentu.

Atau tak ikhlas,'' katanya.

 

Dia menemukan kata 'pamrih'.

Dalam  Inggris.

Yaitu : intention.

 

Semoga jadi renungan.

Merdeka!

 

(Sumber republika)

 

 

18438. MUHAMMADIYAH 21.000 DOSEN 2.900 DOKTOR 241 PROFESOR

 


 

MUHAMMADIYAH 21.000 DOSEN 2.900 DOKTOR 241 PROFESOR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Irjen Polisi Dadang Hartanto SIK M.Si.

Dikukuhkan sebagai guru besar (profesor).

 

Ilmu Administrasi Publik

 Universitas Muhammadiyah.

 Sumatera Utara (UMSU).

 

Sidang senat terbuka.

Dipimpin Rektor UMSU.

Prof. Dr. Agussani MAP.

Sabtu (27/5/2023).

 

Irjen Pol Dadang Hartanto.

Jadi  guru besar ke-12 UMSU.

Guru besar ke-241 Muhammadiyah.

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Haedar Nashir.

 

Puji capaian Dadang Hartanto.

Lewat proses Panjang.

Gambarkan pembelajar sejati.

 

“Jadi dosen di UMSU.

Bersama istri.

Juga punya etos akademik hebat.

Di tengah tugas utama.

Abdi negara di Kepolisian.

 

Beliau jadi pembelajar.

Meraih pangkat akademik tertinggi.

 

Guru besar atau profesor.

Usia masih muda,” ungkapnya.

 

Hal itu.

Bukti komitmen Muhammadiyah.

 

Akselerasi pendidikan unggul.

Di Indonesia.

 

“Muhammadiyah dan Aisyiah.

Punya 173 Perguruan Tinggi.

 

Juga 1 perguruan tinggi Muhammadiyah.

Di Malaysia.

 

Sampai awal 2023.

Jumlah dosen Muhammadiyah 21.021 orang.

 

Sebanyak 2.889 doktor.

Dan 241 guru besar.

 

Tentu masih kurang.

Program akselerasi tersistem.

Untuk keperluan 173 PTMA,” urainya.

 

Muhammadiyah punya.

1)        121 rumah sakit.

2)        436 balai kesehatan dan klinik.

 

3)        Ribuan lembaga pemberdayaan.

4)        Puluhan ribu sekolah.

 

Tapi Muhammadiyah merasa kurang berbuat.

Utuk memajukan Indonesia.

 

Muhammadiyah berusia 106 tahun.

Juga ‘Aisyiyah.

Komitmen memajukan bangsa ini,” kata Haedar.

 

Haedar tekankan pentingnya kolaborasi.

Dengan seluruh elemen.

 

Untuk mengakselerasi kemajuan bangsa.

 

Jika seluruh komponen bangsa.

Membangun kolaborasi.

Dan kerja sama.

 

Dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika.

Dan pesatuan bangsa.

 

Jadi kekuatan besar.

Atasi soal bangsa.

 

Seperti:

 

1)        Korupsi.

2)        Kesenjangan social.

 

3)        Kelola SDM.

4)        Dan lainnya.

 

Kita sanggah bersama.

Jadi lebih ringan,” kata Haedar.

 

(Sumber muhammadiyah)