Sunday, June 4, 2017

86. PERJANJIAN HUDAIBIYAH

PERJANJIAN HUDAIBIYAH.
SEKILAS “MERUGIKAN”, PADAHAL “MENGUNTUNGKAN” NABI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo


      Bulan Zulkaidah tahun ke-6 Hijriah. Nabi Muhammad  berusia 59 tahun. Nabi bermimpi melaksanakan ibadah umrah di Mekah. Nabi menyampaikan mimpi kepada para sahabat. Mereka semua gembira.
     Kaum Quraisy melarang umat Islam mengunjungi Mekah. Sudah berlangsung selama 6 tahun.  Sejak Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Nabi memerintahkan para sahabat bersiap umrah ke Mekah.
     Nabi bersiap. Mencuci pakaian. Menunggang unta Al-Qashwa. Berangkat dari Madinah ke Mekah. Bersama 1.400 orang, termasuk Nabi. Umu Salamah, istri Nabi ikut mendampingi. Madinah dipimpin Umi Maktum dan Numailah Al-Latsy.
      Umat Islam berangkat umrah. Memakai seragam ihram di Bir Ali atau Zul Hulaifah. Memberikan tanda pada hewan “hadyu” atau hewan kurban. Sejumlah ratusan kambing dan unta.
     Umat Islam tak menggunakan pakaian perang. Hanya membawa perlengkapan musafir. Berupa pedang yang dimasukkan sarungnya. Tak membawa perisai, baju besi,  dan alat perang lainnya.
     Umat Islam masuk daerah Usfan. Nabi menerima laporan mata-mata. Kaum Quraisy menyiapkan pasukan perang. Melarang umat Islam masuk Masjidilharam, Mekah.
      Nabi bersabda,”Bagaimana pendapat para sahabat. Tentang masalah ini?” Abu Bakar menjawab,”Allah dan Rasul-NYa lebih mengetahui. Kita datang untuk melaksanakan umrah. Bukan untuk berperang. Tetapi, jika mereka menghalangi. Kita akan memeranginya.” Nabi bersabda,” Jika begitu, ayo lanjutkan perjalanan.”
     Khalid bin Walid, komandan pasukan Quraisy. Memimpin 200 penunggang kuda. Siap menghadang di jalur utama masuk Mekah. Khalid bin Walid berkata,”Kita akan menyerang umat Islam ketika sedang salat Zuhur. Mereka akan gampang dikalahkan.” Allah menurunkan hukum salat “khauf”. Salat dalam peperangan. Kaum Quraisy batal menyerang.
      Umat Islam tak melewati jalur utama. Tetapi melalui jalur yang sulit. Menerobos di celah-celah  gunung. Melewati Al-Hamsyi, menuju Tsaniyatur Murar. Lalu turun ke lembah Hudaibiyah.      Nabi tiba di Tsaniyatur Murar. Al-Qashwa, unta Nabi menderum. Berlutut dengan dengan kedua kaki depan atau dengan keempat kakinya.  
      Nabi bersabda,” Al-Qashwa ditahan malaikat yang dahulu menahan pasukan gajah.” Nabi membentak Al-Qashwa. Unta Nabi berjalan masuk batas Hudaibiyah. Sekitar 22 km dari Mekah.
      Mendekati kolam berisi sedikit air. Orang-orang mengambilnya. Tetapi tak mencukupi. Nabi mengambil anak panah. Menyuruh seseorang menancapkan ke dalam kolam. Sungguh ajaib, kolam memancarkan air dengan deras. Umat Islam mengambil airnya sampai puas. Salah satu mukjizat Nabi Muhammad.
      Budail bin Warqa mendatangi Nabi. Bersama beberapa orang Bani Khuzaah. Budail berkata,”Kaum Quraisy siap memerangi kalian. Umat Islam dilarang masuk Masjiilharam.” Nabi bersabda,”Kami datang bukan untuk berperang, Tetapi untuk melaksanakan umrah.”  Budail bin Warqa kembali ke pasukan Quraisy.    
     Quraisy mengirim  Mikraz bin Hafsh. Nabi bersabda,”Dia suka berkhianat.” Nabi bersabda,”Kami datang untuk umrah. Bukan untuk berperang.”  Mikraz bin Harsh kembali ke pasukan Quraisy.  
     Hulais bin Alqamah mendekat. Melihat kedatangannya, Nabi bersabda,”Dia amat menghormati hewan kurban. Lepaskan semua hewan kurban. Agar mendekatinya.” Umat Islam membaca talbiyah.  Hulais berkata,”Mahasuci Allah. Tak selayaknya kaum Quraisy menghalangi mereka masuk Masjidilharam.” Dia langsung “balik kucing”.  Kembali ke kaum Quraisy.
     Urwah bin Masud muncul.  Urwah menemui Nabi. Dia akan memegang jenggot Nabi. Mughirah bin Syukbah memukul tangan Urwah bin Masud. Sambil berkata,”Jauhkan tanganmu dari jenggot Nabi.”
       Mughirah bin Syukbah mengenakan baju besi. Hanya tampak kedua matanya. Urwah berkata,”Siapa dia?” “Mughirah bin Syukbah.”jawab orang di sekitarnya.
   Urwah berkata,”Wahai anak nakal. Bukankan aku yang membereskan urusanmu  dahulu.” Mughirah pernah membunuh beberapa orang dan merampas harta mereka. Urwah yang mengganti tebusannya.  
         Mughirah bin Syukbah membunuh orang. Lalu masuk Islam. Nabi bersabda,”Aku menerima keislamammu. Tetapi harta benda yang kau bawa. Harus kau tanggungjawabkan sendiri.”
    Urwah kembali kepada kaum Quraisy. Dia berkata,”Wahai semua orang Quraisy. Aku sudah bertemu para raja. Demi Allah. Tak ada yang seperti Muhammad. Jika Muhammad berwudu, maka orang berebut air sisa wudunya.”
      Urwah melanjutkan,”Jika Muhammad memberi perintah, semua orang berebut melaksanakan. Jika Muhammad berbicara, semua orang diam menyimaknya. Mereka tak pernah menghunjamkan pandangan mata ke wajah beliau. Karena penghormatannya. Terimalah tawaran yang wajar tersebut.”
      Nabi mengirim Usman bin Affan. Sebagai juru runding. Abu Sufyan, pemimpin Quraisy berasal dari Bani Umayah, Usman bin Affan juga. Muncul isu Usman terbunuh. Karena tak langsung kembali. Masih berunding dengan Abu sufyan.
     Nabi melaksanakan “Baiat Ridwan”. Nabi bersabda, “Semua orang yang ikut baiat  akan masuk surga.” Kecuali satu orang munafik. Yaitu Jadd bin Qais, yang bersembunyi di belakang unta. “Baiat Ridwan” disebut juga “Baiat Pohon”. Karena Nabi berdiri di bawah sebuah pohon. Mengambil sumpah semua orang.
      Allah berfirman. Surah Al-Fath. Surah ke-48 ayat 18. “Sesungguhnya Allah rida kepada orang-orang mukmin. Ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon.  Allah mengetahui yang ada dalam hati mereka. Lalu menurunkan ketenangan atas mereka. Memberikan balasan kepada mereka. Dengan kemenangan yang dekat (waktunya).”
      Usman bi Affan kembali. Kaum Quraisy mengirim Suhail bin Amr sebagai juru runding. Nabi mendikte. Ali bin Abi Thalib yang menulis.
        Butir-butir Perjanjian Hudaibiyah. Pertama, umat Islam harus pulang. Dibolehkan  melaksanakan umrah tahun depan. Hanya membawa pedang yang disarungkan. Tak boleh membawa alat perang. Diizinkan berada di Mekah selama 3 hari.  Kaum Quraisy tak boleh menghalangi.
      Kedua, sepakat damai 10 tahun. Setuju gencatan senjata. Tak ada peperangan. Selama 10 tahun, umat Islam dan kaum Quraisy berdamai.
    Ketiga, semua orang boleh memilih bergabung. Ikut bersekutu dengan kaum Quraisy. Atau bergabung dengan Nabi Muhammad.
      Keempat, orang Quraisy Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Harus dikembalikan ke Mekah. Pengikut Nabi Muhammad yang “murtad”. Boleh bergabung ke Quraisy.  Tak bisa dikembalikan kepada Nabi.  
     Poin keempat “merugikan” Nabi Muhammad. Mengapa? Perjanjian yang “tidak adil”. Orang Quraisy yang melarikan diri. Mengikuti Nabi Muhammad. Wajib dikembalikan kepada kaum Quraisy. Tetapi, pengikut Nabi yang melarikan diri. Tak boleh diminta kembali.
     Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani. Bani Khuzaah bergabung dengan Nabi. Bani Bakr bergabung dengan kaum Quraisy.
     Muncul kasus pertama. Abu Jandal bin Suhail, putra Suhail, si juru runding. Berjalan tertatih-tatih dengan kaki terikat. Tiba di tenda kaum muslim.
      Suhail bin Amar berkata,”Ini orang pertama yang kutuntut agar dikembalikan.” Nabi menjawab.” Kami tak akan melanggar perjanjian, sampai kapan pun.” Abu Jandal bin Suhail yang telah masuk Islam dikembalikan. 
      Para sahabat gelisah. Sulit menerima hasil perjanjian. Umar bertanya,”Wahai Nabi, bukankah kita berada dalam kebenaran?” “Benar,” jawab Nabi. Umar melanjutkan, “Bukankah, jika kita mati masuk surga. Sedangkan mereka masuk neraka?" “Benar,” jawab Nabi.
     Umar bin Khattab bertanya,”Bukankah engkau memberitahu kami, akan mendatangi Kakbah dan tawaf di sana?”  Nabi menjawab,”Ya, benar. Apakah aku pernah menjanjikan ke sana tahun ini?” “Tidak,” jawab Umar. “Jika begitu, kita akan pergi ke Kakbah dan tawaf tahun depan,” kata Nabi.
      Umar bin Khattab masih penasaran. Umar bertanya kepada Abu bakar. Abu Bakar menjawab,”Wahai Umar, Beliau utusan Allah. Patuhi semua perintah beliau. Sampai engkau meninggal.” Turun surah Al-Fath. Surah ke-48 ayat 1 dan seterusnya.”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
      Umar bin Khattab bertanya,”Wahai Rasul, apakah benar-benar sebuah kemenangan?” “Benar,” jawab Nabi. Umar menjadi tenang dan menyesali tindakannya. Umar berkata,”Sejak saat itu, aku selalu memperbanyak berbuat kebaikan.”
      Tanda tangan perjanjian selesai. Nabi bersabda,”Ayo berdiri, sembelihlah hewan kurban.” Mengherankan. Baru kali ini terjadi. Tak ada seorang pun yang bangkit. Nabi mengulangi dua kali. Tetap tak ada yang berdiri. Nabi masuk ke ruang Umu Salamah, istrinya.
      Nabi menceritakan semuanya. Umu Salamah berkata,”Wahai Rasul, keluarlah lakukan semuanya tanpa berkata apa pun.” Nabi keluar, menyembelih hewan kurban. Meminta seseorang memangkas rambut beliau. Tanpa bicara sepatah pun.
     Para sahabat mengikutinya.  Mereka menyembelih hewan kurban. Saling bercukur bergantian. Satu ekor unta atau sapi untuk 7 orang. Nabi menyembelih unta yang pernah dimiliki Abu Jahal. 
       Poin kedua “menguntungkan” umat Islam. Mengapa? Selama 10 tahun ke depan tak ada peperangan dengan kaum Quraisy.  Umat Islam bisa konsentrasi ke pihak lain. Kesempatan meningkatkan dakwah. Tanpa takut gangguan kaum Quraisy.
    Terbukti Islam berkembang pesat. Nabi berkirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia. Raja Najashi di Habasyah, sekarang Etiopia, Afrika. Muqauqis Raja Mesir. Kisra Raja Persia. Qaishar Raja Romawi. Al-Mundzir bin Sawa Bahrain. Juga,  para pemimpin lainnya.
       Pasukan Islam sebanyak 1.400 orang. Setiba dari Hudaibiyah, langsung ke Khaibar. Menuju tempat kaum Yahudi Bani Nadhir dan Qainuqa. Mereka melanggar perjanjian. Diusir dari Madinah. Tinggal di Khaibar. Benteng Khaibar dikuasai pasukan Islam.
      Bani Nadhir dan Qainuqa pernah berkhianat. Mereka provokator berkumpulnya 10.000 pasukan gabungan. Terjadi Perang Khandaq atau Perang Parit. Waktu itu, sejumlah 3.000 pasukan Islam melawan 10.000 pasukan gabungan.       
      Pasukan Islam “membersihkan” sekitar Madinah. Banyak kelompok kecil di sekitar Madinah dikalahkan. Terjadi Perang Muktah. Sebanyak 3.000 pasukan Islam menghadapi 200.000 pasukan Romawi. Pasukan Islam “mampu” menghadapi pasukan Romawi. Banyak suku-suku Arab bergabung dengan Nabi.
     Tahun ke-8 Hijriah. Pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Mampu menaklukkan Mekah. Tanpa pertumpahan darah. Hanya 2 tahun setelah Perjanjian Hudaibiyah. Jumlah pasukan Islam meningkat. Itulah “keuntungan” Perjanjian Hudaibiyah.
      Pada Perjanjian Hudaibiyah. Pasukan Islam sejumlah 1.400 orang. Hanya dua tahun setelah itu, pasukan Islam menjadi 10.000 orang. Itulah hasil Perjanjian Hudaibiyah. Yang isinya “merugikan” umat Islam. Padahal sebenarnya “menguntungkan” Islam. Alhamdulillah.        
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004    

0 comments:

Post a Comment