PERJANJIAN
HUDAIBIYAH.
SEKILAS
“MERUGIKAN”, PADAHAL “MENGUNTUNGKAN” NABI
Oleh:
Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala
SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Bulan Zulkaidah tahun ke-6 Hijriah. Nabi
Muhammad berusia 59 tahun. Nabi bermimpi
melaksanakan ibadah umrah di Mekah. Nabi menyampaikan mimpi kepada para
sahabat. Mereka semua gembira.
Kaum Quraisy melarang umat Islam
mengunjungi Mekah. Sudah berlangsung selama 6 tahun. Sejak Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Nabi
memerintahkan para sahabat bersiap umrah ke Mekah.
Nabi bersiap. Mencuci pakaian. Menunggang
unta Al-Qashwa. Berangkat dari Madinah ke Mekah. Bersama 1.400 orang, termasuk
Nabi. Umu Salamah, istri Nabi ikut mendampingi. Madinah dipimpin Umi Maktum dan
Numailah Al-Latsy.
Umat Islam berangkat umrah. Memakai
seragam ihram di Bir Ali atau Zul Hulaifah. Memberikan tanda pada hewan “hadyu”
atau hewan kurban. Sejumlah ratusan kambing dan unta.
Umat Islam tak menggunakan pakaian perang.
Hanya membawa perlengkapan musafir. Berupa pedang yang dimasukkan sarungnya.
Tak membawa perisai, baju besi, dan alat
perang lainnya.
Umat Islam masuk daerah Usfan. Nabi menerima
laporan mata-mata. Kaum Quraisy menyiapkan pasukan perang. Melarang umat Islam
masuk Masjidilharam, Mekah.
Nabi
bersabda,”Bagaimana pendapat para sahabat. Tentang masalah ini?” Abu Bakar
menjawab,”Allah dan Rasul-NYa lebih mengetahui. Kita datang untuk melaksanakan
umrah. Bukan untuk berperang. Tetapi, jika mereka menghalangi. Kita akan
memeranginya.” Nabi bersabda,” Jika begitu, ayo lanjutkan perjalanan.”
Khalid bin Walid, komandan pasukan
Quraisy. Memimpin 200 penunggang kuda. Siap menghadang di jalur utama masuk
Mekah. Khalid bin Walid berkata,”Kita akan menyerang umat Islam ketika sedang
salat Zuhur. Mereka akan gampang dikalahkan.” Allah menurunkan hukum salat “khauf”.
Salat dalam peperangan. Kaum Quraisy batal menyerang.
Umat Islam tak melewati jalur utama.
Tetapi melalui jalur yang sulit. Menerobos di celah-celah gunung. Melewati Al-Hamsyi, menuju Tsaniyatur
Murar. Lalu turun ke lembah Hudaibiyah.
Nabi tiba di Tsaniyatur Murar. Al-Qashwa, unta Nabi menderum. Berlutut
dengan dengan kedua kaki depan atau dengan keempat kakinya.
Nabi
bersabda,” Al-Qashwa ditahan malaikat yang dahulu menahan pasukan gajah.” Nabi
membentak Al-Qashwa. Unta Nabi berjalan masuk batas Hudaibiyah. Sekitar 22 km
dari Mekah.
Mendekati
kolam berisi sedikit air. Orang-orang mengambilnya. Tetapi tak mencukupi. Nabi
mengambil anak panah. Menyuruh seseorang menancapkan ke dalam kolam. Sungguh
ajaib, kolam memancarkan air dengan deras. Umat Islam mengambil airnya sampai
puas. Salah satu mukjizat Nabi Muhammad.
Budail bin Warqa mendatangi Nabi. Bersama
beberapa orang Bani Khuzaah. Budail berkata,”Kaum Quraisy siap memerangi kalian.
Umat Islam dilarang masuk Masjiilharam.” Nabi bersabda,”Kami datang bukan untuk
berperang, Tetapi untuk melaksanakan umrah.” Budail bin Warqa kembali ke pasukan Quraisy.
Quraisy mengirim Mikraz bin Hafsh. Nabi bersabda,”Dia suka
berkhianat.” Nabi bersabda,”Kami datang untuk umrah. Bukan untuk berperang.” Mikraz bin Harsh kembali ke pasukan Quraisy.
Hulais bin Alqamah mendekat. Melihat
kedatangannya, Nabi bersabda,”Dia amat menghormati hewan kurban. Lepaskan semua
hewan kurban. Agar mendekatinya.” Umat Islam membaca talbiyah. Hulais berkata,”Mahasuci Allah. Tak selayaknya
kaum Quraisy menghalangi mereka masuk Masjidilharam.” Dia langsung “balik
kucing”. Kembali ke kaum Quraisy.
Urwah bin Masud muncul. Urwah menemui Nabi. Dia akan memegang jenggot
Nabi. Mughirah bin Syukbah memukul tangan Urwah bin Masud. Sambil
berkata,”Jauhkan tanganmu dari jenggot Nabi.”
Mughirah bin Syukbah mengenakan baju
besi. Hanya tampak kedua matanya. Urwah berkata,”Siapa dia?” “Mughirah bin
Syukbah.”jawab orang di sekitarnya.
Urwah berkata,”Wahai anak nakal. Bukankan
aku yang membereskan urusanmu dahulu.”
Mughirah pernah membunuh beberapa orang dan merampas harta mereka. Urwah yang mengganti
tebusannya.
Mughirah bin Syukbah membunuh orang.
Lalu masuk Islam. Nabi bersabda,”Aku menerima keislamammu. Tetapi harta benda
yang kau bawa. Harus kau tanggungjawabkan sendiri.”
Urwah kembali kepada kaum Quraisy. Dia
berkata,”Wahai semua orang Quraisy. Aku sudah bertemu para raja. Demi Allah.
Tak ada yang seperti Muhammad. Jika Muhammad berwudu, maka orang berebut air
sisa wudunya.”
Urwah melanjutkan,”Jika Muhammad memberi
perintah, semua orang berebut melaksanakan. Jika Muhammad berbicara, semua
orang diam menyimaknya. Mereka tak pernah menghunjamkan pandangan mata ke wajah
beliau. Karena penghormatannya. Terimalah tawaran yang wajar tersebut.”
Nabi mengirim Usman bin Affan. Sebagai
juru runding. Abu Sufyan, pemimpin Quraisy berasal dari Bani Umayah, Usman bin
Affan juga. Muncul isu Usman terbunuh. Karena tak langsung kembali. Masih berunding
dengan Abu sufyan.
Nabi melaksanakan “Baiat Ridwan”. Nabi
bersabda, “Semua orang yang ikut baiat
akan masuk surga.” Kecuali satu orang munafik. Yaitu Jadd bin Qais, yang
bersembunyi di belakang unta. “Baiat Ridwan” disebut juga “Baiat Pohon”. Karena
Nabi berdiri di bawah sebuah pohon. Mengambil sumpah semua orang.
Allah berfirman. Surah Al-Fath. Surah ke-48
ayat 18. “Sesungguhnya Allah rida kepada orang-orang mukmin. Ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Allah mengetahui yang ada dalam hati mereka. Lalu
menurunkan ketenangan atas mereka. Memberikan balasan kepada mereka. Dengan
kemenangan yang dekat (waktunya).”
Usman bi Affan kembali. Kaum Quraisy
mengirim Suhail bin Amr sebagai juru runding. Nabi mendikte. Ali bin Abi Thalib
yang menulis.
Butir-butir Perjanjian Hudaibiyah. Pertama, umat Islam harus pulang. Dibolehkan
melaksanakan umrah tahun depan. Hanya
membawa pedang yang disarungkan. Tak boleh membawa alat perang. Diizinkan berada
di Mekah selama 3 hari. Kaum Quraisy tak
boleh menghalangi.
Kedua, sepakat damai 10 tahun. Setuju
gencatan senjata. Tak ada peperangan. Selama 10 tahun, umat Islam dan kaum
Quraisy berdamai.
Ketiga, semua orang boleh memilih
bergabung. Ikut bersekutu dengan kaum Quraisy. Atau bergabung dengan Nabi
Muhammad.
Keempat, orang Quraisy Mekah yang
melarikan diri ke Madinah. Harus dikembalikan ke Mekah. Pengikut Nabi Muhammad
yang “murtad”. Boleh bergabung ke Quraisy.
Tak bisa dikembalikan kepada Nabi.
Poin keempat “merugikan” Nabi Muhammad. Mengapa?
Perjanjian yang “tidak adil”. Orang Quraisy yang melarikan diri. Mengikuti Nabi
Muhammad. Wajib dikembalikan kepada kaum Quraisy. Tetapi, pengikut Nabi yang
melarikan diri. Tak boleh diminta kembali.
Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani. Bani
Khuzaah bergabung dengan Nabi. Bani Bakr bergabung dengan kaum Quraisy.
Muncul kasus pertama. Abu Jandal bin Suhail,
putra Suhail, si juru runding. Berjalan tertatih-tatih dengan kaki terikat.
Tiba di tenda kaum muslim.
Suhail bin Amar berkata,”Ini orang
pertama yang kutuntut agar dikembalikan.” Nabi menjawab.” Kami tak akan
melanggar perjanjian, sampai kapan pun.” Abu Jandal bin Suhail yang telah masuk
Islam dikembalikan.
Para sahabat gelisah. Sulit menerima
hasil perjanjian. Umar bertanya,”Wahai Nabi, bukankah kita berada dalam
kebenaran?” “Benar,” jawab Nabi. Umar melanjutkan, “Bukankah, jika kita mati
masuk surga. Sedangkan mereka masuk neraka?" “Benar,” jawab Nabi.
Umar bin Khattab bertanya,”Bukankah engkau
memberitahu kami, akan mendatangi Kakbah dan tawaf di sana?” Nabi menjawab,”Ya, benar. Apakah aku pernah
menjanjikan ke sana tahun ini?” “Tidak,” jawab Umar. “Jika begitu, kita akan
pergi ke Kakbah dan tawaf tahun depan,” kata Nabi.
Umar bin Khattab masih penasaran. Umar
bertanya kepada Abu bakar. Abu Bakar menjawab,”Wahai Umar, Beliau utusan Allah.
Patuhi semua perintah beliau. Sampai engkau meninggal.” Turun surah Al-Fath.
Surah ke-48 ayat 1 dan seterusnya.”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
kemenangan yang nyata.”
Umar bin Khattab bertanya,”Wahai Rasul,
apakah benar-benar sebuah kemenangan?” “Benar,” jawab Nabi. Umar menjadi tenang
dan menyesali tindakannya. Umar berkata,”Sejak saat itu, aku selalu
memperbanyak berbuat kebaikan.”
Tanda tangan perjanjian selesai. Nabi
bersabda,”Ayo berdiri, sembelihlah hewan kurban.” Mengherankan. Baru kali ini
terjadi. Tak ada seorang pun yang bangkit. Nabi mengulangi dua kali. Tetap tak
ada yang berdiri. Nabi masuk ke ruang Umu Salamah, istrinya.
Nabi menceritakan semuanya. Umu Salamah
berkata,”Wahai Rasul, keluarlah lakukan semuanya tanpa berkata apa pun.” Nabi
keluar, menyembelih hewan kurban. Meminta seseorang memangkas rambut beliau. Tanpa
bicara sepatah pun.
Para sahabat mengikutinya. Mereka menyembelih hewan kurban. Saling bercukur
bergantian. Satu ekor unta atau sapi untuk 7 orang. Nabi menyembelih unta yang
pernah dimiliki Abu Jahal.
Poin kedua “menguntungkan” umat Islam.
Mengapa? Selama 10 tahun ke depan tak ada peperangan dengan kaum Quraisy. Umat Islam bisa konsentrasi ke pihak lain. Kesempatan
meningkatkan dakwah. Tanpa takut gangguan kaum Quraisy.
Terbukti Islam berkembang pesat. Nabi
berkirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia. Raja Najashi di Habasyah,
sekarang Etiopia, Afrika. Muqauqis Raja Mesir. Kisra Raja Persia. Qaishar Raja
Romawi. Al-Mundzir bin Sawa Bahrain. Juga, para pemimpin lainnya.
Pasukan Islam sebanyak 1.400 orang. Setiba
dari Hudaibiyah, langsung ke Khaibar. Menuju tempat kaum Yahudi Bani Nadhir dan
Qainuqa. Mereka melanggar perjanjian. Diusir dari Madinah. Tinggal di Khaibar. Benteng
Khaibar dikuasai pasukan Islam.
Bani Nadhir
dan Qainuqa pernah berkhianat. Mereka provokator berkumpulnya 10.000 pasukan
gabungan. Terjadi Perang Khandaq atau Perang Parit. Waktu itu, sejumlah 3.000 pasukan
Islam melawan 10.000 pasukan gabungan.
Pasukan
Islam “membersihkan” sekitar Madinah. Banyak kelompok kecil di sekitar Madinah
dikalahkan. Terjadi Perang Muktah. Sebanyak 3.000 pasukan Islam menghadapi
200.000 pasukan Romawi. Pasukan Islam “mampu” menghadapi pasukan Romawi. Banyak
suku-suku Arab bergabung dengan Nabi.
Tahun ke-8 Hijriah. Pasukan Islam sebanyak 10.000
orang. Mampu menaklukkan Mekah. Tanpa pertumpahan darah. Hanya 2 tahun setelah Perjanjian
Hudaibiyah. Jumlah pasukan Islam meningkat. Itulah “keuntungan” Perjanjian Hudaibiyah.
Pada Perjanjian
Hudaibiyah. Pasukan Islam sejumlah 1.400 orang. Hanya dua tahun setelah itu, pasukan
Islam menjadi 10.000 orang. Itulah hasil Perjanjian Hudaibiyah. Yang isinya “merugikan”
umat Islam. Padahal sebenarnya “menguntungkan” Islam. Alhamdulillah.
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
0 comments:
Post a Comment