Monday, October 22, 2018

1351. ALLAH TAK DAPAT DILIHAT


ALLAH TAK DAPAT DILIHAT
Oleh: Drs. H.M.  Yusron Hadi, M.M.
       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan mengapa Allah tidak dapat dilihat oleh mata manusia?” DR. Khalid Basalamah menjelaskannya.
1.    Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 143.

وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
      Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku, tampakkan (diri Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi lihatlah ke bukit itu, jika dia tetap di tempatnya seperti semula, niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan, setelah Musa sadar kembali, dia berkata,”Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau, aku orang yang pertama kali beriman”.

2.    Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 3.

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
     
      Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?

3.    Al-Quran surah Ath-Thallaq (surah ke-65) ayat 12.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

      Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.  

4.    Mengapa Allah tidak dapat dilihat oleh mata manusia? Mengapa mata manusia tidak mampu melihat Allah?
1)    Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar” (Allah Maha Lebih Besar).
a.    Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dengan “akbar”, dan perbedaan “Allahu kabir” dengan “Allahu akbar”.
b.    Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir” (dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah), sedangkan  “akbar” artinya “lebih besar”.
c.    “Allahu Kabir” (Allah Maha Besar), sedangkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Lebih Besar).
d.    Allah selalu Maha Lebih Besar, terus Maha Lebih Besar, seirama dengan dinamika penghayatan manusia sebagai hamba Allah yang selalu berkembang pengalaman hidupnya.
e.    Manusia terus berkembang, sehingga dapat menemukan sesuatu tanpa henti, tetapi Allah selalu Maha Lebih Besar dibandingkan yang dirasakan oleh manusia sebelumnya, begitu seterusnya.

2)    Khalid Basalamah menjelaskan mengapa Allah tidak dapat dilihat oleh mata manusia, jawabannya adalah “Allahu Akbar” (Allah “Maha Amat Sangat Luar Biasa Besar Sekali).
a.    Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya bumi dibandingkan dengan luasnya langit pertama, bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir yang sangat luas”.
1.    Artinya, bumi dimisalkan sebuah cincin, dan langit pertama dimisalkan lautan padang pasir yang sangat luas.
2.    Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang yang kita saksikan  setiap hari, semuanya masih berada di bawah langit pertama.
3.    Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama, sampai sekarang.
b.    Nabi Muhammad bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya, jika dibandingkan dengan luasnya langit kedua, bagaikan sebuah cincin yang dilemparkan di lautan padang pasir yang sangat luas”.
1.    Artinya, langit ke-1 dimisalkan sebuah cincin, dan langit ke-2 dimisalkan lautan padang pasir yang sangat luas.
c.    Luasnya langit ke-2, jika dibandingkan dengan luasnya langit ke-1 beserta isinya, bagaikan sebuah cincin yang dibuang di lautan padang pasir yang sangat luas.
d.    Luasnya langit ke-3, jika dibandingkan dengan luasnya langit ke-2 (berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya), bagaikan sebuah cincin yang dibuang di lautan padang pasir yang sangat luas.
e.    Begitu seterusnya sampai langit ke-7.  
f.     Luasnya langit ke-7, jika dibandingkan dengan luasnya langit ke-6 (berisi langit ke-1, ke-2, sampai ke-6 beserta isinya,) bagaikan sebuah cincin yang dilemparkan ke lautan padang pasir.
g.    Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8 yang berisi lautan air.
h.    Luasnya lautan air pada langit ke-8, jika dibandingkan dengan luasnya langit ke-7 (berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, sampai ke-7 beserta isinya)  bagaikan sebuah cincin yang dilemparkan ke lautan padang pasir yang sangat luas.
i.      Di atas langit ke-8 terdapat “Arsy” tempat Allah “bertahta” (tetapi Allah tidak membutuhkan semua ciptaan-Nya, termasuk Allah tidak membutuhkan tempat dan waktu).
f.     Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami.
g.    (Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kebenarannya).

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment