ADAB KEPADA RASULULLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1. Etika atau adab pada dasarnya bermakna
“keadilan” atau “menempatkan sesuatu pada tempat yang wajar”.
2. Artinya kita menjadi tidak beradab jika
cara menghormati orang tua kita, sama dengan menghormati teman sejawat.
3. Mengurangi penghormatan atau menambahkan
penghormatan dari yang semestinya adalah tidak beradab dan tidak adil.
4. Jika artinya seperti ini yang dijadikan
tolok ukur cara menghormati Nabi Muhammad, maka ada umat Islam yang kurang
beradab terhadap beliau.
5. Semua umat Islam pasti menghormati dan
mengagumi kepada Nabi Muhammad, ketika memandang beliau dari kacamata manusia, seperti yang dilakukan oleh
banyak ahli non-Muslim yang jujur dan objektif.
6. Semua umat Islam bertambah
penghormatannya ketika memandang Nabi Muhammad melalui kacamata agama dengan memakai
Al-Quran sebagai rujukannya.
7. Nabi Muhammad memang manusia biasa dalam
struktur, fungsi fisik, dan nalurinya.
8. Tetapi sifat kemanusiaan Nabi Muhammad mencapai
kesempurnaannya, karena beliau mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat
Jibril.
9. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat
63.
لَا
تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ
اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ
عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antaramu seperti panggilan
sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui
orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antaramu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
10. Allah memanggil dan menunjuk Nabi
Muhammad dengan gelar yang terhormat.
11. Misalnya, “Wahai Nabi” atau “Wahai Rasul”,
dan hanya satu ayat yang menyebutkan nama beliau tanpa gelar kehormatan.
12. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33)
ayat 45-46.
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا
إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk
jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang
menerangi.
13. Terkadang sikap kagum umat Islam terhadap
Nabi Muhammad malah menyebabkan munculnya sikap tidak adil dan tidak beradab.
14. Beberapa orang Islam berusaha menguraikan
keajaiban menjelang kelahiran Nabi Muhammad dengan gambaran keliru yang
didorong untuk membuktikan keagungan Nabi Muhammad.
15. Dikisahkan ketika Nabi Muhammad lahir:
singgasana kaisar berguncang, semua berhala berjatuhan, api yang disembah
bangsa Persia langsung padam, dan danau langsung mengering.
16. Keajaban seperti itu, jika benar terjadi,
memang luar biasa, tetapi pada umumnya hal itu tidak menambah keyakinan orang-orang
beriman.
17. Padahal pada saat kelahiran Nabi Muhammad,
juga banyak ibu melahirkan bayinya, dan masing-masing ibu bisa berkata keajaiban
itu terjadi karena bayinya.
18. Dikisahkan Nabi Muhammad lahir dalam
keadaan bercelak mata, sudah putus tali pusarnya dan telah berkhitan, bahkan bisa
dilihat dari balik pundaknya.
19. Memang benar Nabi Muhammad adalah orang sangat
istimewa secara fisik dan psikis.
20. Tetapi dengan melukiskan kelahiran Nabi Muhammad
seperti itu bisa membuat beliau seperti bukan manusia lagi.
21. Dengan menyatakan Nabi Muhammad diutus di
Mekah, karena masyarakatnya paling bejat, mereka menyembah berhala, menanam
hidup-hidup anak perempuan.
22. Kemudian
berubah menjadi masyarakat harmonis, tidak mengenal dosa, dan generasi terbaik
umat manusia.
23. Sebagian ulama berpendapat pernyataan
seperti di atas tidak beradab dan tidak adil kepada Nabi Muhammad dan terhadap masyarakat
Quraisy.
24. Menanam anak hidup-hidup tidak dikenal
secara umum pada zaman itu.
25. Hanya 2 atau 3 suku yang melakukannya, sehingga
tidak wajar menjadikan perbuatan 2 atau 3 suku dianggap mewakili masyarakatnya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
a.
0 comments:
Post a Comment