URUTAN KRONOLOGIS AYAT AL-QURAN
TENTANG RIBA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.
Kata “riba” dari segi bahasa
artinya “kelebihan”.
Jika hanya berhenti kepada
arti “kelebihan”, maka logika kaum musyrik cukup beralasan.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 275 hanya menyatakan:
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ
إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ
بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ
وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا
سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak bisa berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
Haram halalnya sesuatu pasti
ada “hal” yang membedakannya.
Dan “hal” itu yang menjadi
penyebab haramnya.
URUTAN KRONOLOGIS AYAT RIBA
Dalam Al-Quran ditemukan kata
“riba” terulang 8 kali dalam 4 surah, yaitu:
1.
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.
2.
Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.
3.
An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.
4.
Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
Surah ke-1, 2, dan 3 adalah
Madaniyah (turun di Madinah).
Setelah Rasulullah hijrah dari
Mekah ke Madinah.
Surah ke-4 surah Makkiyah
(turun di Mekah).
Ketika Rasulullah masih di
Mekah.
Sebelum hijrah ke Madinah.
Artinya secara urutan
kronologis ayat riba:
1.
Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
2.
Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.
Secara jelas
melarang riba berlipat ganda.
3.
An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.
Berisi kecaman
terhadap orang Yahudi yang makan riba.
4.
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.
AYAT RIBA KE-1
Surah Ar-Rum (surah ke-30)
ayat 39.
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ
النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ
وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
Dan sesuatu riba (tambahan)
yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).
AYAT RIBA KE-2.
Ali Imran (surah ke-3) ayat
130.
Secara jelas melarang riba
berlipat ganda.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا
الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا
اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah agar kamu mendapat keberuntungan.
AYAT RIBA KE-3
SuraH An-Nisa’(surah ke-4)
ayat 161.
Berisi kecaman terhadap orang
Yahudi yang makan riba.
وَأَخْذِهِمُ
الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا
لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan disebabkan mereka makan
riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
AYAT RIBA TERAKHIR
Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat
275, 276, 278, 279 dan 280.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 275.
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ
إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ
بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ
وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا
سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang
yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 276.
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 278.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Hai orang-orang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang beriman.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 279.
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ
وَلَا تُظْلَمُونَ
Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahui, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 280.
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ
مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan jika (orang berutang itu)
dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.
TAHAP HARAMNYA RIBA MIRIP MINUMAN
KERAS
Tahap ke-1.
Sekadar menggambarkan adanya
unsur negatif minuman keras.
Unsur negatif riba.
Yaitu Ar-Rum (surah ke-30)
ayat 39.
Tahap ke-2.
lsyarat haramnya minuman
keras.
Isyarat haramnya riba.
Yaitu An-Nisa (surah ke-4)
ayat 161.
TAHAP KE-3
Secara jelas dinyatakan
haramnya minuman keras.
Secara jelas haramnya riba.
Yaitu Ali Imran (surah
ke-3) ayat 130.
TAHAP KE-4
Haramnya minuman keras secara
total dalam berbagai bentuknya.
Haramnya riba secara total.
Yaitu Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 278.
PEMBAHASAN ULAMA
Para ulama cenderung hanya
membahas ayat ke-1 dan terakhir menyangkut riba.
Dan kedua ayat sebagai tahap
pertengahan.
Hal ini tidak banyak
berpengaruh dalam memahami pengertian riba.
Yang diharamkan Al-Quran.
Karena ayat Al-Nisa' (surah
ke-4) ayat 161.
Berisi kecaman kepada orang
Yahudi yang melakukan riba.
Surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 130.
Redaksinya larangan tegas
terhadap umat Islam.
Agar tidak melakukan riba
“adh’afan mudha’afah”.
Yaitu berlipat ganda.
Sebagian ulama berpendapat
Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
Adalah ayat awal yang bicara
tentang riba.
Tetapi tidak bicara riba yang
diharamkan.
Sehingga disebut riba halal atau mubah.
Para sahabat ada yang
menafsirkan riba dalam ayat itu sebagai “hadiah”.
yang dilakukan orang yang
mengharapkan imbalan berlebih.
Sebagian ulama lain
menafsirkan perbedaan penulisan dalam mushaf Al-Quran.
Yaitu kata “riba” pada surat
Ar-Rum ditulis tanpa memakai huruf Arab “wau”.
Dan dalam surah lainnya
memakai huruf Arab “wau”.
KATA KUNCI
Para ulama berpendapat ayat riba bisa dipahami
lewat 3 kata kuncinya, yaitu:
1.
“Adh’afan mudha’afah”.
(berlipat ganda).
أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ
2.
“Maa baqiya minar ribaa” .
(tinggalkan sisa riba).
مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا
3.
“Falakum ru’usu amwaa likum, laa tazhlimuuna wa laa tuzhlamuun”.
Maka bagimu pokok hartamu.
Kamu tidak
menganiaya dan tidak dianiaya.
فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ
وَلَا تُظْلَمُونَ
Dengan memahami kata kunci.
Diharapkan dapat ditemukan
jawaban tentang riba yang diharamkan Al-Quran.
“Apakah hal yang menjadikan
kelebihan itu sehingga hukumnya haram”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2,
5. Tafsirq.com online.
ARTI RIBA (2)
0 comments:
Post a Comment