Saturday, May 15, 2021

9609. SEKILAS KISAH NABI MUSA DAN FIR'AUN

 


SEKILAS KISAH NABI MUSA DAN FIR’AUN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

KEPANIKAN FIRA'UN

 

Saat mengetahui Nabi Musa akan pulang ke Mesir.

 

 

Setelah bertahun-tahun tinggal  di tempat pengasingan di kota Madyan.

 

 

Fir’aun dan pembesarnya mulai panik dan gusar.

 

 

Karena  kehadiran Nabi Musa dinilai

membawa dampak sosial dan politik sangat besar.

 

 

Hingga berpotensi menggoyahkan singgasananya.

 

 

Fir’aun dan pembesarnya menjadi  panik.

 

Kemudian Firaun memprovokasi,  melecehkan Nabi Musa dan pengikutnya.

 

 

Fir’aun dan para pejabatnya mempengaruhi masyarakat.

 

 

Fir’aun mengatakan bahwa Nabi Musa adalah manusia biasa dan pengikutnya hanya segelintir orang saja.

 

 

Al-Quran surah Asy-Suara (surah ke-26)  ayat 54.

 

إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ

 

(Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israel pengikut Musa) benar-benar golongan kecil.

 

 

 

Tapi setelah melihat fakta ternyata pengikut Nabi Musa sangat banyak dan membludak.

 

 

Fir’aun dan pembesarnya semakin panik.

 

 

Fir’aun terus menjelekkan Nabi Musa dan pengikutnya lewat provokasi.

 

Dengan mengatakan Nabi Musa dan pengikutnya adalah kaum  fasik.

 

 

Al-Quran surah Az-Zukhruf (surah ke-43)  ayat 54.

 

 

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

 

Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.

 

 

 

Ketika Fir'aun merasa gagal dengan provokasinya.

 

 

Karena ternyata simpati publik semakin besar dan tidak terbendung kepada Nabi Musa.

 

 

Fir’aun dan pejabatnya  mengancam keselamatan Nabi Musa.

 

Mengintimidasi rakyatnya dengan mengatakan bahwa Nabi Musa layak dibunuh.

 

Karena Nabi  Musa punya niat jahat saat kembali ke Mesir.

 

 

Yaitu hendak mengganti agama,  merusak tatanan sosial, dan budaya yang telah mapan dan kokoh.

 

 

Al-Quran surah Ghafir (surah ke-40) ayat 26.

 

 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَىٰ وَلْيَدْعُ رَبَّهُ ۖ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ

 

Dan berkata Fir'aun (kepada pembesarnya): "Biarkan aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi".

 

 

Dari Al-Quran kita tahu.

 

 

Akhirnya Nabi Musa berhasil menumbangkan kecongkakan dan tirani Fir'aun.

 

 

Memang, sejarah sering berulang.

 

 

 Dan itu salah satu kehebatan Al-Quran yang selalu relevan dan aktual.

 

 

Tidak seperti yang dikatakan orang-orang kafir.

 

 

Bahwa Al-Quran isinya hanya dongeng masa lalu.

 

 

Al-Quran surah Furqan (surah ke-25) ayat 5-6.

 

 

وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَىٰ عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

 

Dan mereka berkata: "Dongengan-orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakan dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang".

 

 

قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

 

Katakan: "Al-Quran diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

 

 

(Sumber detik.news).

 

 

0 comments:

Post a Comment