Wednesday, September 1, 2021

10768. TALIBAN PERANGI AMERIKA BUKAN AFGANISTAN

 



TALIBAN PERANGI AMERIKA BUKAN AFGANISTAN

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 


Wakil Dubes Afghanistan: Taliban Cuma Perangi Pasukan AS.

 

 

Selama 20 tahun terakhir.

 

Fokus serangan kelompok Taliban adalah pasukan Amerika Serikat.

Dan tentara pemerintah Afganistan.

 

Mereka tidak menyerang langsung warga sipil.

 

Seperti yang dilakukan kelompok ISIS Khorasan.

 

Dengan mengebom bandara di Kabul.

 

Dan menewaskan ratusan warga sipil.

 

Taliban menilai AS sebagai penjajah.

 

Karena telah menggulingkan mereka dari tampuk kekuasaan.

 

Yang telah dijalani pada 1996-2001.

 

Tentara dan pemerintah Afganistan dianggap sebagai 'Boneka AS'.

 

 

"Tak ada laporan resmi.

 

Soal kemungkinan terjadi aksi-aksi kekerasan terhadap warga sipil oleh kelompok Taliban.

 

Tapi memang sempat terjadi chaos dan beberapa insiden lainnya.

 

Termasuk penangkapan dan pembunuhan beberapa pejabat dan mantan pejabat.

 

Tapi itu sifatnya lebih motif personal ketimbang tindakan sistematis resmi dari Taliban," papar Wakil Dubes Republik Islam Afghanistan Qais Barakzai kepada Tim Blak-blakan detikcom, Selasa (31/8/2021).

Dia juga menegaskan sejauh yang diketahuinya.

 

Taliban tidak pernah menyerang para penyanyi/musisi dan masyarakat sipil.

 

Yang terkait langsung dengan aparat pemerintahan di Afganistan.

 

Kabar bahwa penyanyi Fawad Andarabi telah dibunuh oleh kelompok Taliban.

 

Belum mendapat konfirmasi resmi dari Kabul.

 

Apakah benar dilakukan  Taliban atau bukan.

 

Qais Barakzai pribadi berharap kabar itu tidak benar.

 

Jika hal itu sangat merusak kredibilitas Taliban di mata dunia.

"Saya berharap Taliban mematuhi janjinya.

 

Untuk memberi amnesti kepada artis atau pelaku seni.

 

Dan semoga ini bukan tindakan terhadap kebebasan seni dan ekspresi," kata Qais Barakzai.

 

 


Sejak menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu.

Taliban telah menyatakan akan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

 

Dan menghargai hak kaum wanita di Afganistan.

 

Sikap ini juga bagian  kesepakatan

 di Doha, Qatar, alias 'Doha Agreement'.

 

Qais Barakzai berharap Taliban memenuhi janjinya.

 

Jika ada para pejabat dan mantan pejabat ditangkap.

 

Sebaiknya dibebaskan.

 

Sebagai wujud amnesti dan rekonsiliasi.

 

Diplomat lulusan Mysore University, Karnataka, India,  berharap.

 

Terjadinya perang saudara antara Kelompok Taliban dan pasukan pemerintah.

 

Dan mereka yang anti-Taliban di bawah komando Ahmad Masoud dapat dihindari.

 

Sebab, rakyat Afganistan telah lelah berperang 40 tahun lebih.

 

 

"Saat ini mereka masih bernegosiasi.

 

Untuk mencegah terjadinya perang saudara," ujar Qais Barakzai.

 

Pada bagian lain.

Dia menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.

 

Atas peran aktif mewujudkan upaya damai antara Taliban dan pemerintah Afganistan sejak 2017.

 

Sebagai negara demokrasi dengan penduduk muslim mayoritas.

 

Indonesia patut menjadi rujukan bagi Afganistan dalam menatap masa depan.

 

(Sumber detiknews)

0 comments:

Post a Comment