ARTI POLITIK ADU DOMBA DALAM
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Politik Adu Domba
Domba adalah
nama binatang
Politik Adu
domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan.
Dengan sengaja membuat
dan menciptakan permusuhan.
Atau konflik dalam
masyarakat.
Sebagian
kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok lain.
Dengan tujuan agar
mereka menjadi lemah.
Sehingga gampang
diatur dan dikalahkan.
Pihak-pihak atau orang
yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan.
Akan dibantu atau
dipromosikan.
Pada saat sama.
Orang dan pihak yang
tidak bersedia bekerja sama.
Akan ditekan dan
dipinggirkan.
Ketidakpercayaan
terhadap pucuk pimpinan partai.
Atau kelompoknya
sengaja diciptakan.
Agar partai atau
kelompok itu tidak tumbuh besar dan solid.
Terkadang tidak
hanya ketidakpercayaan.
Bahkan permusuhan pun
disemai.
Teknik dalam adu
domba, yaitu:
1. Agitasi.
2. Propaganda.
3. Desas-desus.
4. Fitnah.
Politik adu
domba sangat subur di tengah perang media.
Yang bebas tak
terkendali.
Penjajahan zaman Belanda
Belanda menggandeng
beberapa pribumi untuk menjadi karyawan mereka.
Dan diberi kehidupan
yang layak.
Tetapi sadar atau
tidak.
Mereka telah
dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya sendiri.
Raja atau
pemimpin di sebuah kerajaan.
Diadu domba dengan
raja lain.
Jika raja tidak mau
bekerja sama.
Maka putra mahkotanya
yang diajak bekerja sama.
Jika raja dan
putranya tidak mau diajak bekerja sama.
Maka mereka mencari
keluarga dekatnya yang dapat diadu domba.
Yang
pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.
Di tengah
masyarakat kita dewasa ini.
Dengan media sangat
liberal.
Praktik adu domba
menjadi tontotan sehari-hari.
Kita secara vulgar
disuguhi berita tentang perseteruan antarkelompok.
Untuk berebut
kekuasaan.
Mereka saling tuding,
saling caci-maki, saling sikut.
Dengan intrik politik
sangat kasar dan kejam.
Penggiringan isu
dilakukan sedemikian rupa.
Untuk saling
menghancurkan.
Kalau masyarakat kita
suka diadu-adu.
Mudah terpancing isu.
Melalap mentah-mentah
berbagai desas-desus.
Sehingga tanpa pikir
panjang langsung terlibat dalam konflik.
Maka
kita sebenarnya masih hidup seperti zaman VOC Belanda.
Atau
kita seperti domba.
Yang
siap diadu kapan saja.
Dan
di mana saja.
Tapi
manusia itu bukan domba.
(Sumber : fb)
0 comments:
Post a Comment