KISAH ANIES BASWEDAN DAN
PROF YAHYA MUHAIMIN DI AMERIKA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Prof Yahya Muhaimin
berkata,
“Anies, daripada kamu
sendirian.
Bayar sewa.
Udah pindah aja ke sini.
Di atas ada kamar.
Selalu kosong kok.”
Pagi itu.
Saya sedang menulis makalah.
Saat Pak Yahya menelpon.
Meminta saya pindah.
Dari apartemen dekat kampus:
University of Maryland.
Ke rumah beliau.
Sebagai Atase Pendidikan di
Washington DC.
Beberapa kali beliau
mengulang.
Sampai akhirnya saya pindah.
Dan tinggal di lantai atas
rumahnya.
Di kawasan elit
Bethesda, Maryland.
Setelah tinggal di rumahnya.
Kami diskusi hampir tiap
malam.
Sampai lulus program Master.
Dan saat akan meninggalkan
Washington.
Pun berangkatnya dari rumah
Pak Yahya.
Belajar banyak dari seorang
cendikiawan.
Yang amat baik hati itu.
------
Suatu sore.
Tiba di apartement.
Setelah dari kampus.
Terlihat sebuah amplop ada
di kotak surat.
Tertulis nama pengirimnya:
Yahya Muhaimin.
Saat dibuka.
Hanya berisi 1 lembar uang
100 dollar.
Yang dimasukan dalam
lipatan kertas HVS polos putih.
Tidak ada tulisan apapun.
Hanya 1 lembar uang.
Saat itu.
Saya sudah mahasiswa
program doktor di Illinois.
Sudah pindah dari rumah
beliau yang di Maryland.
Jaraknya lebih dari 1.100
km.
Langsung masuk apartemen.
Dan telepon Pak Yahya.
Beliau tertawa sambil
bilang,
“Saya kemarin ingat kamu.
Mungkin kamu lagi susah.
Kuliah doktor itu berat.
Apalagi kalau sudah ada
anak.
Selalu kekurangan biaya.
Dulu waktu saya kuliah juga
gitu.”
Itu bukan cuma sekali.
Tapi berkali-kali.
Tiap beberapa waktu.
Beliau selalu kirim amplop
tanpa kata.
Berisi selembar uang 100
dolar.
Uang itu bagi kami.
Yang bea-siswanya sangat
pas-pasan.
Terasa luar biasa bernilai.
April 2021.
Kami mampir ke rumahnya.
Di Bumiayu, Brebes, Jawa
Tengah.
Saat itu mendengar kabar.
Bahwa beliau kurang sehat.
Kami ngobrol.
Cerita banyak hal.
Fisiknya memang lebih lemah.
Tapi pancaran wajahnya
tetap terang.
Wajah jernih seorang
cendikiawan.
Yang amat-amat alim.
Kemarin beliau berpulang.
Allah panggil pulang.
Seorang yang amat mulia
hatinya.
Amat teduh akhlaknya.
Pribadi yang amat dalam
komitmennya.
Untuk memajukan umat.
Beliau memang dosen di UGM
di Jogja.
Tapi selama itu pula.
Selalu berkiprah memajukan
pendidikan.
Di kampung halamannya di
Bumiayu.
Kami yakin.
InsyaAllah.
Allahyarham Pak Yahya
dimuliakan di sisiNya.
Dialirkan tanpa henti
pahala padanya.
Lewat ilmu dan amal jariahnya.
Yng luar biasa banyaknya…
Kami semua adalah saksinya.
Allahummaghfirlahu.
Warhamhu.
Wa'afihi.
Wa'fuanhu.
(Sumber Anies Baswedan)
0 comments:
Post a Comment