KISAH PENGALAMAN BEKERJA DI
ARAB SAUDI
Oleh: Drs. H.M. Yusron
Hadi, M.M.
Kisah pengalaman pribadi.
Selama hidup di KSA
(Kingdom Saudi Arabia).
Pada tahun 2008 - 2012.
Tidak ada pikiran atau
niat.
Untuk tinggal di KSA.
Pada suatu saat.
Saya mendapat tawaran kerja
di Jeddah.
Sebagai seorang IT Manager.
Perusahaan FCMG.
Punya banyak kantor cabang
di KSA.
Perasaan saya biasa saja.
Seperti orang mendapat
pekerjaan di LN.
Hanya untuk perbaikan
kehidupan.
Saya bukanl orang sangat
agamis.
Mmalah cenderung moderat.
Saya tak tahu tentang Wahabi,
Sunah, Syiah.
Selama bekerja di Indonesia.
Tidak ada pikiran tentang
itu.
Sebagai muslim.
Saya salat, puasa, zakat,
haji.
Ikut pengajian, zikir akbar.
Saya ke KSA untuk bekerja.
Saya lebih dulu.
Keluarga menyusul.
Selama tinggal di KSA,
Saya mulai merasa ada
sesuatu.
Terkadang membuat saya heran.
Tentang hidup orang Arab Saudi.
Negara tandus diberkahi
Allah.
Menjadi contoh dan bukti.
Kebenaran janji Allah.
1. Orang
Arab bodoh dan malas.
Saya melihat sendiri.
Betapa santai dan malas
mereka.
Pukul 9.00 masuk kerja.
Pukul 10.00 sudah keluar
kantor.
Minum kopi dulu.
Kerjaan lama selesainya.
Tapi saya heran.
Dalam malas dan santainya
hidup mereka.
Saat Duha dan azan salat
berkumandang.
Mereka bergegas ke Masjid.
Tidak ada kompromi.
Meskipun sedang rapat.
Atau mengerjakan sesuatu.
Tidak menawar.
Saat waktu salat tiba.
Semua orang Arab menghilang.
Hanya 1 -2 pekerja tinggal
di kantor.
Mereka bukan orang Arab.
Tapi orang India, Pakistan,
dan Philipine.
Al-Quran surah At-Thalaq:
2-3.
“…Barang siapa bertakwa
kepada Allah.
Niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari
arah yang tidak diduga…”
Pekerjaan bukan yang utama
buat mereka.
Mereka sangat yakin rezeki
dari Allah.
Bekerja buat mereka.
Hanya menunggu waktu salat.
Arab Saudi.
Negeri gurun tandus dan
kering.
Tetapi semua penduduknya
kaya.
Hidup mereka sangat
terjamin.
Meskipun tidak punya skill.
Pekerjaan biasa saja.
Tapi hidup mereka lebih baik.
Indonesia kaya minyak.
Ada emas, batubara, hutan, kayu,
hujan, pertanian.
Tetapi orang Arab Saudi
lebih kaya.
Hidupnya santai.
Dari mana dapat uang?
Kita di Indonesia.
Semua bekerja keras.
Untuk mendapat uang.
Malah ada yang azan Subuh.
Sudah berangkat.
Untuk mengejar rezeki.
Orang Arab Saudi.
Tidak harus berangkat Subuh.
Subuh waktunya salat.
Mereka tertawa.
Saat saya cerita di Jakarta.
Banyak orang jalan kerja.
Saat Subuh.
Mereka kita sebut malas.
Tapi mereka bertakwa.
Pemerintah bertakwa.
Menjalankan hukum syariah.
Rezeki bangsa banyak dan
tak terduga.
Arab Saudi punya banyak
minyak.
Yang menemukan orang
Amerika.
Bukan orang Arab.
Orang kafir susah payah
cari minyak.
Muslim bertakwa menikmati
hasilnya.
Kerajaan Arab.
Keluarga Saud sangat
menghormati Ulama.
Pengelolaan uang diatur
hukum syariah.
Ada Zakat.
Tapi TAK ada pajak.
Ada tunjangan untuk rakyat
miskin.
Pembangunan Masjid Haram.
Makin mudah rakyat mendapat
uang.
Arab Saudi sangat
melindungi warga aslinya.
Gaji pegawai negeri.
Minimal 8.000 riyal.
(8.000 riyal x 3.500
rupiah= 28 juta rupiah).
Gaji guru biasa 56 juta
rupiah.
Orang Arab menganggur
digaji 3.000-4.000 riyal
(4.000 riyal x 3.500 rupiah
= 14 juta rupiah).
Sebenarnya gajinya 1.500
riyal.
Tapi dipotong asuransi, dll.
Dia bisa bayar pembantu.
Dalam buku Satanic Finance.
Tulisan A Riawan Amin.
Mantan direktur bank
Muammalat.
Bahwa Riba/interest/Bunga.
Berakibat orang bekerja
lebih keras.
Untuk membayar bunga utang.
2. Surga di
Telapak Kaki Ibu!
Orang Arab bodoh.
Itu stigma saya dapat
sebelumnya.
Poin ini juga membuat saya
terbuka hati dan iman.
Maya mengenal rahasia hidup
sunah.
Sebagai manajer.
Saya punyai beberapa staff,
ada orang Yaman, India, Arab.
Saya ceritakan staf yang
orang Arab.
Dia masih muda, tinggal
bersama orang tuanya.
Suatu hari dia tidak masuk,
tanpa kabar yang jelas.
Padahal saya perlu dia.
Kemudian saya telpon dia
untuk menanyakan kenapa dia tidak masuk hari ini.
Dia bilang badan nya agak
kurang sehat, tapi dia menjelaskan walaupun kurang sehat sebenarnya masih kuat
untuk ke kantor.
So saya bilang kenapa gak
ke kantor saja?
saya perlu kamu. Agak kesal
juga saya mendengarnya (dasar Arab males).
Dengan sangat sopan tapi
yakin dia menjawab: Tidak di izinkan oleh "ibunya".
WOW makin kesel saya, agak
sedikit mengancam saya memaksa dia untuk masuk!
Dan ini jawaban anak Arab
itu yang membuat saya terpana: "Malis Mudir" (Maaf Boss), saya lebih
baik dipecat sama anda, daripada saya melawan keinginan ibu saya, beliau
memaksa saya untuk istirahat dan tidak berangkat, buat apa kerja kalau tidak
didoakan ibu saya!?
PLAK serasa ditampar muka
saya.
Ummi is everything, ummi is
the boss..
Hanya orang yang beriman
tinggi yang meyakini sunnah dan hukum Allah yang berani bicara seperti ini, dia
masih jauh lebih muda dari saya.
Allahu akbar, saya jadi
ingat sama ibu saya, kalau kita di Indonesa, permintaan ibu seperti itu tidak
akan kita anggap, malah kita akan memarahi ibu kita, atau protes atau
menentangnya: "Kalo ibu larang, saya pasti dipecat dong bu atau
semacamnya" .
Masya Allah. Anak muda Arab
ini sangat yakin, bahwa ibunya, doa ibunya yang akan bisa menyelamatkan dia,
bukan si Boss di kantor.
Kadang dari sudut pandang orang
sekuler, menuruti keinginan ibu yang gak jelas itu, adalah suatu kebodohan, ya
kebodohan, seperti bayangan saya terhadap anak Arab itu, bego banget sih?
Setelah sekian tahun saya
menyadari, ternyata kebodohan yang fatal sebenarnya adalah melawan dan menyakiti
ibu.
Banyak anak2 zaman sekarang
yang hidupnya hancur, berantakan, karena melawan dan menyakiti ibunya, atau
ibunya tidak mampu mendoakan anak2nya, karena buta agama. Di Arab, saya bisa
melihat begitu besar bakti anak kepada ibunya, pada saat umrah, saya pernah
melihat seorang laki2 yang mendorong ibunya dengan kursi roda melawan arus
jalan orang yang ramai, laki2 itu dimarahi oleh orang2 yang lewat, tapi dia
tetap tidak peduli, dia hanya ingin menuruti keinginan ibunya untuk didorong ke
arah yang berlawanan. Demi seorang ibu, dia ikhlas dimarahi orang2, yang
penting keinginan ibunya terpenuhi, Masya Allah.
👉3. Kotak Amal?
Di Indonesia, kalo kita
shslat jum'at, atau ada majelis dll, pasti didedarkan sebuah kotak, kotak yang
ada lubangnya seperti celengan, itulah kotak amal. Pertama kali saya jumatan di
sebuah mesjid di Jeddah, saya juga berpikir akan mengalami hal yang sama, saya
sudah menyiapkan beberapa lembar uang riyal untuk saya masukkan nantinya ke
kotak amal. Setelah shalat Jum'at, saya baru sadar ternyata tidak ada kotak
amal, padahal saya sudah niat sedekah. Saya clingak clinguk mencari kotak, tapi
sama sekali tidak ada. Alhasil, saya bertanya kepada seorang jemaah Arab, saya
mau sedekah ke mesjid, dia sambil tersenyum menjelaskan, gak perlu, masjid2 di
sini sudah ditanggung operasionalnya oleh orang2 kaya Arab, mereka tidak perlu
lagi meminta uang ke jemaah. Kalaupun ada malah masjid yang memberi uang kepada
jemaah yang membutuhkan, jadi masjid di sana biasanya menjadi tempat mengadu dan
tempat memohoh bantuan. Dan menurut mereka, untuk ukuran pekerja asing seperti
kita, kita tidak diwajibkan bayar zakat, malah harusnya diberi infaq dan
sedekah. Bayangkan, kita ini orang2 asing yang harus diberi sedekah, karena
yang "berhak" memberi sedekah dan zakat adalah orang Arab si tuan
rumah, wow...
Ulama-ulama pun,
kehidupannya dijamin oleh pemerintah, tidak harus menerima dari jemaah, jadi
tugas mereka penuh hanya untuk mendidik rakyat dan ummat untuk menjadi muslim
yang sunnah dan syarii.
👉4. Alhamdulillah Kebanjiran dan Kecopetan
Orang Arab yang Aneh!
Mungkin kita berpikir seperti itu. Salah satu ke-Ihsanan yang tinggi adalah
menyikapi musibah dengan bersyukur (ini saya dapat dari salah satu Ustadz
Sunnah di Jakarta baru2 ini). Saya benar2 mengalami hal di atas saat dulu waktu
di Arab, dan belum menyadari ilmu ini. Saat itu saya ingat banjir besar di
Jeddah tahun 2011 awal, beberapa rumah dan apartement terendam banjir, mobil2
terbawa arus, buat mereka ini sesuatu yang luar biasa. Salah satu orang Arab
kenalan saya, rumahnya juga hancur terendam banjir, sebagai teman saya ingin
menyampaikan keprihatinan saya. Yang saya heran dia hanya mengucapkan
'Alhamdulillah, Alhamdulillah', berulang ulang. Waktu saya berpikir apa mungkin
dia menjadi stress ya? aneh juga...
Kejadian ke dua, saat istri
saya mengalami musibah kecopetan. Karena yang hilang adalah surat2 penting,
seperti ID-Card maka kami harus melaporkan ke Polisi. Setelah membuat laporan
di hadapan Kepala Polisi tersebut hanya mengatakan: 'Alhamdulillah,
Alhamdulillah'. Saya masih belum mengerti apa maksudnya, istri saya juga, dia
menjadi kesal karena kita mendapat musibah ko dia malah bilang Alhamdulillah...
Ya begitulah, cara2 islami orang Arab dalam mensikapi musibah. Mereka selalu
menunjukan dengan rasa syukur bukan minta dikasihani dan berlarut larut dalam
kesedihan.
👉5. Doa untuk Jenazah
Beberapa kali saya
mendatangi kerabat yng meninggal di Arab, pernah orang Indonesia, pernah juga
orang Arab. Jarang sekali saya dapati, ada jenazah disemayamkan di rumah,
prosesi pemandian, pengkafanan tidak dilakukan dirumah/apartemen. Tapi ditempat
khusus. kemudian langsung di bawa ke masjid untuk dishalatkan, lalu dimakamkan.
Untuk beberapa orang Arab yg khusus, ada yang sengaja dibawa ke Masjidil Haram
untuk dishalatkan di sana. Kebetulan ada orang tua pemilik perusahaan tempat
saya bekerja meninggal dan kami turut pergi ke Mekkah untuk menshalatkan orang
tua beliau di Masjidil Haram. Pada waktu shalat, ternyata ada beberapa jenazah
lain yang akan dishalatkan juga didepan ka'bah. Yang menarik pada waktu jenazah
akau diletakkan di depan Ka'bah, ratusan jemaah berebutan untuk mengusung
jenazah2 tersebut, kita tidak mengenal siapa mereka, dan merekapun tidak
mengenal siapa jenazah yang mereka usung.
Saya merasa agak aneh, saya
pikir mereka bagian dari keluarga, ternyata tidak. Mereka berebutan satu sama
lain untuk memegang tandu jenazah untuk dibawa ke depan Ka'bah. Setelah saya
tanyakan mengapa seperti itu, teman saya menjelaskan, pahala mengusung jenazah
itu sangat besar apalagi kalau jenazah orang mulia dan ini kita berada di
Masjid Haram, pahalanya akan dilipatkan lebih besar lagi. (Ini yang tidak ada
di indonesia, kalau perlu kita bayar orang untuk mengusung jenazah keluarga
kita, soalnya berat).
Satu hal lagi yang menarik
pada prosesi pemakaman, setelah jenazah dikuburkan, jemaah diperkenankan
berdoa, tetapi mereka menekankan dengan tegas, berdoa menghadap kiblat, tidak
menghadap ke kuburan. Jadi semua orang yang ada di kuburan, berdiri di tempat masing2,
berdoa menghadap kiblat, tidak seperti di Indonesia, kita berdoa disekeliling
kuburan mayit. Mereka sangat mengingatkan hal ini, terkait dengan kemungkinan
adanya unsur syirik, kalau berdoa menghadap kuburan. Subhanallah...
👉6. Kesetaraan Gender, Family Country
Hak-hak perempuan sangat
rendah di Saudi Arabia, itu yang sering kita dengar. Termasuk pemahaman saya
juga saat itu, karena di Saudi, wanita tidak boleh menyetir, tidak boleh ke
kuburan, dan lain-lain. Hal itu pulalah yang dibesar-besarkan oleh media barat
dan pembela HAM. Padahal kalau mau dipahami lebih dalam, mengapa mereka
memperlakukan seperti itu?
Iya, sejatinya karena
perempuan adalah mahluk "Mulia", yang harus dilindungi, dilayani,
didahulukan, fan dihormati. Sebagaiman perempuan sebenarnya. Mereka tidak perlu
bekerja mencari nafkah (janda2 disantuni pemerintah), tidak perlu antri, kalau
ada perempuan mereka didulukan, yang laki2 harus ngalah.
*Beberapa Pengalaman
Terkait Masalah ini:
6•1. Pintu Mall yang utama
hanya boleh dimasuki oleh perempuan dan keluarga, untuk single laki2 tidak
boleh lewat pintu utama, harus lewat pintu samping yang jauuh;
6•2. Dalam urusan antri,
golongan yang paling sial adalah para lelaki, mereka harus mengalah dan mundur
ke belakang kalo ada perempuan, dalam beberapa situasi biasanya ada antrian
khusus perempuan, dan biasanya mereka dilayani lebih cepat di bandingkan
antrian laki-laki. Makanya kalo di MacDonald, Al-Baik, saya biasanya ajak istri
saya, biar dia saja yang antri;
6•3. Dalam situasi apapun,
perempuan selalu dibenarkan, walaupun mungkin membuat kesalahan, kalau ada
masalah atau apapun, yang akan diminta tanggung jawab adalah laki-laki. Saya
pernah melihat, seorang perempuan menyebrang sembarangan dan mendadak,
menyebabkan mobil yang lewat menginjak rem sekuat2 nya, sehingga hampir terjadi
kecelakaan, tetap polisi tidak akan menyalahkan perempuan; dan
6•4. Perempuan dan keluarga
adalah segalanya. Kalau kita bepergian, kalo di Indonesia, perempuan dan lelaki
dalam satu mobil tidak akan menjadi masalah, beda di Saudi Arabia. Kalian akan
dituduh zina, kecuali bisa membuktikan anda suami istri. Beda ceritanya kalo
anda berdua di mobil dan di dalamnya ada anak2, berarti anda adalah keluarga,
untuk keluarga siapapun tidak bisa/berani menganggu, baik polisi, keamanan,
keluarga selalu diutamakan. Mereka didahulukan di mana saja, di restoran ada
tempat untuk Family/Women dan Man (mereka dipisah antara Bujangan,
family/women). Buat yang masih bujangan, harus siap mental untuk
dikebelangkangkan, dipinggirkan, dan dicurigai. Makanya cepat nikah.
👉7. Tingkat Keamanan yang Tinggi;
Saudi Arabia, walaupun
terdapat jutaan pekerja Asing, dari tukang sampah sampai direktur.
Pemerintahnya sangat melindungi dan mendahulukan rakyatnya daripada kita para
pendatang ini. Dalam beberapa urusan administrasi kependudukan, antrian akan
selalu dibedakan antara orang asing dan warga negara Arab dan antrian penduduk
Arab asli akan didahulukan. (Beda dengan indonesia, Asing dan Aseng seperti
China2 dan Bule kaya diduluin, pribumi ngalah).
Belum lagi mengenai ktp
untuk orang Asing (Iqamah), Saudi Arabia memiliki system online yang canggih
untuk membuat orang asing tidak berkutik dan macam2, karena data iqamah kita
langsung online ke data biometrik di imigrasi (sidik jari, kornea mata) dan
apabila kita bikin SIM, data akan terhubung langsung. Saya ada contoh, teman
saya orang India, dia pernah melakukan pelanggaran lalu lintas dan kena tilang,
tapi tilangnya dia tidak bayar2. Pada saat dia ingin cuti pulang ke negaranya,
di imigrasi tidak dikasih keluar, dia harus bayar denda 2000 riyal, karena data
tilangnya muncul di imigrasi. Itu baru data pelanggaran lalu-lintas, lalu
bagaimana dengan data pelanggaran hukum lainnya, spt berkelahi, mencuri, dll, pasti tercatat secara online. Kalau sudah
berat, biasanya orang asing sudah tidak bisa masuk lagi ke Saudi, dan data
orang ini juga bisa dicek di seluruh negara2 teluk, karena sistem informasi
mereka saling terhubung. Walaupun mengganti nama di passport, tetap bisa
dilacak dari sidik jarinya.
Contoh berikutnya adalah
saya sendiri, waktu proses pembuatan SIM mobil di Saudi Arabia, setelah
mengikut testing, pada waktu pembuatan SIM tidak ada proses foto, jadi saya
berpikir di SIM itu tidak ada fotonya. Setelah SIM nya jadi, saya liat ada foto
saya, saya heran kapan saya fotonya? Setelah saya amati dengan seksama, foto
itu adalah foto saya waktu masuk pertama kali ke Arab Saudi, foto itu dibuat di
imigrasi, jadi saya berkesimpulan data imgrasi saya langsung terhubung ke data
SIM saya.
Bandingkan dengan
indonesia, orang asing bisa bebas melakukan apasaja, menipu, mabok, buka
warung, jualan narkoba, tanpa ada catatan di imigrasi, mereka bisa bebas kabur
begitu saja, dan masuk lagi tanpa hambatan, apalagi sekarang banyak juga yang
bisa bikin ktp palsu..
*Tidak Ada Gading yang
Retak!
Sebaik2nya sesuatu pasti
ada kurangnya juga, di sana juga ada Abu Lahab dan Abu Jahal, di samping ada
orang2 baik hati. Ada polisi korup, ada tukang tipu, samalah dengan Indonesia
atau negara lainnya. Jadi saya anggap, kalau suatu kejelekan atau aib itu bisa
terjadi dimana saja.
Cerita ini saya tulis bukan
untuk menjadi ajang perdebatan, tetapi saya berharap menjadi sumber inspirasi
betapa negara yang berdasarkan Syariat Islam murni adalah tempat terbaik sesuai
janji Allah.
Tentunya tidak lepas dari
keterbatasan ilmu dan wawasan, semua ini murni pengalaman pribadi dan tidak
untuk merendahkan atau menjelek2an siapapun. Dan saya mohon maaf sebesar2 nya
kalau ada kesalahan kata2.
#Semoga menjadi bahan
pencerahan buat yang membacanya, seperti apakah sebenarnya KSA itu.
(Sumber Ridwan)
(Pernah tinggal dan bekerja di KSA).
0 comments:
Post a Comment