IBADAH HAJI DAN PAMER KEKUATAN ISLAM GLOBAL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Ibadah haji.
Terkait erat dengan pengalaman rohani Nabi Ibrahim.
Ada 3 keistimewaan Nabi Ibrahim.
Tak dimiliki nabi lain.
Dicerminkan dalam kegiatan ibadah haji.
Yaitu:
1)
Nabi Ibrahim menemukan Allah.
Lewat pencarian
dan pengalaman rohani.
2)
Nabi Ibrahim ubah kebiasaan mengorbankan
manusia sebagai tumbal.
Dibatalkan oleh
Allah dan diganti korban hewan ternak.
3)
Nabi Ibrahim satu-satunya nabi.
Mohon agar
diperlihatkan cara Allah menghidupkan makhluk mati.
Permohonan itu
dikabulkan Allah.
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, dan keyakinan akan adanya hari
akhir.
Makna terdalam tiap amalan ibadah haji.
Jika orang mengerjakan ibadah haji.
Tanpa menghayati.
Maka tak punya banyak arti.
Bagi jiwa manusia.
Nabi Ibrahim kumandangkan.
Bahwa Allah Tuhan sekalian alam.
Bukan Tuhan satu ras dan bangsa tertentu.
Bukan Tuhan yang terbatas.
Untuk satu periode tertentu.
Raja yang menyembah api.
Bertanya kepada Nabi Ibrahim,
“Jika kamu tak mau menyembah patung.
Mengapa kamu tak menyembah api?”
“Karena air dapat memadamkan
api,” jawab Nabi Ibrahim.
Raja melanjutkan,
”Kalau begitu, mengapa kamu tidak menyembah air?”
“Karena awan mengandung air lebih wajar daripada air," jawab
Nabi Ibrahim.
Raja berkata,
”Jika demikian, maka sembahlah awan!"
“Angin yang menggiringnya lebih berkuasa daripada awan,” jawab Nabi
Ibrahim.
Raja berkata,
”Kalau demikian, mengapa kamu tidak menyembah angin?"
“Manusia dapat menghembuskan dan menarik angin lebih hebat daripada
angin”, jawab Nabi Ibrahim.
Sebagian ulama berpendapat.
Bahwa ibadah haji ibadah murni.
Tak sah dicampur aktivitas kedunia.
Seperti bissnis dan politik.
Pendapat ini ada benarnya.
Tapi tidak sepenuhnya benar.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 197.
Bicara tentang larangan bercumbu, berkata cabul, dan bertengkar.
Sebagian sahabat Nabi Muhammad menduga.
Bahwa larangan itu.
Mencakup larangan bisnis.
Sebab sering terjadi pertengkaran.
Dugaan diluruskan Al-Quran.
Surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 198.
Bahwa tidak ada dosa bagimu.
Mencari rezeki karunia dari Allah.
Dengan bisnis pada musim haji.
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا
فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ ۚ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ
مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia
(rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka jika kamu telah bertolak dari
Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masyaril-haram. Dan berzikirlah (dengan
menyebut) Allah sebagaimana ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang sesat.
Dalam bidang politik juga dibolehkan.
Asalkan dengan cara sehat dan santun.
Jadi terlarang jika ganggu kekhusyukan jamaah.
Dalam ritual ibadah haji dan umrah.
Nabi Muhammad perintahkan umat Islam.
Mengikuti cara beliau dalam ibadah haji.
Ketika Nabi tawaf.
Berjalan kaki keliling Kakbah 7 kali.
Pada 3 putaran pertama.
Nabi berlari-lari kecil.
Ibnu Abbas menjelaskan.
Nabi Muhammad berlari-lari kecil.
Sewaktu tawaf keliling Kakbah.
Sebab ada isu.
Bahwa Nabi Muhammad dan para pengikutnya.
Dalam kondisi payah dan lemah.
Ketika orang musyrik Mekah mengintip.
Menyaksikan kebenaran isu.
Nabi Muhammad dan para
sahabat.
Berlari-lari kecil.
Untuk membantah desas-desus.
Nabi Muhammad dan para sahabat.
Tawaf keliling Kakbah 7 kali.
Juga semacam “show of force”.
Pamer kekuatan pada lawannya.
Setelah tawaf 3 putaran.
Para pengintip membubarkan diri.
Hanya pada sisi Kakbah tertentu.
Nabi Muhammad dan para sahabat.
Berlari-lari kecil.
Sebab pengintip melihat dari sisi itu.
Nabi Muhammad dan para sahabat .
Melakukan sai.
Berjalan kaki bolak-balik 7 kali.
Dari Sofa ke Marwa.
Nabi Muhammad dan para
sahabat.
Juga berlari-lari kecil.
Untuk tujuan serupa.
Kesimpulan.
Ada tujuan non-ibadah murni.
Diperagakan Nabi Muhammad dan para sahabat.
Saat ibadah haji/umrah.
Dianjurkan diteladani.
Oleh seluruh umat Islam.
Tapi, jangan sebut.
Ibadah haji Nabi Muhammad dan para sahabat.
Sebagai ibadah politik kotor.
Nabi Muhammad berpolitik.
Berdasar nilai etika, tata karma.
Dan moral mulia.
Cara Nabi Muhammad dalam berpolitik.
Yaitu:
1)
Memakai cara santun.
2)
Menggunakan etika baik.
3)
Bermoral mulia.
4)
Tidak mengandung kecurangan.
5)
Bertujuan meraih bahagi hidup dunia
dan akhirat.
6)
Mengharapkan rida Allah.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati.
Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
%20-%20Copy.bmp)
.bmp)
%20-%20Copy.bmp)
.bmp)
.bmp)
.bmp)
.jpg)
%20-%20Copy.jpg)
0 comments:
Post a Comment