Friday, March 8, 2019

1982. NIKMAT DICUKUPKAN








NIKMAT DICUKUPKAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang agama disempurnakan dan nikmat dicukupkan? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    AL-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 3.

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

      “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2.    Asbabun nuzul (penyebab turunnya) surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 3.
a.    Hibban bin Abbas menjelaskan,”Saya dan para sahabat sedang berkumpul bersama Nabi Muhammad. Saya sedang memasak daging bangkai. Tidak lama kemudian Allah menurunkan  ayat ini, yang mengharamkan bangkai.  Setelah itu, saya menumpahkan periuk berisi daging bangkai itu.”
b.    Ibnu Abbas menuturkan, “Pada hari Jumat, tahun 10  Hijriah, setelah Asar, Nabi Muhammad mengerjakan Haji Wada (Haji Perpisahan), beliau memberikan nasihat kepada para jamaah saat wukuf di Arafah.
c.    Di sela-sela Rasulullah berkhotbah, malaikat Jibril datang menyampaikan ayat ini, yang artinya, ”Pada hari ini, telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,…Aku meridai Islam sebagai agamamu.”
d.    Menurut Tim Penerjemahan Kementerian Agama.
1)    Kata “Akmaltu” diterjemahkan “Aku sempurnakan”.
2)    Kata “Atmamtu” diterjemahkan ”Aku cukupkan”. 
3.    Kata “sempurna” (menurut KBBI V) bermakna “lengkap, komplet, utuh dan lengkap segalanya, tak bercacat dan bercela”.
4.    Kata “cukup” bermakna “tidak kurang, sudah memadai, tidak perlu ditambah lagi, dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan dan sebagainya”.
5.    Al-Quran menggunakan keduanya untuk makna yang sama, tetapi tidak serupa.
a.    Akmaltu diartikan “menghimpun banyak hal yang semuanya sempurna, dalam satu wadah yang utuh”.
b.    Atmamtu diartikan “menghimpun banyak hal yang belum sempurna, sehingga menjadi sempurna”.
6.    Agama disempurnakan dan nikmat dicukupkan.
7.    Agama disempurnakan artinya semua petunjuk agama yang beraneka ragam itu masing-masing sudah sempurna.
a.    Petunjuk tentang salat, zakat, nikah, jual beli, dan sebagainya yang disampaikan Al-Quran semuanya sudah sempurna.
b.    Dihimpun dalam satu wadah yang bernama “din” atau agama Islam.
8.    Nikmat dicukupkan artinya banyak nikmat Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi semua nikmat tersebut masih kurang.
a.    Meskipun, semua nikmat tersebut digabungkan masih belum sempurna.
b.    Akan menjadi sempurna apabila semua nikmat tersebut digabungkan dengan petunjuk Allah.
9.    Apabila kita memperoleh kenikmatan berupa harta benda dan kekayaan, tetapi  tanpa petunjuk agama, berapa pun besarnya harta kekayaan kita, itu masih belum sempurna.
10. Begitupun, nikmat dan karunia yang lainnya, semuanya masih kurang apabila tanpa disertai dengan petunjuk agama.
11. Kata “din” (agama) dan “dain” (utang) berasal dari akar kata yang sama dan mempunyai kaitan makna yang erat.
12. Orang yang beragama berarti berusaha mensyukuri nikmat Allah, berusaha membayar “utang” dan “balas budi”.
13. Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita sangat banyak, sehingga kita tidak mampu menghitungnya.
14. Kita datang menghadap Allah sambil berkata,”Ya Allah, saya tidak mampu membayar utang. Oleh karena itu, saya datang menyerahkan wajahku kepada Engkau.”
15. Inilah Islam yang berarti penyerahan diri kepada Allah.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
4.    Tafsirq.com online


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment