Friday, March 8, 2019

1983. TAKDIR





TAKDIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Description: D:\2. data Yusronhd\4. data foto yusron\foto jas yus\11140245_1103006249714668_2705575064205193408_n.jpg

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang takdir dalam kehidupan manusia? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.  
1.    Kata “taqdir” berasal dari kata “qadar” yang artinya “ukuran, kadar, atau batas”.
2.    Matahari beredar di tempat peredarannya, itulah takdir, batas, atau ukuran yang ditetapkan oleh Allah Yang Maha Perkasa.

3.    Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 38-39.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

      “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian takdir (ketetapan) Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami takdirkan (tetapkan) bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) dia kembali sebagai bentuk tandan yang tua.”

4.    Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 1-2.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
 
      “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menakdirkan (menetapkan) ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”

5.    Segala sesuatu yang berada di alam semesta, mulai dari yang kecil hingga yang besar, semuanya berdasarkan takdir (ketetapan) Allah.

6.    Al-Quran surah At-Tallaq (surah ke-65) ayat 3.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

      “Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

7.    Al-Quran surah Al-A’la (surah ke-87) ayat 1-5.
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى
      الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ

فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ
      “Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi. Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya) dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.”

8.    Segala sesuatu yang berada di alam semesta ini, semua ukurannya telah ditetapkan secara terperinci dan presisi oleh Allah, itulah takdir atau sunnatulah.
9.    Para ilmuwan menyebutnya “hukum alam”, yaitu hukum Allah yang berlaku di alam semesta.
10. Manusia mempunyai takdir sesuai dengan ketetapan Allah.
1)    Manusia tidak dapat terbang seperti burung.
2)    Manusia hidup berada dalam lingkungan takdir Allah, apa saja yang dilakukan oleh manusia semuanya terikat dalam takdir atau hukum Allah.
3)    Takdir atau hukum Allah terhadap manusia merupakan pilihan.
4)    Allah menakdirkan manusia kebebasab untuk memilih, bukan seperti matahari dan bulan yang tidak dapat memlilih.
5)    Manusia dapat memilih takdir atau ukuran yang diambil beserta risiko dan tanggungjawabnya.

11. Umar bin Khattab membatalkan kunjungan ke suatu daerah, karena mengetahui wilayah tersebut terkena wabah penyakit. 
12. Para sahabat bertanya,”Wahai Umar bin  Khattab, apakah kamu menghindar dari takdir Allah?” Umar bin Khattab menjawab,”Saya menghindar dari takdir satu ke takdir lainnya.” 
13. Kadang kala manusia salah menilai takdir.
a.    Ketika mendapatkan suatu bencana atau musibah, dia berkata,”Semua bencana ini terjadi karena takdir Allah”.
b.    Tetapi, ketika mendapatkan kesuksesan atau kenikmatan, dia berkata,”Semua keberhasilan ini hasil kerja keras dan kerja cerdas saya sendiri.” 

14. Jika memang demikian, maka hal itu bertentangan dengan firman Allah surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 79.
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

      “Apa saja nikmat yang kamu peroleh berasal dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Cukup Allah yang menjadi saksi.”

15. Allah Maha Mengetahui segalanya.
1)    Manusia diberi oleh Allah kemampuan untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri.
2)    Ilmu Allah sungguh amat luas, sehingga Allah Mengetahui semua masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang.
3)    Dengan keluasan ilmu Allah, maka Allah mengetahui semua yang akan dipilih manusia untuk masa depannya sendiri.
4)    Apakah manusia memilih jalan yang mengantarkan ke surga atau terjerumus ke dalam neraka?
5)    Semuanya adalah pilihan bebas manusia sendiri dan manusia harus mempertaggungjawabkan semua pilihannya dengan segala akibat dan  risikonya.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
4.    Tafsirq.com online



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment