Wednesday, February 26, 2020

4732. DASAR TAFSIR AL-QURAN


DASAR TAFSIR AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Dalam penafsiran Al-Quran terdapat 2 dasar penafsiran utama.
1)    Asbabun Nuzul (penyebab turunnya ayat Al-Quran).
2)     Takwil (penyingkapan).

2.    Ke-1: Asbabun Nuzul (penyebab turunnya ayat Al-Quran).
1)    Al-Quran tidak turun dalam suatu masyarakat yang hampa budaya.
2)    Dalam menafsirkan ayat Al-Quran harus memahami konteks “asbabun nuzulnya”.
3)    Yaitu faktor penyebab turunnya ayat Al-Quran dan hal yang menyebabkan ayat Al-Quran diturunkan.
4)    Mayoritas ulama mempunyai kaidah “Patokan dalam memahami ayat adalah redaksinya yang bersifat umum, bukan khusus terhadap (pelaku) kasus yang menjadi sebab turunnya”.
5)     Ulama yang lain berkaidah  sebaliknya, yaitu “Patokan dalam memahami ayat ialah kasus yang menjadi sebab turunnya, bukan redaksinya yang bersifat umum”.
6)    Dalam “asbabun nuzul” pasti mencakup peristiwa, pelaku, dan waktu.
7)    Sayangnya, selama ini pandangan menyangkut “asbabun nuzul” dan pemahaman ayat sering hanya menekankan kepada “peristiwa” dengan melupakan “pelaku” dan “waktu”.
8)    Pengertian “asbabun nuzul” dapat diperluas  mencakup “kondisi sosial” pada zaman turunnya Al-Quran.
9)    Pemahamannya dapat dikembangkan melalui “kias”.
10) Kias adalah alasan hukum berdasarkan perbandingan atau persamaan dengan hal yang telah terjadi.

3.    Ke-2:   Takwil atau penyingkapan.
1)    Pemahaman literal terhadap teks ayat Al-Quran sering menimbulkan problem dalam pemikiran, ketika pemahaman tersebut dihadapkan dengan kenyataan sosial, hakikat ilmiah, atau keagamaan.
2)    Pada zaman dahulu, sebagian ulama merasa puas dengan menyatakan “Allahu a’lam” (Allah Yang Maha Mengetahui).
3)    Tetapi, sekarang hal ini kurang memuaskan.  
4)    Para mufasir menggunakan takwil, tamsil, dan metafora.
5)    Takwil adalah penyingkapan.
6)    Tamsil adalah perumpamaan dengan misal.
7)    Metafora ialah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dalam arti sebenarnya.
8)    Memang, literal sering mempersempit makna, berbeda dengan takwil yang memperluas makna yang tidak menyimpang.

4.    Para ulama mengemukakan 2 syarat pokok dalam menakwilkan ayat Al-Quran.
1)    Makna yang dipilih harus sesuai dengan hakikat kebenaran yang diakui oleh para ahli yang memiliki otoritas.
2)    Arti yang dipilih harus dikenal secara popular oleh masyarakat Arab pada zaman awal.

5.    Takwil sangat membantu dalam memahami dan membumikan Al-Quran dalam masyarakat modern sekarang dan masa mendatang.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.     

Related Posts:

  • 760. SAI2TAHALUL MENCUKUR RAMBUT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bertahalul mencukur rambut dalam ib… Read More
  • 759. SAIIBADAH SAI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tingkatan ibadah sai   menurut agama I… Read More
  • 759. SAIIBADAH SAI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tingkatan ibadah sai   menurut agama I… Read More
  • 759. SAIIBADAH SAI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tingkatan ibadah sai   menurut agama I… Read More
  • 760. SAI 2TAHALUL MENCUKUR RAMBUT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bertahalul mencukur rambut dalam ib… Read More

0 comments:

Post a Comment