Wednesday, February 26, 2020

4735. SAINS AL-QURAN

SAINS AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat.
2.    Korelasi antara Al-Quran dengan sains modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara Al-Quran dengan sains modern.
3.    Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uiji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dan dipelajari.
4.    Sains adalah ilmu pengetahuan pada umumnya.
5.    Korelasi antara Al-Quran dengan sains modern minimal menyangkut 2 hal pokok:
1)    Al-Quran mendorong kemajuan sains.  
2)    lsyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan fenomenanya.

A.   Korelasi ke-1: Al-Quran mendorong kemajuan iptek dan tidak menghambat perkembangannya.
1.    Hubungan antara Al-Quran dengan iptek, bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi apakah terdapat ayat Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi ilmu pengetahuan?
2.    Kemajuan sains dan teknologi tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemajuannya.
3.    Sejarah membuktikan Galileo, ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya, tidak mendapatkan tantangan dari suatu lembaga ilmiah, tetapi menghadapi permusuhan dari masyarakat sekitarnya berdasarkan kepercayaan agama, dan Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
4.    Kata “ilmu” dalam Al-Quran berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali.
5.    Banyak ayat Al-Quran yang menganjurkan agar umat manusia menggunakan  penalaran dan akal pikiran.
6.    Al-Quran menjelaskan faktor yang menghambat kemajuan sains dan teknologi, yaitu subjektivitas, dugaan tidak beralasan, dan bergegas mengambil kesimpulan.
7.    Al-Quran Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 78.

لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ


Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada kebenaran.

8.    Al-Quran Al-A’raf (surah ke-7) ayat 79.

فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ


Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat”.

9.    Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 67,  melarang taklid buta (mengikuti tanpa dasar).

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”.

10. Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 36, melarang dugaan tak beralasan.


وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ


Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

11. Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 37, melarang tergesa-gesa mengambil kesimpulan.

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ


Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan segera.

12. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 146, melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran.

سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ

Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya
.
13. Al-Quran surah Al-Isra’ (surah ke-17) ayat 36, melarang mengambil keputusan sebelum memahami masalahnya.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا


Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.

14. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 17.


وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

Kewajiban kami hanya menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.

15. Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 39.

بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ

Bahkan sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim.

16. Al-Quran melarang menilai sesuatu karena faktor eksternal, meskipun  dalam pribadi tokoh yang paling mulia, seperti Nabi Muhammad.
17. Ayat Al-Quran semacam ini mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.

B.   Korelasi ke-2: lsyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta.
1.    Sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Rasulullah, tetapi, isyarat yang mereka ketahui masih sangat terbatas.
2.    Paling sedikit terdapat 3 hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta.
1)    Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia memperhatikan dan mempelajari alam semesta dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
2)    Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi.
3)    Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta bersifat singkat, teliti, dan padat.

18. Ke-1: Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia  memperhatikan dan mempelajari alam semesta dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
1)    Tersirat pengertian manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang mengatur fenomena alam.
2)    Tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan tujuan puncak.

19. Ke-2: Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi.
1)    Presisi adalah ketepatan dan ketelitian yang sangat luar biasa.
2)    Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah, serta manusia dapat membuat kesimpulan tentang hukum alam.
3)    Hukum alam adalah aturan bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam semesta.

20. Ke-3: Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta dan fenomenanya bersifat singkat, teliti dan padat.
1)    Pemahaman dan  penafsiran maksud redaksinya bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.
2)    Hal ini menunjukkan beberapa prinsip pokok.
a.    Setiap umat manusia wajib mempelajari dan memahami Al-Quran yang diyakininya, tetapi bukan berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat yang dibutuhkan.  
b.    Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya.
c.    Umat manusia harus berpikir modern sesuai kemajuan zaman, tetapi bukan berarti setiap orang boleh menafsirkan Al-Quran secara spekulatif dan terlepas dari kaidah penafsiran yang disepakati para ahli.
c.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.     

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment