PENYEBAB
BUTUH BUZZER
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

A. Ada 5
alasan pemerintah perlu buzzer politik.
1. Pemerintah
tidak percaya diri terhadap kebijakan publik yang diputuskan.
2. Pemerintah
yakin kebijakannya salah.
1) Tidak
populis.
2) Mendapat
penolakan masyarakat.
3) Sehingga
harus berlindung di balik tangan pihak ketiga.
4) Para
influencer yang dianggap punya pengaruh, dikerahkan.
5) Diplot
khusus untuk mengkondisikan opini melalui bermacam-macam propaganda.
6) Solah-olah
dukungan murni dari masyarakat.
7) Padahal,
diseminasi informasi itu sudah dimanipulasi sedemikian rupa.
3. Kekuasaan
uang.
1) Menganggap
semua bisa dibeli.
2) Uang bukan
sekadar untuk beli suara dalam pemilu seperti diulas pakar politik Burhanudin
Muhtadi dalam bukunya.
3) Uang,
juga dipakai untuk menggiring dan membentuk opini.
4) Uang,
dipakai membeli dan memborong pencitraan dalam dunia info yang semakin buram
dan tidak jelas.
5) Yang
otentik dan yang manipulatif semakin sulit dibedakan.
4. Produk
politik yang ditawarkan memang tidak laku.
1) Daya
saing dan mutunya rendah.
2) Produk
politiknya adalah sosok politisi, idenya, atau kebijakan politik dari
pemerintah.
5. Buzzer
lebih efektif dan efisien.
1) Hal ini
alasan yang agak rasional.
2) Memakai
buzzer dan influencer lebih efektif dan efisien dibanding memakai media
maisntream.
3) Bandingkan
dengan beriklan di TV misalnya.
4) Video
berdurasi 10 detik harus dibayar ratusan juta hingga miliaran rupiah.
5) tergantung
frekuensi penayangan.
6) Itu
juga belum tentu bisa mempengaruhi audiens.
7) Tapi dengan
modal di bawah 100 juta, seorang politisi atau satu institusi pemerintah dapat publisitas
luas dan terukur dari buzzer dan influencer.
(Sumber: Jusman Dalle Majalah Tempo)
0 comments:
Post a Comment