IRONI
RAKYAT SEKOLAH RENDAH TENTUKAN MASA DEPAN INDONESIA
Oleh: Drs. HM
Yusron Hadi, MM
Mantan
menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Ryaas
Rasyid mengatakan.
Bahwa
sejak dulu dia pesimist.
Sistem
pemilihan umum langsung.
Dapat
menghasilkan pemimpin ideal.
Karena
pemilih yang bodoh.
Tak
punya kapasitas untuk menilai program.
Dan
integritas kandidat yang maju.
"Jika
rakyatnya masih bodoh.’
Maka
tak apa-apa mendapat pemimpin bodoh.
Jangan
harap mendapat pemimpin cerdas.
Jika
yang memilih masih bodoh.
Jadi,
terima saja nasib," kata Ryaas.
Dalam
diskusi bertema:
'Partisipasi
Perempuan dalam Mendukung Agenda Demokrasi Pemilu Serentak.
Tahun
2019', di Jakarta.
Senin
(16/10/2017).
Menurut
Ryaas.
Dengan
kondisi rakyat Indonesia.
Yang
seperti saat ini,.
lebih
baik pemilu dikembalikan ke sistem tidak langsung.
Yaitu
dipilih oleh MPR.
"Saya
tak punya harapan.
Dengan
sistem ini.
Ingin
mendapat pemimpin cerdas, dan kompeten.
Tapi
semuanya batal.
Karena
dipilih rakyat yang masih bodoh.
Karena
rakyat yang bodoh.
Tidak
bisa menilai itu," ucapnya.
Dia
memberi contohnya.
Dalam
kampanye terbuka.
Hanya
sedikit rakyat.
Yang
benar-benar menyimak visi-misi.
Atau
program calon yang maju.
"Sisanya
sudah kepanasan.
Hanya
menunggu door prize.
Atau
penyanyi dangdut.
Rakyat
yang bodoh.
Tak
mungkin bisa menilai program," katanya.
Maka
penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ryaas
berpesan kepada para wanita.
Untuk
mencerdaskan anggota keluarga.
Dan
komunitasnya.
Data
tahun 2020.
Penduduk
Jawa Timur.
Hanya
7,3 persen mengenyam Perguruan Tinggi.
Sumber : Badan Pusat
Statistik (BPS), 6 Desember 2021
Salah satu indikator.
Mutu sumber daya manusia.
Yaitu melihat jumlah
penduduk .
Yang tamat pendidikan tinggi.
Badan Pusat Statistik
(BPS) melaporkan.
Bahwa penduduk usia 10
tahun ke atas di Jawa Timur.
Yang menempuh jenjang
pendidikan hingga perguruan tinggi.
Hanya 7,31 persen
Hal ini salah satu
indicator.
Masih rendahnya tingkat
pendidikan.
Penduduk berusia 10 tahun
ke atas.
Di Jawa Timur.
Padahal kebutuhan
pendidikan lebih tinggi dan memadai.
Sangat perlu dalam membuka
peluang kesempatan lebih baik.
Bagi penduduk.
Terutama terkait ekonomi.
Data
statistic Jawa Timur tahun 2020.
1. Tak punya ijasah =
22,02 persen.
2. SD = 27, 34
persen.
3. SMP = 19,44
persen.
4. SMA = 24,21
persen.
5. Perguruan Tinggi =
7,31 persen.
(Dari
berbagai sumber)
.png)
0 comments:
Post a Comment