UMAT ISLAM TAK HARUS SATU
WADAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran memerintahkan umat
untuk bersatu, karena umat ini adalah umat yang satu.
Al-Quran
surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 92.
إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ
أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
Sesungguhnya
(agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Al-Quran surah Al-Mukminun (surahke-23) ayat
52.
وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ
أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
Sesungguhnya
(agama tauhid) ini, adalah agamamu semua, agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
Kata “umat” terulang 51 kali dalam
Al-Quran dengan makna berbeda-beda.
Umat bisa diartikan “kelompok yang
dihimpun oleh sesuatu, karena persamaan agama, waktu, atau tempat, dengan
pengelompokan secara terpaksa maupun atas kehendak sendiri.”
Tidak hanya manusia yang berkelompok disebut
“umat”, bahkan hewan juga disebut “umat”.
Al-Quran surah Al-An'am (surah ke-6)
ayat 38.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا
فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan
tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidaklah Kami
alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka
dihimpunkan.
Al-Quran tidak menjelaskan jumlah
anggota dalam satu umat.
Ada yang berpendapat satu umat minimal
berjumlah 40 orang atau minimal 100 orang.
Al-Quran memakai kata “umat” untuk orang
yang punya banyak keistimewaan atau jasa.
Al-Quran surat An-Nahl (surah ke-16)
ayat 120 menyatakan Nabi Ibrahim disebut umat karena punya banyak keistimewaan.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ
أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam (umat) yang dapat dijadikan teladan lagi patuh
kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan).
Makna kata “umat” dalam Al-Quran sangat
lentur dan mudah menyesuaikan diri, tidak ada batas minimal atau maksimal untuk
suatu persatuan, yang membatasi hanya bahasa, yang tidak menyebutkan adanya
persatuan tunggal.
Dalam Al-Quran ditemukan 9 kali kata
“umat” digandeng dengan “wahidah”.
Yang ditekankan dalam sifat umat Islam
adalah persatuannya, bukan penyatuannya.
Islam adalah agama yang satu dalam
prinsipnya (ushulnya), dan tidak ada perbedaan dalam akidahnya, meskipun dapat
berlainan dalam perincian ajarannya (furu’nya).
Al-Quran mengakui “kebhinnekaan” dalam
“ketunggalan”.
Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5)
ayat 48 menyatakan jika Allah menghendaki niscaya dijadikan satu umat saja.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا
تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا
مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا
الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di
antaramu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
mengujimu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kembalimu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
Al-Quran tidak menuntut penyatuan umat
Islam dalam satu wadah saja.
Tetapi hendaknya umat Islam mengarah
kepada satu tujuan dan saling membantu menjaga keberadaan masing-masing.
Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3)
ayat 105.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ
تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ
وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat.
Yang dilarang adalah membuat kelompok
yang mengakibatkan perpecahan.
Keluwesan makna “umat” membuktikan Al-Quran
hanya mengamanatkan nilai umum dan menyerahkan kepada masyarakat menyesuaikan diri
dengan nilai umum itu.
Hal ini adalah salah satu keistimewaan
Al-Quran, sehingga Al-Quran selalu sesuai perkembangan di mana pun dan kapan
pun.
Al-Quran tidak mengharuskan penyatuan
seluruh umat Islam ke dalam satu wadah kenegaraan.
Sistem kekhalifahan Utsmaniyah adalah
salah satu bentuk wadah yang bisa dibenarkan, tetapi bukan satu-satunya bentuk
baku yang ditetapkan.
Jika perkembangan pemikiran manusia dan
kebutuhan masyarakat menuntut bentuk lain, maka dapat dibenarkan oleh ajaran
Islam.
Asalkan nilai yang dibawanya dan unsur
lainnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.





