Tuesday, September 1, 2020

5271. NEGARA PINTER TANPA SUMBER ALAM


NEGARA PINTER TANPA SUMBER ALAM
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

A.   PINTERNYA NEGARA MISKIN TAK PUNYA SUMBER DAYA ALAM
1.    Oleh Mardigu WP
2.    Kemarin rapat dengan perusahan Switzerland via zoom kepala saya seperti  tubuh mendapat  makanan lezat buat dikunyah dan ditelan.
3.    Banyak makanan enak di lidah, tapi di telan menjadi sumber penyakit.
4.    Sebaliknya, ada makanan biasa saja bahkan gak enak di lidah, tapi menyehatkan.
5.    Jarang ada makanan enak, lezat, murah, menyehatkan.
6.    Saya penggemar sushi,  makanan itu masuk enak murah menyehatkan.
7.    Mendapat info rapat panjang via zoom perusahaan Swiss itu seperti makan sushi.
8.    Favorit saya, salmon sushi dengan kecap sedikit dan banyak wasabi.
9.    Teleconference  3 lokasi, yaitu Swiss, Singapura dan Indonesia.
10.  Saya dapat info perusahaan itu baru masuk Singapura dengan membangun banyak mini proses refining metal, pemurnian metal.
11. Perusahaan Switzerland  ini agresive membeli dore dan ingot dari penambang besar (Private Major Player di Indonesia ).
12. Termasuk dari "penambang  tanpa ijin" dengan struktur tertentu.
13. Kemudian di refine di singapura.
14. Mereka  saat ini sedang meningkatkan stock  PGM.
15. Mereka membangun di Dubai seperti di Singapura.
16. Dengan bahan baku dari afrika.
17. Asli menarik, trategi yang mereka lakukan.
18. Mereka menghubungi karena nama saya ada dalam nama perusahaan tambang emas di utara Menado  di salah satu pulau utara lndonesia.
19. Mereka ingin mengambil ingot nya, atau dore.
20. Yaitu metal masih bercampur emas kadarnya paling tinggi 50%.
21. Masih ada Ag, masih ada Pt, yang jelas Cu nya paling banyak dari sisa 50% tadi.
22. Mereka perlu semua mineral tadi.
23. Sama yang dilakukan China mengambil nikel dibela pejabat teras multi talent, nikelnya 25%.
24. Dan sisanya?
25. Emangnya isinya pasir.
26. Ada lithium, ada ferro.
27. Wis males kalau dilanjutin.
28. Sebenarnya yang heran adalah fansnya.
29. Asli heran saya.
30. Tanah air di kuras.
31. Bossnya mah gak faham banget.
32. Pejabatnya berlindung di balik “kebaikan” bossnya.
33. Ketika diingatkan banyak kesalahan pejabat itu.
34. Lalu bossnya dan fans bossnya serang balik.
35. Mereka tahunan menikmati kedaulatan menjabat dilindungi bossnya.
36. Pastinya fulusnya meroket aja.
37. Bossnya jujur, baik, sederhana tidak faham bisnis oligarki.
38. Ya menjalankan tugas seperti biasanya.
39. Jadi apa yang dikuras?
40. Ya itu.. 75% di luar nikel. ‘
41. Kembali keperusahaan Swiss tadi, sama kayak Tiongkok.
42. Ambil ingot, dore tapi dibayar hanya gold contentnya.
43. Didiskon lagi karena belum disertifkatkan dan direfine. 
44. Rupanya bisnis ini sudah jalan tahunan.
45. Hanya baru setahun saja refining di Singapura.
46. Seperti biasa begitu saya dapat peluang bicara, saya banyak tanya mereka.
47. Mau apa dengan PGM dan metal lainnya yang mereka beli?
48. Apakah mau jadi juragan jual beli  hard commodity?
49. Mereka ketawa.
50. Jiah..gw diketawain.
51. Mereka berkata, dont be so naif, you must know what is our intention.
52. Jangan naif, pasti tahu niat mereka kumpulkan mineral ini.

53. Kepala saya langsung ingat 200 tahun lalu Swiss kumpulkan banyak metal di dunia.
54. Swiss adalah satu satunya negara punya SWISS METAL BANK.
55. Bank metal menyimpan benda berharga.
56. Semua jadi dasar atau underlying terbitnya SWISS FRANC, mata uang swiss.
57. Kali ini mereka kumpulkan kembali untuk tujuan sama.
58. Apakah membuat Swiss menjadi safe haven currency?
59. Saya banyak ngelamun dalam diskusi kemarin.
60. Setiap beberapa kalimat mereka saya langsung punya “theater of mind” layar bioskop di kepala saya apa yang akan terjadi.
61. Ke-1 : Saya geblek geblekin yang jual material kepada mereka.
62. Jual tanah air!!
63. Prinsip dagangnya begini.
64. Kalau mereka punya tambang, katakan tambang tembaga freeport.
65. Inget ya freeport tambang tembaga, bukan emas.
66. Iya dalam tambangnya ada emas.
67. Tetapi yang dipajaki coppernya.
68. Bukan goldnya.
69. Terus diambil 51% “perusahaan” tambangnya.
70. Ini ide siapa lagi ya.
71. Kalau mau ambil ya emasnya, yang dikirim ke Rio Tinto dan Jepang itu loh. 
72. Yang di refining di luar lndonesia, emasnya.
73. Urggg asli saya sebeeel bener.
74. Kapan balik modalnya beli freeport?
75. Sudahlah, males lanjutin.
76. Prinsip dagang perusahaan tambang untuk roses katakan batubara.
77. Angkanya dari langit, ongkos tambang 50, dijual 80, untung 30.
78.  Ya sudah begitu rumusnya.
79. Paper nilai perusahaan paling top 2-3 kali, alias 200- 300%.
80. Wuih itu sudah overvalue.
81. Tapi perusahaan teknologi, nilai perusahaan bisa 100 kali aset atau kapitalisasinya karena kemampuan melipat  nilai “papers”.
82. Juga perusahaan metal berharga ini.
83. Semacam VOC lah.
84. Nilai “papers”nya berkali lipat.
85. Jadi, perusahaan Swiss tadi, ambil metal dijadikan jaminan underlying surat berharga.
86. Seperti BOND misalnya.
87. Misalnya bond tadi diambil Swiss untuk cetak uang.
88. Maka KERTAS aja yang dipindahtangankan.
89. Metal masih di tangan perusahaan Swiss tadi.
90. Katakan 10 bilion dolar, buat jaminan swiss franc.
91. Swiss bayar pinjaman tadi pake bunga.
92. Persis seperti pinjem IMF deh.
93. Singapura pinjam surat berharga tadi buat underlying terbitnya uang baru Singapur dolar, kertas berharga yang dipindahtangankan.
94. Tidak perlu 100%, cukup 20-30% nilainya.
95. Singapura bisa cetak 100%, manfaatkan 70% tadi.
96. Kan ada jaminan, gak inflasi toh?!!!
97. Misalnya dinar perlu emasnya, maka bayar 20-30% surat berharga perusahaan Swiss tadi, ya emasnya perusahaan Swiss ini.
98. Ketika di minta fisik, dia berikan emasnya nantinya, tentunya harus bayar full.
99. Tetapi selama rupiahnya Anda pegang di rekening didinaran, emasnya dipegang perusahaan Swiss ini.
100.      Ini pinter asli pinter.
101.      Saya terinpirasi ya.
102.      Kok negara kita pejabatnya gak sepinter negara Swiss.
103.      Swis gak punya laut, gak punya sumber daya alam bisa menjadi safe haven ya?
104.       Oiya, perusahaannya swiss tadi namanya  Metalor.
105.       #peace #dinaran
(Sumber internet Mardigu)

0 comments:

Post a Comment