Wednesday, October 14, 2020

5784. SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

 


SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

Oleh: Drs. H.M.  Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

A.       Al-Quran Zaman Nabi Muhammad.

 

1.  Al-Quran adalah sumber utama agama Islam.

 

2.  Al-Quran diwahyukan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.

 

3.  Mutawatir ialah sifat hadis yang punya banyak sanad, diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya, sehingga mustahil mereka sepakat berdusta atau memalsukan hadis.

 

 

4.  Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Rasulullah yang dapat dipercayai.

 

5.  Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.

 

 

6.  Rasulullah menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi dan mengajarkan kepada para sahabat untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.

 

7.  Ketika wahyu turun Rasulullah menyuruh Zaid bin Tsabit menulisnya agar mudah dihafal para sahabat.

 

8.  Zaid bin Tsabit adalah sahabat yang sangat cerdas.

9.  Zaid bin Tsabit diperintah Rasulullah belajar bahasa asing, agar Nabi bisa mengirim surat kepada pemimpin bangsa lain.

 

10.     Zaid bin Tsabit sangat cerdas sehingga mampu menguasai bahasa asing Zaid bin amat cepat.

 

11.     Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa lbrani dan Siryani dalam 17 hari.

 

12.     Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.

 

13.     Dan selalu menyodorkan Al-Quran kepada Rasulullah dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.

 

14.     Alat tulis menulis amat terbatas.

 

15.     Para sahabat menulis naskah tulisan teks Al-Quran pada pelepah kurma, lempengan batu dan kepingan tulang hewan, dan lainnya.

 

16.     Naskah teks Al-Quran sudah tertulis, tetapi masih berserakan, tidak terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.

 

17.     Sengaja dibentuk dengan hafalan dan penulisan teks Al-Quran oleh para sahabat.

 

18.     Nabi Muhammad masih menanti wahyu berikutnya.

 

19.     Sebagian ayat Al-Quran ada “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).

 

20.     Ayat “mansukh” ialah ayat Al-Quran yang dibatalkan.

21.     Ayat “nasikh” adalah ayat yang membatalkan.

22.     Ayat yang “dimansukh” adalah ayat “yang diganti”.

 

23.     Ayat yang “dinasikh” ayat “yang mengganti”.

 

24.     Al-Quran belum dibukukan.

 

 

25.     Wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun kepada Rasulullah untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu peristiwa.

 

B.       Al-Quran zaman Khalifah Abu Bakar.

 

1.  Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

2.  Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

 

3.  Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi.

 

4.  Khalid bin Walid (komandan pasukan Islam) berhasil menumpas pemberontak.

 

5.  Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

 

6.  Umar bin Khattab gelisah dan mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.

 

7.  Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu, karena Rasulullah tidak pernah melakukannya.

 

 

8.  Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.

 

9.  Khalifah Abu Bakar membentuk Tim Pengumpulan Al-Quran, Zaid bin Tsabit (penulis wahyu zaman Nabi)  sebagai ketua tim.

 

10.     Zaid bin Tsabit menerima tugas itu, meskipun awalnya menolak.

 

 

11.     Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melakukan tugasnya.

 

12.     Khalifah Abu Bakar memerintahkan para sahabat mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.

 

 

13.     Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan Al-Quran.

 

1) Naskah tulisan harus sesuai hafalan para sahabat lain.

 

2) Naskah tulisan ayat Al-Quran diperintah Nabi dan ditulis dihadapan Rasulullah, karena beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3) Naskah tulisan yang disetorkan harus dibuktikan dengan 2 orang saksi.

 

14.     Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melakukan tugasnya dengan baik.

 

15.     Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

16.     Abu Bakar wafat, buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

 

C.       Al-Quran Khalifah Umar Bin Khattab.

 

1.  Tidak terjadi penyusunan dan permasalahan mushaf Al-Quran.

 

2.  Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai, semua sahabat sepakat, dan tidak terjadi perselisihan.

 

 

3.  Khalifah Umar bin Khattab konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

4.  Umar bin Khattab wafat, buku mushaf Al-Quran disimpan oleh Khalifah Usman bin Affan.

 

 

D.       Al-Quran Zaman Khalifah Usman Bin Affan.

 

1.  Wilayah Islam semakin luas, beragam suku bangsa masuk Islam.

 

2.  Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca ayat Al-Quran.

 

3.  Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

4.  Ketuanya Zaid bin Tsabit dan anggotanya Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.

 

 

5.  Khalifah Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

6.  Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek menjadi dialek Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy). 

 

7.  Khalifah Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf.

 

1) Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

2) Yang 1 mushaf disimpan sendiri.

 

8.  Mushaf Al-Quran itu dikenal Mushaf Usmani.

 

9.  Al-Quran surah Al-Hijir (surah ke-15) ayat 9.

 

  إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

 

Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994. 

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment