JIKA INGIN MAKMUR MAKA HARUS ADIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Kata “adil” (menurut KBBI V) bisa diartikan:
1.
Sama berat.
2.
Tidak berat sebelah.
3.
Tidak memihak.
4.
Berpihak kepada yang benar.
5.
Berpegang kepada kebenaran.
6.
Sepatutnya.
7.
Tidak sewenang-wenang.
Keadilan adalah sifat, perbuatan, dan
perlakuan yang adil.
Makmur adalah banyak hasilnya
dan banyak penduduk yang sejahtera.
Kemakmuran adalah keadaan makmur.
Yang manakah lebih didahulukan “adil dan
makmur” atau “makmur dan adil”?
Mencapai adil dahulu, baru
terwujud makmur.
Atau makmur dahulu, baru tercapai adil?
Mencapai keadilan terlebih dahulu,
kemudian terjadi kemakmuran.
Atau mencapai kemakmuran terlebih
dahulu, baru menghasilkan keadilan?
Al-Quran surah Al-Maidah
(surah ke-5) ayat 8 mengisyaratkan mendahulukan keadilan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ
لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا
تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu
menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorongmu untuk berlaku tidak adil, berlaku adillah, karena adil lebih dekat
kepada takwa, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Al-Quran surah Al-A'raf,
(surah ke-7) ayat 96.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika sekiranya penduduk suatu negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
Ayat Al-Quran di atas
menjelaskan bahwa.
1.
Keadilan
akan mengantarkan kepada ketakwaan.
2.
Ketakwaan
menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran.
3.
Maka
yang lebih baik adalah adil dan makmur.
Kata “adil” yang terambil dari bahasa
Arab “adl”.
Dalam kamus bahasa Arab, kata “adl” pada mulanya berarti “sama”.
Dan persamaan itu sering dikaitkan hal “bukan
material”.
Persamaan yang merupakan makna asal kata
“adil” menjadikan pelakunya “tidak
berpihak”.
Pada dasarnya seorang yang adil adalah
“berpihak kepada yang benar”.
Karena yang benar dan yang salah,
semuanya harus memperoleh haknya.
Sehingga dia melakukan sesuatu “yang
patut” dan “tidak sewenang-wenang”.
Keadilan diungkapkan Al-Quran antara
lain dengan kata:
1.
al-'adl.
2.
al-qisth.
3.
al-mizan.
Serta menafikan dan menolak “kezaliman”.
Meskipun pengertian “keadilan” tidak
selalu jadi antonim (kata berlawanan makna) dengan “kezaliman”.
Kata “Adl” artinya “sama”, memberi kesan
adanya 2 pihak atau lebih.
Karena jika hanya 1 pihak, maka tidak
akan terjadi “persamaan”.
Kata “qisth” arti asalnya adalah
“bagian”, yang wajar dan patut.
Hal ini tidak harus mengantarkan adanya
“persamaan”.
Karena “bagian” dapat saja diperoleh
oleh 1 pihak.
Sehingga kata “qisth” lebih umum dipakai
daripada kata “adl”.
Ketika Al-Quran menuntut orang untuk
berlaku adil terhadap dirinya sendiri, yang dipakai adalah kata “qisth”.
Al-Quran surat An-Nisa (surah
ke-4) ayat 135.
۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا
ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا
فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang beriman, jadilah kamu
orang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu, apabila dia kaya
atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Kata “mizan” berasal dari akar kata
“wazn” yang artinya “timbangan”.
Mizan adalah “alat untuk menimbang”.
Tetapi bisa juga berarti “keadilan”.
Karena bahasa sering menyebut suatu
“alat” untuk makna “hasil penggunaan alat itu”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati.
Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment