MENURUT NU ATAU MUHAMMADIYAH?
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beda NU dan
Muhammadiyah.
Di
emperan masjid selepas sembahyang Magrib.
Julkipli
menghampiri teman ngopinya, Durakim.
Belum
sempurna Durakim menyandarkan punggung ke tembok, pertanyaan berat disodorkan kepada
dirinya.
"Dur, bagaimana pandangan Islam tentang
Indonesia yang memilih bentuk negara Pancasila, bukan negara Islam?"
"Menurut
siapa dulu: NU atau Muhammadiyah?"
"NU, deh."
"Hukumnya
boleh.
Karena
bentuk negara itu hanya wasilah, perantara.
Bukan
ghayah, tujuan."
"Kalau
menurut Muhammadiyah?"
"Sama."
Julkipli
melempar pertanyaan berikutnya,
"Kalau
melawan Pancasila, boleh tidak?
Kan
bukan Al-Qur'an?"
"Menurut NU atau Muhammadiyah?"
"Muhammadiyah, coba."
"Tidak
boleh.
Pancasila
itu bagian dari kesepakatan, perjanjian.
Islam
mengecam keras perusak janji," jawab Durakim.
"Kalau menurut NU?"
"Sama."
Sampai
di sini, Julkipli mulai jengkel.
Ia
merasa dikerjain Durakim.
Jawaban
menurut NU dan Muhammadiyah kok selalu 'sama'.
Asem
betul kawan satu ini.
"Kamu gimana sih, Dur.
Kalau
memang pandangan NU dan Muhammadiyah sama, ngapain kamu suruh aku milih
'menurut NU atau Muhammadiyah'?"
"Ya... kita harus dudukkan perkara
pemikiran organisasi para ulama itu dengan benar, Jul.
Nggak
boleh serampangan."
"Serampangan bagaimana?"
sahut Julkipli.
"Kalau
Muhammadiyah itu kan ajarannya memang merujuk ke Rasulullah."
Durakim
membetulkan kopiahnya "Lha, kalau NU?"
"Sama."
(Sumber
Mahbib NU online)
0 comments:
Post a Comment