KH. A. DAHLAN DITUDUH KIAI KAFIR
SEBAB MENIRU SEKOLAH BELANDA
Oleh:Drs.
H.M. Yusron Hadi, M.M.
Ketua
Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir meresmikan Kampus 1 SMP Muhammadiyah 3
Yogyakarta.
Saat
memberi tausiyahnya, ia menceritakan kisah Pahlawan Nasional dan pendiri
Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang dituduh kafir.
"Dulu, Kiai Dahlan disebut kafir.
Dahlan
kafir, Dahlan kafir," kata Haedar, Ahad (20/8).
Nashir mengatakan, tudingan itu datang saat Kiai Dahlan mencoba meniru model sekolah Barat, tapi tetap diisi nilai Islam.
Model
sekolah yang dibawa Kiai Dahlan zaman itu lumrah terjadi saat ini.
Sayangnya, kemajuan sistem yang dibawa Kiai Dahlan
saat itu malah diterima negatif oleh sebagian orang.
Sehingga
tudingan datang menimpa KH Ahmad Dahlan.
Lucunya,
model lembaga pendidikan Barat belakangan dianggap modern di Indonesia.
Dari situ lahir 2 sistem pendidikan Muhammadiyah.
1.
Model ke-1:
Bentuknya
seperti sekolah saat ini.
2.
Model ke-2:
Berbentuk
madrasah atau pondok pesantren.
Konsep Madrasah dan Sekolah Muhammadiyah sama.
Yaitu ada aspek pembelajaran yang
sifatnya taklim atau memperdalam ilmu.
Taklim adalah bagian perintah Islam kepada setiap umat manusia.
Dia mengutip sejarahwan Kunto Wijoyo, yang melihat
dengan pendidikan Muhammadiyah lahir generasi Muslim terpelajar yang kuat iman
dan kepribadiannya.
Tapi, tetap berpikiran maju dan mampu menjawab tantangan zaman.
"Contohnya Kiai Dahlan yang sederhana, tapi punya karakter,"
kata Haedar.
Metode yang diterapkan Kiai Dahlan tidak lazim di
Indonesia saat itu.
Contohnya dalam mengajar 1 surah Al-Ma'un.
Saat orang hanya butuh waktu 1 jam untuk menghafalnya.
Kiai Dahlan menerapkan setidaknya 3 bulan.
Kiai Dahlan sempat diprotes karena metodanya tidak
lazim.
Karena banyak orang cuma ingin menghafalnya saja.
Bagi Kiai Dahlan, yang terpenting dalam membaca Al-Quran adalah memahami
dan menerapkannya.
Bukan cuma untuk menghafalnya saja.
Sistem pembelajaran surat Al- Ma'un saja, ternyata
mampu melahirkan teologi Al-Ma'un dan menelurkan amal lembaga Muhammadiyah.
ltulah Al-Quran, hanya 1 surah saja mampu melahirkan banyak jika
diresapi.
"Nah, paham keislaman seperti ini yang harus terus dirawat,"
ujar Haedar.
Ketika mengajar KH
Ahmad Dahlan memakai alat sekolah seperti sekolah Belanda.
Meskipun alat yang dipakai
sangat sederhana.
KH A Dahlan mendapat ejekan dari orang-orang yang
tidak senang.
Ada yang menyebutnya Kiai
Kafir, Kiai Kristen, dan sejenisnya.
Suatu saat KH A Dahlan bertemu
salah seorang guru ngaji yang mengejeknya.
KH A Dahlan bertanya,
“Maaf, Saudara. Saya ingin bertanya.
Saudara datang dari
Magelang ke sini tadi berjalan kaki atau naik kereta api?”
“Naik kereta api, Kiai!” jawab guru ngaji itu.
“Kalau begitu, nanti jika
Saudara pulang, sebaiknya jalan kaki saja,” ujar KH A Dahlan.
“Mengapa?” tanya guru ngaji itu heran.
“Kalau Saudara naik kereta api, bukankah itu kendaraannya orang
kafir?” ujar beliau.
(Sumber internet)

0 comments:
Post a Comment