PARA
PEJABAT HARUS BERI TELADAN YANG BAIK PADA RAKYAT
Oleh: Drs. HM. Yusron
Hadi, M.M.
Dalam negera
demokrasi.
Beda pendapat
harus dihormati.
Bukan dianggap
musuh.
Dan dinilai
radikal.
Presiden
Lajnah Tanfidziyah (LT) dari Syarikat Islam Indonesia.
KH Muflich
Chalif Ibrahim mengatakan.
Bahwa menerapkan
moderasi beragama sangat perlu.
Apalagi
bagi generasi muda.
Hal itu sebagai
upaya mengajarkan agama.
Bukan
hanya membentuk saleh personal.
Tapi juga
mampu menjadikan agamanya sebagai instrument.
Untuk
menghargai umat agama lain.
Yaitu moderasi
beragama dengan menerapkan wasathiyah.
Artinya
kita dapat menerima perbedaan.
Tapi masalah
utama.
Harus dibereskan
dulu.
Yaitu masalah miskin, bodoh, dan tak adil.
Moderasi
beragama harus digalakkan.
Terutama untuk
generasi milenial.
Tujuannya
agar dapat menerima perbedaan.
Termasuk
perbedaan pendapat.
Dalam internal
Islam sendiri.
Jangan sampai
orang berbeda pandangan politik.
Dianggap lawan.
Orang berbeda
pendapat.
Jangan dianggap
musuh.
Dan jangan
dianggap radikal.
Pada masa
peralihan Orde Baru.
Perbedaan
pendapat betul-betul dihargai.
Orang yang
beda pendapat.
Tidak
dianggap lawan.
Yang harus
dihancurkan.
Tapi dianggap
teman diskusi.
Jangan sampai
orang yang beda pendapat dalam politik.
Dianggap anti
Pancasila.
Dinilai pengkhianat
Pancasila.
Dan harus
diusir.
Untuk menyampaikan
dan mewujudkan moderasi beragama.
Khususnya
kepada generasi muda.
Para penyelenggara
negara.
Harus
memberi contoh teladan yang baik kepada rakyat.
Rakyat butuh
bukti teladan.
Dan contoh
nyata para pejabat negara.
Baik
eksekutif, legislative, dan yudikatifnya.
Dari
tingkat pusat sampai ke daerah.
Jika para pejabat
negaranya sudah memberi contoh teladan baik.
Tentu
masyarakat mudah mengikutinya.
Muflich menilai.
Bahwa orang
yang terpapar paham radikal terorisme.
Yaitu golongan
sumbu pendek yang mudah dihasut.
Karena
tidak paham agama Islam secara mendalam.
Dia
mengingatkan.
Agar umat
Islam belajar Islam secara mendalam.
Agar tidak
mudah terhasut.
Yang
berakibat mudah terpapar paham radikal teroris.
Jangan
sampai kita dihasut oleh pihak.
Yang ingin
membenturkan agama dengan Negara.
Antara lslam
dan Pancasila.
Jadi
moderasi beragama ini.
Adalah bentuk
tanggung jawab kita kepada agama kita.
Yang Islam
kepada Islam.
Yang
Kristen kepada Kristen.
Dan lainnya.
Termasuk
kepada generasi muda,” tuturnya.
(Sumber sindonews)
0 comments:
Post a Comment