M FAUZAN MAGELANG NAIK SEPEDA 7 BULAN KE MEKAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Muhammad Fauzan.
Kader Muhammadiyah usia 28
tahun.
Membuat geger.
Pemuda asal Magelang Jawa
Tengah.
Mengayuh sepeda melewati
sejumlah negara di Asia Tenggara.
Ke Arab Saudi.
Agar bisa ibadah haji.
Perjalanan
lebih dari 7 bulan.
TV
Arab Saudi mewancarai Muhammad Fauzan.
Tentrang perjalanan nekadnya.
Naik
sepeda dari Indonesia.
Ke
Arab Saudi untuk berhaji.
Muhammad
Fauzan.
Pandai
berbahasa Arab.
Saat
wawancara TV Arab Saudi.
Dia lancar
berbahasa Arab.
Fauzan
bersepeda.
Sejak
November 2021.
Pada
Kamis (26 Mei 2022).
Dia tiba
di ibu kota Riyadh.
Kedatangan
Fauzan.
Dsambut
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi.
PCIM
mendampinginya.
Untuk
melakukan pertemuan.
Dengan
berbagai pihak.
Termasuk
dengan Duta Besar RI.
Abdul Aziz Ahmad.
Dan
Wakil Kepala Perwakilan RI.
Arief Hidayat.
Dalam
pertemuan.
Fauzan
cerita motivasi bersepeda.
Hingga ke
Arab Saudi.
Yaitu untuk
ibadah Haji.
Yang amat kuta.
"Kuatnya
tekad mengunjungi rumah Allah.
Dan
mengikuti ibadah haji.
Menjadi
motivasi bagi Fauzan.
Untuk
terus mengayuh sepeda," tulis laman itu.
Muhammad Fauzan.
Seorang guru.
Usia 28 tahun.
Dengan bersepeda.
Menempuh jarak sekitar 5.000 kilometer.
Dari Indonesia ke Arab Saudi.
Butuh waktu lebih dari 7,5 bulan.
M Fauzan.
Berangkat dari Magelang, Jawa Tengah.
Pada 4 November 2022.
Rute Bangkok – Jeddah.
Ditempuh naik pesawat terbang.
Karena tak dapat visa.
Untuk masuk Myanmar.
M Fauzan menunaikan umrah.
Setelah tiba di Mekah pekan lalu.
Dia berharap dapat bergabung.
Dengan jemaah haji Indonesia.
Tahun 2022.
Indonesia mendapat kuota 100.051 jemaah.
Dari Arab Saudi.
“Niat saya.
Untuk melakukan haji.
Dan mengunjungi 3 Masjid Suci dalam
Islam, yaitu:
1.
Masjidil Haram Mekkah.
2.
Masjid Nabawi Madinah.
3.
Masjid Aqsa Yerusalem,” ujarnya.
Saat wawancara Saudi Gazette.
Ahad, 12 Juni 2022.
“Semua orang mengatakan kepada saya.
Bahwa tidak mungkin.
Bisa menyelesaikan misi sulit ini.
Tapi sekarang saya menunjukkan kepada
mereka.
Bahwa Allah memungkinkan untuk saya,”
ujarnya.
“Segala sesuatu yang kita pikir tidak
mungkin.
Bisa terjadi.
Jika punya niat baik.
Ditambah dengan kerja keras.
Tak kenal lelah.
Untuk mencapai tujuan.
Tentu doa yang sungguh-sungguh,” katanya.
Fauzan, pemegang gelar Master.
Dan fasih berbahasa Arab.
Dia berpikir.
Bahwa ini cara terbaik menunaikan haji.
Tanpa menunggu bertahun-tahun.
“Biasanya orang Indonesia.
Harus menunggu sekitar 40 tahun.
Untuk giliran menunaikan haji.
Setelah registrasi.
Tapi saya tidak sabar.
Untuk mengunjungi tempat suci Islam.
Dan
beribadah haji.
Saya mulai persiapan.
Dengan menabung dari gaji saya.
Sebagai guru,” kata Fauzan.
Fauzan berprofesi guru agama.
Mendapat gelar sarjana Bahasa Arab dan
Studi Islam.
Dari Universitas Makassar.
Provinsi Sulawisi Selatan.
“Niat utama saya.
Yaitu menunaikan haji.
Mendoakan orang tua.
Yang masih hidup.
Serta keluarga kerabat,” ujar Fauzan.
Fauzan punya 1 istri dan 2 anak.
Putrinya lahir.
Saat ia dalam perjalanan ke Makkah.
Fauzan berangkat dari kampung halaman.
Setelah wisuda Mastern.
Dari Universitas Islam Malang.
Dia membawa bekal tabungan.
Sebesar 10 juta rupiah.
Dia mendapat tambahan uang.
Dengan menjual jamu tradisional.
Yang dibawa dari Indonesia.
Dia juga dapat uang.
Dengan melakukan bekam.
Di masjid-masjid.
Sepanjang perjalanannya.
Dari Magelang.
“Tujuan pertama yaitu Jakarta.
Jaraknya hampir 500 km.
Dari tempat asal saya.
Dari Jakarta.
Naik feri ke Pulau Sumatera.
Setelah lewat Provinsi Jambi.
Saya menyeberang ke Pulau Batam.
Dan naik feri ke Singapura,” katanya.
Meski lelah dalam perjalanan.
Fauzan tetap menjalankan ibadah puasa.
Di bulan Ramadan.
Saat safarnya.
Dia biasa berbuka puasa.
Di masjid sepanjang rutenya.
Pada bulan Ramadan.
Di Singapura dan Malaysia.
Dia ikut perayaan Idul Fitri di Malaysia.
Fauzan mengenang sambutan hangat.
Yang diberikan kepadanya.
Di Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Di Singapura dan Malaysia.
“Saat resepsi di Kuala Lumpur.
Dubes RI untuk Malaysia.
Yaitu Bapak Hermono.
Ikut
dengan saya bersepeda.
Untuk menyampaikan solidaritasnya.
Pada misi saya,” ujarnya.
Melalui Hutan
Fauzan mengatakan.
Bahwa perjalanannya.
Sebagian besar lewat hutan.
Dan bertemu beberapa hewan.
Terutama monyet.
“Saya tidak membawa senjata apa pun.
Untuk membela diri.
Saya hanya bertekad dengan keberanian.
Untuk menyelesaikan misi saya.
Dengan keyakinan.
Bahwa di mana ada kemauan.
Pasti di situ ada jalan.
Dengan izin Allah,” imbuhnya.
Dalam tas di belakang sepedanya.
Hanya berisi:
1.
Baju ganti.
2.
Alat mandi.
3.
Onderdil sepeda.
4.
Makanan.
5.
Kain ihram.
6.
Perlengkapan haji.
Dia melalui musim hujan deras.
Di beberapa daerah yang dilewatinya.
Dia istirahat dan tidur.
Lebih banyak siang hari.
Setelah mendirikan tenda.
Di pinggir jalan.
Dia mencatat.
Perjalanannya.
Sebagian besar.
Dilakukan malam hari.
Dia menyiapkan the.
Dan makanan ringan dalam tenda.
Dia biasa membeli makan siang di
restoran.
Fauzan berharap mendapat izin.
Untuk menunaikan haji.
Sesuai prosedur yang diperlukan.
Pria 28 tahun segera bersepeda ke Madinah.
Untuk mengunjungi Masjid Nabawi.
Dan ziarah makam Nabi Muhammad SAW.
Fauzan mengatakan.
Bahwa prioritas setelah haji.
Yaitu mengunjungi Masjidil Aqsa.
Tempat suci nomor 3 umat Islam.
“Saya berencana mengunjungi Palestina.
Sebelum terbang kembali ke Jakarta,”
katanya.
Terhambat di Myanmar
Fauzan sulit mendapat izin.
Lewat Myanmar.
Usai perjalanan panjang.
Lewat Thailand.
“Semua upaya mendapat visa masuk ke
Myanmar sia-sia.
Saya terpaksa berhenti.
Di perbatasan Thailand.
Setelah melintasi hampir 4.000 km,”
kenangnya.
Dia terbang dari Bangkok ke Riyadh.
Pada 26 Mei 2022.
Tiba di Riyadh
Setibanya di Riyadh.
Fauzan diterima Dubes RI.
Abdul Aziz Ahmad.
Wakil Kepala Misi dan Kuasa Usaha.
Arief Hidayat.
Dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah
(PCIM) Arab Saudi.
Fauzan butuh waktu 1 minggu.
Dari Riyadh ke Mekah.
Bersepeda hampir 900 km.
Di Jeddah ia mengunjungi KJRI.
Disambut oleh Konsul Jendral RI.
Eko Hartono.
Dan pejabat KJRI lainnya.
(Dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment