Friday, December 4, 2020

7915. NABI UMUR 35 TAHUN KAKBAH DIRENOVASI

 


NABI UMUR 35 TAHUN KAKBAH DIRENOVASI

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Nabi Muhammad umur 35 tahun.

Kaum Quraisy merenovasi Kakbah.

 

 

Kakbah berupa susunan batu yang ditumpuk.

Temboknya, lebih tinggi dibandingkan tubuh manusia.

 

 

Kakbah dibangun sejak zaman Nabi Ismail.

 

 

Kakbah tidak beratap.

 

 

Pencuri sering mengambil barang-barang berharga di dalamnya.

 

 

Mekah dilanda banjir.

 

 

Air meluap menutupi tembok Kakbah.

 

 

Bangunan Kakbah semakin rapuh.

 

 

Dindingnya banyak yang retak.

 

 

Bangunan Kakbah rentan runtuh.

 

Sewaktu-waktu bisa ambruk.

 

 

Kaum Quraisy bingung.

 

 

Bimbang mengambil keputusan.

 

 

Mereka takut memperbaiki Kakbah.

 

 

Merekak khawatir “kuwalat”.

 

 

Membiarkan Kakbah ambruk, juga merasa bersalah.

 

 

Mereka masih ingat peristiwa pasukan gajah Abrahah.

 

 

Ketika Nabi lahir.

 

Pasukan gajah dihancurkan ribuan burung Ababil.

 

 

Kejadian itu membuat Kakbah semakin berwibawa.

 

 

Beberapa peristiwa menambah ketakutan.

 

 

Perahu orang Romawi terdampar di pantai Jeddah.

 

Perahunya pecah berkeping-keping.

 

 

Orang Quraisy mengambil pecahan kayunya.

 

 

Dipakai sebagai atap Kakbah. 

 

 

Atap Kakbah siap dipasang.

 

 

 

Muncul ular besar dari sumur dekat Kakbah.

 

 

Orang-orang Quraisy ketakutan.

 

 

Mendadak muncul burung besar.

 

 

Membawa terbang ular itu pergi menjauh. 

 

 

 

 

Seseorang mengambil batu dari Kakbah.

 

 

Mendadak batunya melompat kembali ke tempatnya semula.

 

 

 

Amat mengherankan.

 

 

Sekaligus menakutkan.

 

 

Akhirnya, mereka sepakat merenovasi Kakbah.

 

 

Dengan syarat memakai dana yang bersih.

 

 

Memakai bahan bangunan dari sumber yang halal.

 

 

Menolak uang dari pelacur.

 

 

Menolak uang hasil riba.

 

 

Tak menerima harta rampasan.

 

 

Hanya menerima sumbangan berasal dari sumber yang baik saja.

 

Mereka masih takut merobohkan bebatuan Kakbah.

 

 

Walid bin Maghfirah mengawali merobohkan bangunan Kakbah.

 

 

 

Ditunggu beberapa waktu.

 

 

Tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya, mereka berani merobohkan bangunan Kakbah.

 

 

Kaum Quraisy siap membangunnya kembali.

 

 

Mereka membagi setiap sudut Kakbah.

 

 

Dikerjakan oleh suku tertentu.

 

Setiap kabilah mengumpulkan batu terpilih.

 

 

Arsiteknya seorang Romawi bernama Pachomius.

 

 

Yang dikenal dengan nama “Baqum”.

 

 

Pembangunan tembok Kakbah selesai.

 

 

Tersisa bagian Hajar Aswad.

 

 

Tinggal meletakkan Batu Hitam kembali ke tempatnya.

 

 

Terjadi perselisihan.

 

 

Setiap kabilah merasa berhak mengembalikan Hajar Aswad.

 

 

Mereka meneriakkan slogan “Hajar Aswad, harga mati”.

 

 

Mereka berebut meletakkan Batu Hitam.

 

 

Pertentangan berlangsung selama 4 hari.

 

 

Belum ada solusinya.

 

 

Hampir terjadi pertumpahan darah.

 

 

Pertempur anantar kabilah nyaris pecah.

 

 

Abu Umayah bin Maghfirah, yang sudah lanjut usia mengusulkan penyelesaian.

 

 

 

 

Dia menawarkan jalan keluar.

 

 

Menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali masuk ke dalam kompleks Masjidil Haram.

 

 

Semua kabilah setuju.

Ternyata, orang yang masuk pertama kali adalah Nabi Muhammad.

 

 

Semua orang berteriak, “Kami senang, inilah orang yang dapat dipercaya.”

Mereka menjuluki Nabi Muhammad Al-Amin.

 

 

Orang yang dapat dipercaya.

 

 

Meskipun, saat itu Nabi Muhammad belum diangkat menjadi rasul. 

 

 

 

 

Mereka menjelaskan masalahnya.

 

 

kemudian Nabi membeber selembar kain.

 

 

beliau meletakkan Hajar Aswad di tengah kain.

 

 

 Para kepala suku memegang ujung kain.

 

 

Hajar Aswad diangkat bersama menuju tempatnya.

Nabi menaruhnya di tempat semula.

 

 

Semua kepala suku senang.

 

 

Semua orang gembira.

 

 

Masalahnya selesai dengan baik.

 

 

Tidak terjadi peperangan antarsuku.

 

 

Nabi berhasil mencegah pertumpahan darah.

 

 

 

Masyarakat Quraisy kehabisan biaya.

 

 

Sumbangan dana yang baik sudah habis.

 

 

Pembangunan Kakbah belum selesai.

Tinggal di sisi utara yaitu bagian Hijir Ismail.

 

 

Pintu jalan masuk ke Hijir Ismail dibuat lebih tinggi.

 

 

Agar berbeda dengan ketinggian permukaan tanah. 

 

 

Bangunan Kakbah selesai.

 

 

Berbentuk balok segi empat.

 

 

Tinggi bangunannya sekitar 15 meter.

 

 

Posisi Hajar Aswad sekitar 1,5 meter di atas pelataran.

 

 

Pintu Kakbah setinggi 2 meter dari permukaan tanah.

 

 

Di atas Kakbah, diberi atap yang disangga 6 sendi.

 

 

Renovasi Kakbah selesai.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.      Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.      Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment