Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
HIKMAH TAHUN BARU
Menit berganti jam, jam berganti hari,
hari berganti bulan, bulan berganti tahun, tahun berganti tahun.
Waktu terus berlalu sampai ke anak cucu.
Demikian seterusnya.
Manusia
sebagai individu dananggota masyarakat.
Dalam
hari-hari yang berlalu itu, senantiasa mengisi lembaran yang setiap tahun kita
tutup.
Kemudian
membuka lembaran baru pada tahun berikutnya.
Lembaran
itu adalah daftar laporan (rapor) sejarah hidup kita yang isinya sangat terperinci.
Dan itulah
kelak yang akan disodorkan kepada kita.
Sebagai
individu dan anggota masyarakat untuk dibaca dan tanggung jawab pada hari kiamat.
Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 14 menjelaskan manusia
cukup menghitung terhadap dirinya
sendiri.
اقْرَأْ
كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri
pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.
Al-Quran surah Al-Jatsiyah (surah ke-45) ayat 28 menjelaskan setiap
umat akan melihat buku catatan amalnya sambil berlutut.
وَتَرَىٰ
كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ
تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap
umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya.
Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.
Al-Quran
adalah buku pertama yang menegaskan bahwa bukan hanya untuk individu.
Tetapi
bangsa dan masyarakat juga punya hokum dan prinsip yang menentukan keruntuhan dan kebangkitannya.
Masyarakat
terdiri atas individu-individu.
Manusia
sebagai individu punyai potens mengarahkan dan diarahkan masyarakat.
Manusia
sebagai individu dan anggota kelompok masyarakat tanggung jawab atas dirinya
dan masyarakatnya.
Kemudian
muncul dalam hukum Islam istilah “fardhu ain” (kewajiban individu) dan “fardhu
kifayah” (kewajiban kelompok).
Allah
tidak mengubah keadaan suatu masyarakat, sebelum mereka mengubah (terlebih
dahulu) sikap mental mereka sendiri.
Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 11.
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ
وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Semua
Nabi dan Rasul mulai langkah mereka dengan menanamkan kesadaran ke dalam jiwa masyarakat
untuk memahami bahwa semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Hikmah
pergantian tahun atau menghadapi tahun baru adalah setiap manusia dan kelompok
masyarakat dapat menyiapkan diri agar kelak mamapu menerima rapor dengan hasil nilai
memuaskan.
1.
Langkah ke-1:
Menyadarkan diri sendiri dan masyarakat
bahwa semua manusia beserta alam semesta berasal dari Allah dan akan kembali
kepada Allah.
2.
Langkah
ke-2:
Menyadarkan
tentang sifat kemanusiaan dan kehormatan sebagai manusia.
Yaitu
agar memanusiakan dirinya sendiri dan berusaha meniru sifat-sifat mulia dari
Allah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk.
3.
Langkah
ke-3:
Menyadarkan
diri sendiri dan semua manusia terhadap tanggung jawab sosialnya terhadap
lingkungannya.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 75 memerintahkan untuk
membela orang lemah dan tertindas.
وَمَا
لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ
الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا
أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
Mengapa kamu tidak mau berperang di
jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita
maupun anak-anak yang semuanya berdoa,”Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari
negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau”.
Jika
manusia dan masyarakat mampu berjuang karena Allah dan digerakkan oleh niat suci,
maka kelak akan memperoleh kebahagiaan abadi.
Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 71.
يَوْمَ
نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ
يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu)
Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab
amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan
mereka tidak dianiaya sedikit pun.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment