HARAM DIANGGAP HALAL ITU SYIRIK
Oleh:Drs. HM. Yusron Hadi, M.M
Mengharamkan yang halal.
Dan Menghalalkan yang Haram.
Termasuk Syirik
Islam mencela sikap orang yang suka menentukan
haram dan halal dengan caranya sendiri.
Hal itu penyempitan terhadap keluasan yang diberikan oleh Allah.
Nabi Muhammad memberantas perasaan berlebihan.
Rasulullah bersabda,
"Semoga binasa, orang-orang yang suka
berlebih-lebihan."
Rasulullah bersabda,
"Saya diutus membawa agama yang toleran."
Islam agama yang teguh dalam akidah dan tauhid.
Tapi toleran dan lapang dada dalam aturan dan muamalah.
Allah berfirman dalam hadis qudsi,
"Aku ciptakan hamba-Ku dengan sikap lurus.
Tetapi datang setan membelokkan mereka dari agamanya.
Dan mengharamkan sesuatu
yang Aku halalkan
kepada mereka.
Serta mempengaruhi agar mereka menyekutukan Aku dengan sesuatu yang
Aku tidak turunkan keterangan padanya."
Sehingga mengharamkan yang halal dapat disamakan
dengan syirik.
Allah menentang orang yang berani mengharamkan terhadap
makanan dan hewan yang baik.
Mereka mengharamkan:
1.
Bahirah.
Unta betina sudah melahirkan anak 5.
2.
Saibah.
Unta betina yang dinazarkan untuk berhala.
3.
Washilah.
Kambing yang telah beranak 7.
4.
Ham.
Unta yang sudah membuntingi 10 kali, ini khusus untuk
berhala.
.
Orang Arab zaman Jahiliah beranggapan.
Jika unta betina beranak 5 dan anak yang ke-5 jantan.
Maka unta itu telinganya dibelah, tidak boleh dinaiki,
khusus untuk berhala.
Karena itu tidak dipotong, tidak dibebani muatan dan
tidak dipakai untuk menarik air.
Jika datang dari bepergian.
Atau sembuh dari sakit.
Dia memberi tanda kepada seekor untanya.
Seperti terhadap Bahirah.
Unta itu disebut Saibah.
Al-Quran keras terhadap sikap mengharamkan hal yang
halal.
Al-Quran surah Al-Maidah (ssurah ke-5) ayat 103-104.
مَا جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا
وَصِيلَةٍ وَلَا حَامٍ ۙ وَلَٰكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ ۖ وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya Bahirah,
Saibah, Washilah dan Ham. Tetapi orang kafir membuat kedustaan terhadap Allah,
dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ
قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ
لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Jika dikatakan
kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti
Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti nenek
moyang mereka walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui apa-apa dan tidak
(pula) mendapat petunjuk?.
Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 143-144.
ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۖ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ
الْمَعْزِ اثْنَيْنِ ۗ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا
اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ ۖ نَبِّئُونِي بِعِلْمٍ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ
(Yaitu) 8
binatang berpasangan, sepasang domba, sepasang
dari kambing. Katakan: "Apakah 2 jantan yang diharamkan Allah atau 2
betina, atau yang ada dalam kandungan 2 betinanya?" Terangkan kepadaku
dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang yang benar.
وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ ۗ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ
حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ
الْأُنْثَيَيْنِ ۖ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَٰذَا ۚ
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ
بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan sepasang unta dan sepasang lembu. Katakan:
"Apakah 2 jantan yang diharamkan atau 2 betina, atau yang ada dalam
kandungan 2 betinanya? Apakah kamu menyaksikan waktu Allah menetapkan ini
bagimu? Maka siapa yang lebih zalim daripada orang yang membuat dusta terhadap
Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang zalim.
Dalam ayat di atas, ada diskusi mendetail terhadap prasangka
mereka.
Yang mengharamkan beberapa binatang.
Seperti: unta, sapi, kambing biri-biri dan kambing
kacangan.
Al-Quran membawa diskusi dengan gaya bahasa mematikan.
Tetapi juga dapat membangkitkan.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 32-33.
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ
لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Katakan: "Siapa yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-Nya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezeki
yang baik?" Katakan: "Semuanya (disediakan) bagi orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat". Demikian Kami menjelaskan ayat-ayat bagi orang yang mengetahui.
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ
يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakan: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji,
baik yang tampak atau tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan benar, (mengharamkan) menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengadakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui".
Seluruh diskusi (munaqasyah) ada pada surah Makkiyah.
Yang diturunkan utnuk mengkukuhkan akidah tauhid dan ketentuan di akhirat kelak.
Menurut Al-Quran, hal itu bukan cabang atau bagian.
Tetapi termasuk masalah pokok dan kulli.
Kaum muslim di Madinah cenderung berlebihan.
Dan mengharamkan hal yang baik.
Allah menurunkan ayat
muhkamah (hukum) untuk menegakkan hukum.
Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 87-88.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ
مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُعْتَدِينَ
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu haramkan yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu,
dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang melampaui
batas.
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.
Daftar pustaka
1. Yusuf Qardhawi. Halal dan haram menurut
lslam. Alih bahasa Muammal Hamidy. Penerbit Bina llmu, 1993.
2. Al-Quran
Digital, Versi 3. Digital Qur’an Ver 3.

0 comments:
Post a Comment