HILANGKAN
ARAB FOBIA DI INDONESIA
Oleh: Drs. H.M. Yusron
Hadi, M.M.
Arabphobia.
Artinya
semua yang berbau Arab.
Dianggap
teroris.
Tidak
cinta NKRI.
Dan
anti Pancasila.
Dengan
kata lebih gampang.
Disebut
istilah 'Kadrun'.
Tapi
banyak kosakata bahasa Arab.
Menjadi
bahasa Indonesia.
Hasil
penelitian lebih dari 30 persen bahasa Arab.
Menjadi
serapan bahasa Indonesia.
Termasuk
bahasa Jawa.
Kata
kunci dalam Pancasila.
Memakai
bahasa Arab, misalnya:
1. Adil.
2. Adab.
3. Rakyat.
4. Hikmah.
5. Musyawarah.
6. Wakil.
Kata
serapan dari Arab “ADIL”.
Tidak
dapat diganti bahasa lokal.
Munculnya Arabphobia.
Karena Islamphobia.
Pada
zaman kolonial Belanda.
Umat
Islam tak mau menerima pendidikan Barat.
Dan
memilih mandiri mendidik generasinya di pesantren.
Umat
lslam tak mau menjadi pejabat.
Dan
pegawai negeri Belanda.
Bahkan
tak mau memakai busana Barat.
Model
'Tuan Kolonial' .
Umat
Islam memilih bergaya pakaian model lain.
Misalnya
mengimpor model pakaian Cina.
Berupa
baju koko.
Dan
memakai sarung.
Seperti
pakaian khas orang Mynmar (long Yi).
Para
ulama dan santri memilih pakaian ala Arab.
Yakni
serban dan jubah.
Raja
Mataram yang santri disebut Sultan Wali.
Yakni
Pakubuwono IV.
Memilih berpakaian
serban dan jubbah.
Dalam
keseharian.
Sultan
lain menamakan kuliner local.
Dengan
makanan khas Arab.
Seperti nasi
uduk.
Yaitu
nasi dimasak dengan santan.
Dipakai
sebagai pengganti nasi khas Arab.
Phobia
Arab dan Islam.
Terlihat
jelas dalam sejarah Indonesia dekade 1960-an.
Yang
disebut Orde Lama.
Pada
zaman itu.
Semua
berbau Islam diolok-olok dengan telanjang.
Sebutan
dalam kitab Gatoloco.
Kini
nyata muncul ke permukaan.
Indikasi
terkuat pengobar sikap itu.
Telunjuknya
diarahkan kepada kekuatan kiri.
Atau
komunis.
Dalam
kajian sejarah.
Serat Darmagandul adalah
kitab kontroversial.
Yang
mengambil ide cerita Serat Babad Kadhiri.
Meskipun
hasil plagiasi dari Babad Kadhiri.
Tapi
Serat Darmagandul.
Ditulis
dengan motif tertentu.
Yaitu
keberpihakan pengarangnya.
Terhadap
pemerintah kolonial Belanda.
Dan
misi Kristen di tanah Jawa.
Unsur
Kristen dalam Serat dominan.
Dengan
simbolisasi wit katvruh.
Dan
berbagai cerita dari Bibel.
Serat
Babad Kadhiri ditulis atas perintah
Belanda.
Serat
Darmagandul menunjukkan wujud apresiasi terhadap Belanda.
Bukan
sebagai musuh atau penjajah.
Tapi
justru sebagai kawan.
Pengarang
Darmagandul tidak jelas identitasnya.
Mirip
dengan Babad Kadhiri.
Jelas
timbul pertanyaan besar.
Diduga
Babad Kadhiri.
Ditulis
atas perintah dari Belanda.
Kemudian
dimanfaatkan membuat Serat Darmagandul.
Dengan
tujuan.
Memarginalkan
ajaran Islam.
Dan
manipulasi sejarah Islam.
Siapa
yang pertama memberitakan kemerdekaan Indonesia?
Jawabnya,
Koran-koran
ARAB.
Siapa
yang pertama mengakui kedaulatan Republik Indonesia?
Jawabnya,
ARAB,
MESIR dan PALESTINA.
Siapa
yang pertama mengirim bantuan Senjata dari luar Indonesia pasca Proklamasi?
Jawabnya,
ARAB,
senjata dari MESIR diangkut atas biaya ARAB SAUDI.
Siapa
tokoh pertama mengucapkan Selamat atas Kemerdekaan Indonesia.?
Jawabnya,
ARAB,
Syaikh Ismail Husein Mufti Palestina.
Proklamasi
1945 dibacakan di Rumah Orang ARAB, Faraj Martak. Jalan Proklamasi 56..
Bung
Karno sakit beri-beri sebelum proklamasi, sembuh diberi MADU ARAB oleh Faraj
Martak.
Kakeknya
Bung Hatta belajar di ARAB..
KYAI
AHMAD DAHLAN dan KYAI HASYIM menimba ILMU di NEGERI ARAB.
Orang
yang dianggap berbahaya oleh Snouck Hurgronje adalah Orang yang pulang dari
ARAB.
Karena
Orang yang ISLAM yang pernah Berguru di NEGERI ARAB.
BERANI
Melawan kompeni.
Dan
ditandai dengan gelar HAJI.
Hanya
HAJI yang boleh mengenakan kopiah putih.
Agar
mudah dikenali..
Yang
Menyelamatkan Bendera Pusaka saat agresi militer Belanda II 1948 adalah Orang
ARAB, Mayor Husein Muthahhar.
Beliau juga penyusun lagu:
1.
Dirgahayu Indonesiaku.
2.Hymne
Syukur.
3.Mars
Pramuka.
Salah
satu Bapak Pendiri Bangsa Kita adalah Orang ARAB.
Yaitu
AR. Baswedan.
Anggota
BPUPKI dan Wakil Menteri Penerangan 1946.
Kakek
Anies Baswedan Gubernur Jakarta.
Lambang
Negara Indonesia, Garuda Pancasila, dibuat oleh keturunan ARAB.
Yaitu
Syarif Abdul Hamid al-Kadrie.
Sultan
Pontianak.
Sultan Syarif Kasim II keturunan ARAB.
Menyerahkan MAHKOTA, ISTANA.
Dan hampir seluruh Kekayaan Kesultanan Siak
Sri Inderapura.
Kepada Pemerintah RI.
Termasuk Uang sebesar 13 juta gulden.
Setara lebih dari 1.000 triliun Rupiah.
Segebok
uang itu diberikan secara cuma-Cuma.
Oleh
Sultan Syarif Kasim II.
Kepada
Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno.
Juga
Lapangan minyak Stanvac.
Yang
menjadi pemasukan utama NKRI selama 76 tahun ini
INDONESIA
MEMANG BUKAN ARAB..
TAPI
ORANG-ORANG ARAB BANYAK BERJASA DEMI INDONESIA MERDEKA..
(dari
berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment