.png)
REFLY HARUN DEBAT DI MEDSOS JANGAN MASUK URUSAN HUKUM
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Ahli Hukum Tata Negara.
Refly Harun.
Sependapat dengan Anies Baswedan.
Bahwa polarisasi
Dalam negara demokrasi.
Apalagi saat pemilu.
Hal biasa saja.
“Kenapa takut pada polarisasi.
Jika ada pemilihan.
Maka pasti terjadi polarisasi.
Jika tinggal 2 calon.
Maka pasti terjadi polarisasi,” katanya.
Rabu, 4 Januari 2022.
Yang paling penting.
Polarisasi tak timbul perpecahan.
Tak muncul konflik.
Yang bersifat fisik.
“Debatan di dunia maya.
Hal itu biasa saja,”
jelasnya.
Tapi masalahnya.
Debat di dunia maya.
Sering pada kriminalisasi.
“Itu soalnya.
Seolah-olah ribut dunia
maya.
Yaitu keributan.
Memancing onar,” katanya.
Polarisasi.
Dalam arti beda pilihan politik.
Dan beda pendapat.
Hal yang wajar.
Dengan beda pedapat.
Demokrasi hidup dan berkembang.
Pada arah lebih baik.
“Terkadang kita takut beda pendapat.
Takut demokrasi.
Polarisasi saat pemilu.
Biasa saja.
Sepanjang debat.
Tak ada masalah.
Karena tak ada dampaknya.
Pada perpecahan bangsa,” ujarnya.
Yang lebih penting.
Setelah pemilu.
Maka yang terpilih.
Harus jadi pemimpin.
Merangkul semua pihak.
Jadi pemimpin semuanya.
“Setelah pemimpin terpilih.
Maka harus dilihat.
1)
Apakah dia merawat buzzer.
2)
Apakah dia merawat relawannya.
Jika itu terjadi.
Maka disebut polarisasi,” jelasnya.
Sebelumnya.
Anies menyampaikan.
Bahwa polarisasi.
Dalam dunia politik.
Hal biasa.
Hal itu.
Lazim terjadi.
Di negara lainnya.
“Dalam politik.
Saat 2 pilihan.
Pasti ada 2 polar.
Kenapa takut ada 2 polar?
Mau diganti siapa pun.
Juga akan terjadi begitu.
Karena ada 2 pilihan,” kata Anies.
Anies tak khawatir.
Berbagai isu miring menerpanya.
Justru berterima kasih.
Karena Namanya.
Makin dikenal rakyat luas.
Seperti kampanye gratis.
“Justru ini kampanye gratis.
Terima kasih.
Nama saya disebut terus,” ujarnya.
(sumber kba)
0 comments:
Post a Comment