WAHYU TAK TURUN BEBERAPA
WAKTU RASULULLAH GELISAH
Oleh: Drs. H.M. Yusron
Hadi, MM
Al-Quran surah Al-Ahqaf
(surah ke-46) ayat 15 menjelaskan umur 40 tahun adalah kesempurnaan manusia.
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ
أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ
وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Kami perintahkan
kepada manusia agar berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dan melahirkan dengan susah payah, mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30
bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun, dia
berdoa, “Ya Tuhanku, tunjuki aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat berbuat amal
saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang yang berserah diri”.
Nabi Muhammad diangkat
menjadi Rasul umur 40 tahun.
Ditandai turunnya
wahyu Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96).
Nabi tidak pernah
menduga akan mendapat tugas dan kedudukan sangat terhormat.
Ayat Al-Quran
menguraikan sikap Nabi mengesankan pada mulanya beliau ragu dan gelisah.
Al-Quran surah Yunus
(surah ke-10) ayat 94.
فَإِنْ كُنْتَ فِي
شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ
مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ
الْمُمْتَرِينَ
Maka jika kamu
(Muhammad) berada dalam keraguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka
tanyakan kepada orang-orang yang membaca Kitab Suci sebelummu. Sungguh, telah
datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, oleh karena itu, kamu jangan temasuk
orang yang ragu-ragu.
Kegelisahan Nabi
tambah besar ketika wahyu yang dinanti tidak kunjung datang.
Menurut beberapa
riwayat Nabi gelisah, konon beliau hampir mencelakakan dirinya.
Rupanya Allah
bermaksud menjadikan Nabi lebih merindukan Sang Kekasih dan firman-Nya, agar
semakin mantap cinta beliau kepada Allah.
Al-Quran surah Ad-Duha
(surah ke-93) ayat 1-11, diturunkan karena Nabi gelisah menunggu wahyu yang
dibawa oleh malaikat Jibril.
وَالضُّحَىٰ
وَاللَّيْلِ إِذَا
سَجَىٰ
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ
وَمَا قَلَىٰ
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ
لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ
رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
أَلَمْ يَجِدْكَ
يَتِيمًا فَآوَىٰ
وَوَجَدَكَ ضَالًّا
فَهَدَىٰ
وَوَجَدَكَ عَائِلًا
فَأَغْنَىٰ
فَأَمَّا الْيَتِيمَ
فَلَا تَقْهَرْ
وَأَمَّا السَّائِلَ
فَلَا تَنْهَرْ
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Demi waktu matahari
sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tidak
meninggalkanmu dan tidak benci kepadamu.
Dan sesungguhnya hari
kemudian lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan), dan kelak Tuhanmu
pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatimu menjadi puas.
Bukankah Dia
mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan, sebab itu
terhadap anak yatim kamu jangan berlaku sewenang-wenang, dan terhadap orang
yang minta-minta, kamu jangan menghardiknya, dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu siarkan.
Dalam penjelasan surah
ini diterangkan bahwa turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad terhenti beberapa
waktu.
Orang musyrik berkata,
“Tuhannya (Muhammad)
telah meninggalkannya dan benci kepada-Nya”.
Maka turun ayat ini
untuk membantah perkataan orang-orang musyrik.
Kata “Ad-Dhuha”
artinya “matahari ketika naiksepenggalah”.
Yang dipilih berkaitan
dengan wahyu yang diterima oleh Nabi.
Artinya ketika
matahari naik sepenggalah, cahayanya memancar menerangi seluruh penjuru dan
tidak terlalu terik.
Sehingga tidak
menyebabkan gangguan apa pun, serta panasnya memberi kesegaran, kenyamanan, dan
kesehatan.
Allah melambangkan
kehadiran wahyu sebagai hadirya cahaya matahari sinarnya jelas, menyegarkan,
dan menyenangkan.
Wahyu tidak hadir
dinyatakan dengan kalimat, “Demi malam ketika hening”.
Dengan hal bertolak
belakang, Allah menolak anggapan Nabi Muhammad telah ditinggalkan oleh
Tuhannya, atau bahkan dibenci oleh Tuhan.
Wahyu tidak hadir
ketika Nabi Muhammad menantikannya, membuktikan wahyu adalah wewenang Tuhan
sendiri.
Meskipun keinginan
Nabi meluap-luap, tetapi jika Tuhan tidak menghendaki, wahyu tidak akan datang.
Hal ini membuktikan
wahyu bukan hasil renungan atau bisikan jiwa.
Kenabian Nabi Muhammad
bukan hal baru untuk umat manusia.
Al-Quran Al-Ahqaf (surah
ke-46) ayat 9.
قُلْ مَا كُنْتُ
بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ
أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Katakan: “Aku bukan
Rasul yang pertama di antara para Rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan
diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu, aku hanya mengikuti apa yang
diwahyukan kepadaku dan aku hanya seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.
Para nabi dan rasul
sebelum Nabi Muhammad diutus untuk masyarakat dan waktu tertentu.
Tetapi Nabi Muhammad
diutus untuk seluruh manusia sampai akhir zaman.
Beberapa ahli Barat
menduga pada awalnya Nabi Muhammad hanya bermaksud mengajar agamanya kepada
orang Arab saja.
Tetapi setelah Nabi
berhasil di Madinah, lalu memperluas dakwahnya untuk seluruh manusia.
Pendapat ini keliru,
karena sejak berada di Mekah Nabi menegaskan beliau diutus untuk seluruh
manusia.
Al-Quran surah Al-A’raf
(surah ke-7) ayat 158.
Katakan: “Hai manusia,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia
Yang Menghidupkan dan Mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, Nabi yang Ummi, yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapatkan petunjuk".
Ayat ini turun ketika
Nabi sedang berada di Mekah.
Menurut para ulama,
hampir semua ayat Al-Quran dimulai dengan panggilan “Wahai umat manusia”,
semuanya turun di Mekah.
Hanya beberapa ayat
yang turun di Madinah.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
0 comments:
Post a Comment