Thursday, December 22, 2022

15907. NENEK ANIES BASWEDAN IKUT KONGRES WANITA TAHUN 1928

 

 


NENEK ANIES BASWEDAN IKUT KONGRES WANITA TAHUN 1928

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Tiap Hari Ibu diperingati.

Selalu juga teringat pada Nenek.

 

Barkah namanya.

Lahir dan besar di Tegal, Jawa Tengah.

 

Seorang pegiat pergerakan perempuan.

Sejak pra-kemerdekaan.

 

Beliau salah satu peserta.

 Kongres Perempuan.

 

Di Jogja.

Pada 22-25 Desember 1928.

 

 

Menjelang Kongres.

Beliau berangkat.

Sebagai utusan dari Tegal.

 

Bersama pegiat perempuan lainnya.

Mereka sudah siap.

Dengan tiket kereta ke Jogja.

 

Saat tiba di Stasiun Tegal.

Mereka dihalau.

Dan dilarang naik kereta.

 

Petugas Belanda.

Mencegah para perempuan utusan.

 

Agar tak bisa berangkat.

Ikut Kongres Perempuan.

 

Para perempuan itu.

Tidak menyerah.

Dan tidak pulang ke rumah.

 

Mereka melawan.

Mereka menantang.

 

Setelah berdebat.

Dan tak juga tembus.

 

Tahukah apa yg mereka lakukan?

 

 

Para perempuan itu.

Menuju depan lokomotif kereta.

 

Yang sudah siap jalan.

Mereka semua berbaring.

Di atas rel kereta.

 

Berjejer para perempuan itu.

Memaparkan badan.

 

Dibawah terik matahari.

Depan moncong lokomotif.

Mereka pasang badan.

 

Mereka tawarkan nyawa:

Berangkatkan kami atau matikan kami.

 

Itulah harga mati yang senyatanya.

 

Stasiun gempar.

Belanda gentar.

 

Akhirnya mereka diizinkan naik kereta.

 

Berangkatlah mereka ke Jogja.

 

 Berkongres dan ikut membangun.

Pondasi perjuangan perempuan.

Dan perjuangan kemerdekaan.

 

 

Semua itu dituturkan Nenek.

Saat itu.

Dengan penuh semangat.

 

Tiap Hari Ibu diperingati.

 Beliau selalu teringat.

Masa-masa perjuangan itu.

 

Nenek dikaruniai umur panjang.

Meskipun di masa tuanya.

Harus duduk di kursi roda.

 

Nenek tetap baca koran tiap hari.

Mengikuti perkembangan.

Dan tetap ajak diskusi.

 

Siapa pun yang berkunjung.

Hingga menjelang wafat .

Di usia 93 tahun.

 

Badannya telah menua.

Tapi pikiran dan semangatnya.

Selalu muda.

 

 

Saya bersyukur.

Jadi cucu yang tinggal serumah.

Sejak bayi.

 

Sehari-hari kami bersama di Jogja.

Hingga saya harus berangkat.

Melanjutkan kuliah ke Amerika.

 

Sejak masa kecil.

Nenek sering ajak ikut hadir.

 

Berbagai pertemuan.

Organisasi perempuan.

 

Selama bersama di Jogja itu pula.

Berderet kisah perjuangan.

 

Dan hikmah hidup.

Yang diceritakannya.

 

Termasuk kisahnya.

Tentang berangkat.

Ke Kongres Perempuan itu.

 

 

Pada 22 Desember.

Hari Ibu di Indonesia.

 

Bukan hanya untuk mengingat “ibu”.

Yang melahirkan dan membesarkan kita.

 

Tapi juga mengingat.

Pergerakan kaum perempuan.

 

Menuju kemerdekaan.

Dan kemajuan bangsa.

 

(Anies Baswedan)

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment