FA’IL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang fa’il dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
a. Fa’il, الفَاعِلُ
adalah
isim marfuk (kata benda rofak/dammah) yang terletak setelah fi’il maklum (kata
kerja aktif).
b. Fa’il
disebut juga “pelaku”.
3. Contoh
fail dalam kalimat.
a. ضَرَبَ
عَلِيٌّ الْكَلْبَ (dha-ra-ba
a-liy-yun al-kal-ba) = (Ali telah memukul anjing)
Fa’ilnya
(pelakunya) adalah Ali, عَلِيٌّ
karena:
1) Berbentuk
isim marfuk (rofak/dammah)
2) Terletak
setelah fi’il maklum (kata kerja aktif).
b. يَكْتُبُ
مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (yak-tu-bu
mu-ham-ma-dun ad-dar-sa) = (Muhammad sedang menulis pelajaran).
Fa’ilnya
(pelkunya) adalah Muhammad, مُحَمَّدٌ karena:
1) Berbentuk
isim marfuk (rofak/dammah)
2) Terletak
setelah fi’il maklum (kata kerja aktif).
4. Ketentuan
fa’il (pelaku).
1) Fa’il
(pelaku) adalah isim yang marfuk (kata benda rofak/dammah).
2) Fa’il
(pelaku) harus diletakkan setelah fi’il (kata kerja).
Jika ada isim marfuk yang terletak di
depan/sebelum fi’il, maka isim (kata
benda) tersebut bukan fa’il (bukan pelaku).
3) Fi’il
yang dipakai adalah fi’il maklum (kata kerja aktif).
Jika ada isim marfuk yang terletak
setelah fi’il majhul (lkata kerja pasif), maka isim tersebut bukan sebagai
fa’il (bukan pelaku).
4) Fi’il
(kata kerja) yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad (tunggal).
5) Jika
fa’ilnya mudzakkar (pelakunya jenis pria), maka fi’ilnya mufrad mudzakkar (kata
kerja tunggal jenis pria).
6) Jika
fa’ilnya muannats (pelakunya jenis wanita), maka fi’ilnya mufrad muannats (kata
kerja tunggal jenis wanita).
7) Fa’ilnya
(pelakunya) tidak harus terletak secara langsung di belakang fi’ilnya (kata
kerjanya).
8) Jika
fa’ilnya (pelakunya) tidak terletak secara langsung di belakang fi’ilnya (kata
kerjanya), maka fi’ilnya (kata kerjanya) boleh berbentuk mufrad
mudzakkar/muannats (tunggal jenis pria/wanita).
9) Jika
fa’ilnya (pelakunya) berupa jamak taksir (jamak yang berubah dari bentuk
mufradnya), maka fiilnya boleh berbentuk mufrad mudzakkar/muannats (tunggal
jenis pria/wanita).
5. Contoh
dalam kalimat yang menunjukkan fa’ilnya (pelakunya) adalah isim marfuk (kata
benda rofak/dammah).
1) نَصَرَ
زَيْدٌ مُحَمَّدًا
(na-sha-ra za-i-dun mu-ham-ma-daan) =
(Zaid menolong Muhammad)
a. Fa’ilnya
(pelakunya) adalah Zaid, زَيْدٌ
karena berbentuk isim marfuk (kata benda rofak/dammah)
dan setelah isim maklum (nashara), نَصَرَ
b. Muhammad, مُحَمَّدًا BUKAN sebagai fa’ilnya (pelakunya), karena
berbentuk isim manshub (kata benda nashob/fathah), bukan isim marfuk
(rofak/dammah).
2) ذَهَبَ
الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (dza-ha-bar ra-ju-lun i-laas suu-ki) = (Laki-laki
itu pergi ke pasar)
a. Failnya
(pelakunya) adalah الرَّجُلُ karena berbentuk isim yang marfuk (kata
benda rofak/dammah) dan setelah isim maklum (dza-ha-ba), ذَهَبَ .
b. Tetapi
السُّوْقِ BUKAN sebagai fa’il (pelaku), karena
berbentuk isim majrur (kata benda jer/kasrah), bukan isim marfuk
(rofak/dammah).
6. Jika ada isim marfuk yang terletak di
depan/sebelum fi’il (kata kerja), maka isim
tersebut bukan fa’il (pelaku).
1) مُحَمَّدٌ
يَكْتُبُ الدَّرْسَ
(mu-ham-ma-dun yak-tu-bud dar-sa) = (Muhammad sedang menulis pelajaran)
a. Muhammad, مُحَمَّدٌ BUKAN sebagai fa’il (pelaku), karena terletak
di depan/sebelum fi’il (kata kerja).
b. Fa’ilnya
(pelakunya) adalah berupa “dhamir mustatir” (kata ganti orang tersembunyi) yang
terdapat pada fi’il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.
Jadi failnya adalah (huwa), هُوَ
(dia
pria)
7. Contoh
isim marfuk yang terletak setelah fi’il majhul (kata kerja pasif), maka isim
tersebut bukan sebagai fa’il (pelaku).
1) ضُرِبَ
عَلِيٌّ (dhu-ri-ba ‘a-liy-yun) = (Ali dipukul)
Mekipun berbentuk rofak/dammah,
tetapi عَلِيٌّ BUKAN sebagai fa’il (pelakunya) karena
fi’il (kata kerja) yang dipakai adalah fi’il majhul (kata kerja pasif), bukan
fi’il maklum (kata kerja aktif).
8. Contoh
fail (pelaku) yang fi’ilnya (kata kerjanya) selalu dalam bentuk mufrad
(tunggal).
1) كَتَبَ
الْمُسْلِمُ الدَّرْسَ
(ka-ta-ba mus-li-mud dar-sa) = (Seorang muslim itu menulis pelajaran)
Failnya (pelaku) adalah (mus-li-mu), الْمُسْلِمُ dan fiilnya (kata
kerja) adalah (kataba), كَتَبَ
2) كَتَبَ
الْمُسْلِمَانِ الدَّرْسَ (ka-ta-ba mus-li-maa-nid dar-sa) = (Dua orang
muslim itu menulis pelajaran)
Failnya (pelaku) adalah (mus-li-maa-ni), الْمُسْلِمَانِ
dan fi’ilnya
(kata kerja) adalah (kataba), كَتَبَ
3) كَتَبَ
الْمُسْلِمُوْنَ الدَّرْسَ
(ka-ta-ba mus-li-muu-nad dar-sa) =
(Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)
Failnya (pelaku) adalah (mus-li-muu-na), الْمُسْلِمُوْنَ dan fiilnya (kata kerja) adalah (kataba), كَتَبَ
9. Contoh
jika fa’ilnya mudzakkar (pelakunya jenis pria), maka fi’ilnya mufrad mudzakkar
(kata kerjanya tunggal jenis pria).
a. شَرِبَ
مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (sya-ri-ba
mu-ham-ma-dul la-ba-na) = (Muhammad telah minum susu).
b. يَشْرَبُ
مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (yasy-ra-bu
mu-ham-ma-dul la-ba-na) = (Muhammad
sedang minum susu)
Fa’ilnya (pelakunya) adalah Muhammad,
مُحَمَّدٌ
10. Contoh
jika fa’ilnya muannats (pelakunya jenis wanita), maka fi’ilnya mufrad muannats
(kata kerjanya jenis wanita).
a. شَرِبَتْ
مَرْيَمُ اللَّبَنَ (sya-ri-bat
mar-ya-mul la-ba-na) = (Maryam telah minum susu).
b. تَشْرَبُ
مَرْيَمُ اللَّبَنَ
(sya-ri-bat mar-ya-mul la-ba-na) = (Maryam sedang minum susu)
Failnya (pelakunya) adalah Maryam, مَرْيَمُ
11. Contoh
fail (pelaku) yang tidak harus terletak secara langsung di belakang fi’ilnya
(kata kerjanya).
a. رَجَعَ
مِن الْجَامِعَةِ الطَّالِبُ (ra-ja-‘a mi-nal jaa-mi-‘a-tit thaa-li-bu)
= (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)
Failnya (pelakunya) adalah
(thalibu), الطَّالِبُ
b. ضَرَبَ
الْكَلْبَ عَلِيٌّ (dha-ra-bal
kal-ba ‘a-liy-yun) = (Ali memukul anjing)
Fa’ilnya (pelakunya) adalah
(aliyyun), عَلِيٌّ
12. Contoh
fa’il (pelaku) yang tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya (kata
kerjanya), maka untuk fa’il yang muannats (pelaku jenis wanita), fi’ilnya (kata
kerjanya) boleh berbentuk mufrad muannats/mudzakkar (tunggal wanita/pria).
a. شَرِبَتْ اللَّبَنَ مَرْيَمُ (sya-ri-bat al-la-ba-na
mar-ya-mu) =
b. شَرِبَ اللَّبَنَ مَرْيَمُ (sya-ri-ba al-la-ba-na
mar-ya-mu) =
Kedua kalimat adalah benar
dan failnya (pelakunya) adalah Mar-ya-mu,
مَرْيَمُ
13. Contoh
fa’ilnya (pelaku) berupa jamak taksir, maka fi’ilnya (kata kerjanya) boleh
berbentuk mufrad mudzakkar/muannats (tunggal jenis pria/wanita).
a. لَعِبَ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ
b. لَعِبَتْ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ
Kedua kalimat adalah benar dan failnya
(pelakunya0 adalah “al-au-laa-du”, الأَوْلاَدُ
KETERANGAN TAMBAHAN
14. Dalam
bahasa Indonesia.
Susunan sebuah kalimat
adalah (subjek + predikat + objek) = (S+P+O).
15. Dalam
bahasa Arab.
Susunan sebuah kalimat
adalah (predikat (fi’il) + subjek (fa’il) + objek (maf’ul) = (P+S+O).
16. Contoh
kalimat dalam bahasa Indonesia.
a. Zaid
memukul pintu = (S+P+O).
Zaid = subjek (S)
Memukul = predikat (P)
Pintu = objek (O)
17. Dalam
bahasa Arabnya.
ضَرَبَ زَيْدٌ البَابَ ( Dha-ra-ba za-i-dun
al-ba-ba) = (P+S+O)
ضَرَبَ =
memukul (P)
زَيْدٌ =
Zaid (S)
البَابَ =
pintu (O)
S= subjek, P = predikat, O = objek
Daftar
Pustaka
1. Tim
Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2. E-mail:
onlinebadar@yahoo.com
0 comments:
Post a Comment