Tuesday, March 8, 2022

12746. SEMUA ORANG YANG PUNYA TUJUAN ITU RADIKAL

 

 




 

SEMUA ORANG YANG PUNYA TUJUAN ITU RADIKAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

"Di dunia ini, tidak ada orang yang tidak radikal.

 

Orang lahir sudah radikal," kata Pimpinan Pondok Modern Gontor.

 

KH Hasan Abdullah Sahal pada Majalah Gontor.

Pada Januari 2018.

 

 

Kiai Hasan memaparkan.

Bahwa orang punya maksud.

Berarti radikal.

 

Semua orang yang punya tujuan adalah radikal.

 

Semua orang yang punya keinginan adalah radikal.

 

 Tapi radikal jangan ditutup.

Karena semua orang itu radikal.

 

 

Sekarang.

Bagaimana cara menyikapi radikalismenya masing-masing.

 

Koperasi dan kebersamaan itu radikal.

Karena anti-investor.

 

 

Investor itu kapitalis, licik, dan menzalimi orang.

 

Reklamasi dan sawah diganti menjadi gudang.

Lahan pertanian dijadikan pabrik.

Demi investasi.

 

 

Hal itu adalah radikal.

 

Tapi melupakan petani.

Lupa nelayan.

Lupa pedagang.

Dan lainnya.

 

Yang semuanya harus diatur oleh investor.

 

 

Hal ini namanya investor radikal," ungkap dia.

 

 

Orang yang harus bertani ini saja.

Juga radikal.

 

 

Hati mereka radikal semua.

 

orang muslim radikal.

Dan orang kafir juga radikal.

 

 

Tidak ada setengah kafir.

 

Atau setengah Muslim.

 

Orang yang menuduh Islam itu radikal.

Maka dia orang radikal.

 

 

 Islam bukan agama radikal.

 

Tapi yang mengatakan Islam radikal.

Dia itu radikal.

 

 

Orang menyuruh tidak usah beragama.

Tidak usah bersyariah.

Tidak usah salat.

 

Tidak usah membedakan halal dan haram

Semua itu radikal.

 

 

Anda kalau makan tidak usah mencari yang halal.

 

Suruhan dan perintah itu namanya radikal.

 

Saya tidak akan makan.

Selain yang halal.

 

Hal ini juga radikal.

 

 Artinya orang punya kepribadian.

 Yang punya kekuatan  mengakar.

 

Sekarang bagaimana caranya.

Orang kafir dan Muslim berkumpul?

 

Harus pakai toleransi.

Dan saling menghormati.

 

Letakkan radikalisme ini.

 

Kita dijebak," ujar dia.

 

 

Kiai memaparkan.

Bahwa mazhab Syafii.

Harus pakai qunut.

Hal itu radikal.

 

 

Orang yang tidak qunut, mengtakan.

Bahwa itu bid’ah.

Dan lainnya.

 

Hal itu juga radikal.

 

 

"Yang benar apa?

 

Islam itu bukan qunut.

Tapi qunut itu Islam.

 

 

Bung Karno itu Indonesia.

Tapi Indonesia bukan Soekarno.

 

 

Jadi yang dituduh Bung Karno itu Indonesia.

 

Tapi Indonesia bukan Soekarno.

Hal itu radikal.

 

Lalu makar itu, tangkap!

 

Padahal yang mengatakan juga radikal.

 

Memaksakan Indonesia itu hanya Soekarno.

 

Terus Bung Hatta di mana?

 

Kasman di mana?

 

Natsir di mana?

 

Tengku Umar di mana?

 

Diponegoro di mana?

 

 Hasan di mana?" tanya dia.

 

 

Ia menambahkan.

Bahwa Nahwu itu bahasa Arab.

 

Tapi bahasa Arab bukan nahwu.

 

 

"Yang penting adalah cara menyikapi radikalisme masing-masing.

 

Yang kita didik.

Yaitu cara menyikapi radikalismenya masing-masing.

 

Demi bisa hidup bersama.

 

Karena manusia tidak bisa hidup sendiri.

 

Maka  tidak bisa dipaksa hidup.

Dengan diradikali pihak lain," katanya.

 

 

Kata “radikal” (menurut KBBI V) dapat diartikan:

 

1.      Secara mendasar.

Sampai kepada yang prinsip.

 

2.      Amat keras menuntut perubahan.

Terhadap undang-undang dan pemerintah.

 

3.      Maju dalam berpikir atau bertindak.

 

 

 

Radikal dalam ilmu kimia.

Artinya gugus atom.

 

Yang dapat masuk dalam berbagai reaksi sebagai satu kesatuan.

Yang bereaksi seakan-akan satu unsur saja.

 

Misalnya CH3-(metal), C2H5-(etil), SO4-(sulfat).

 

 

 

(Sumber: FB)

 

0 comments:

Post a Comment