FORMASI PASUKAN ISLAM PADA
PERANG UHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Rasulullah umur 56 tahun.
Pasukan muslim maju ke medan Perang
Uhud.
Setelah kelompok Abdullah bin Ubay
(tokoh munafik) mundur dari medan perang.
Rasulullah memimpin 700 prajurit muslim
maju mendekati musuh.
Rasulullah bersabda,
”Siapakah yang bisa menunjukkan jalan
yang lebih dekat, tanpa melewati musuh?”
Abu Khaitsamah menunjukkan jalan lebih
pendek ke Uhud, melewati perkebunan milik Bani Haritsah.
Pasukan muslim melewati kebun milik
Mirba bin Qaizhi (seorang munafik yang matanya buta).
Ketika Mirba bin Aqizhi merasa pasukan
muslim lewat kebunnya, dia menebarkan debu ke arah pasukan muslim.
Pasukan muslim ingin membunuhnya, tetapi
Rasulullah melarangnya.
Rasulullah bersabda,
”Kalian jangan membunuhnya, karena dia
orang buta hatinya, sehingga buta matanya.”
Pasukan muslim tiba di kaki gunung Uhud,
menghadap ke Madinah dengan membelakangi gunung Uhud.
Pasukan Qurasy berada di tengah-tengah
antara pasukan muslim dengan kota Madinah.
Pengaturan pasukan musyrik
Mekah.
1.
Abu
Sufyan bin Harb adalah komandan tertinggi.
2.
lkrimah
bin Abu Jahal dibantu Khalid bin Walid sebagai komandan pasukan berkuda.
3.
Abdullah
bin Rabiah sebagai komandan pasukan pemanah.
4.
Shafwan
bin Umayah komandan pasukan pejalan kaki.
5.
Bendera
perang dipegang Bani Abdid-Dar.
6.
Para
wanita dipimpin Hindun binti Utbah (istri Abu Sufyan) membangkitkan semangat
berperang.
Rasulullah mengatur pasukan
muslim.
Sabtu pagi, 7 Syawal 3 Hijriah,
Rasulullah mengatur pasukan muslim pada Perang Uhud.
Abdullah bin Jubair memimpin pasukan
pemanah dengan posisi di atas gunung di Jabal Rumat, sebelah selatan Wadi
Qanat.
Rasulullah bersabda,
”Pasukan pemanah bertugas melindungi
pasukan muslim, dari serangan musuh dari arah belakang.”
“Pasukan pemanah dilarang turun untuk
membantu pertempuran.
Jika kalian melihat orang-orang
mengumpulkan harta rampasan perang.
Maka kalian jangan turun bergabung
bersama kami, sebelum ada perintah dari saya.”
Mundzir bin Amr sebagai komandan syap
kanan.
Zubair bin Awam komandan sayap kiri.
Miqdad bin Aswad komandan pasukan
berkuda.
Rasulullah memakai 2 lapis baju besi
sambil menghunus pedang tajam.
Rasulullah bersabda,
”Siapakah yang ingin mengambil pedang
ini menurut haknya?”
Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab,
dan Zubair bin Awam maju ke depan Rasulullah siap menerima pedang itu, tetapi
belum diberikan.
Abu Dujanah bin Kharazah tampil ke
depan,
”Apa haknya, ya Rasulullah?”
Rasulullah bersabda,
”Hendaknya kamu membabatkan pedang ini
ke arah musuh hingga bengkok”.
Abu Dujanah bin Kharazah berkata,
”Aku akan mengambilnya menurut haknya, ya Rasulullah?”
Rasulullah memberikan pedang itu kepada
Abu Dujanah bin Kharazah, seorang pemberani hingga terkesan sombong.
Abu Dujanah bin Kharazah mengikat sorban
merah di kepalanya.
Dia berjalan mengambil posisi di antara
dua pasukan yang akan berperang.
Rasulullah bersabda,
”Sungguh itu adalah cara berjalan yang
dibenci Allah, kecuali dalam perang seperti ini.”
Rasulullah melarang pasukan muslim
memulai serangan, sebelum ada perintah.
Rasulullah membakar semangat jihad,
membangkitkan roh patrioisme, meningkatkan kesabaran, dan keteguhan dalam
berperang.
Daftar
Pustaka
1.
Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2.
Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3.
Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. SejarahMekah. Mekah 2017.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment