Saturday, May 14, 2022

13136. MOTIVASI MARBOT PENJAGA MASJID JADI PROFESOR

 

 




 

 

MOTIVASI MARBOT PENJAGA MASJID JADI PROFESOR

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

MARBOT JADI PROFESOR

 

Tahun 1998.

Dia ke Jogja.

 

Sebagai mahasiswa baru.

 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Jurusan elektro.

 

 Kehidupannya tidak berkecukupan.

Membuatnya prihatin.

Dia kuliah, tinggal dan mengurus masjid Al Amin.

 

Dia menjadi marbot.

Dan jualan tempe.

 

Tiap pagi setelah Subuh.

Dia kayuh sepeda bututnya.

 

Mengambil tempe Mochlar.

Dan mengantar ke langganannya.

 

Setelah itu.

Dia kembali ke masjid.

Untuk membersihkan masjid.

 

Kemudian mengayuh sepedanya ke kampus.

Yang jaraknya sekitar 5 km.

 

Terkadang malam hari selepas Isya.

Dia mengantar tempe.

Ke langganan yang lain.

 

Dia sering pulang ke masjid.

Di sela-sela jam kuliahnya.

Untuk melantunkan azan Duhur atau Asar.

 

Kemudian balik lagi ke kampus.

Untuk meneruskan kuliahnya.

 

Sepulang kuliah.

Dia mengajar anak-anak mengaji di TPA masjid.

 

Berpuluh anak belajar alif ba ta darinya.

Tepuk anak saleh.

Dan lagu anak TPA diajarkannya.

 

Tiap malam Kamis.

Dia menyiapkan pengajian rutin.

 

Sebagai marbot masjid.

Dia mengurs minuman dan snack.

 

Membagikan ke jamaah.

 

Setelahnya.

Dia merapikan lagi tikar.

Menyapu lantai dan mengepelnya.

 

Alhamdulillah.

Udin, begitu kami memanggilnya.

Lulus dengan cumlaude.

 

Dia kuliah S2 di Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS).

 

Kemudian menikah.

Setelah menikah.

Dia tidak lagi tinggal di kampung kami.

 

Menurut kabar.

Dia tinggal di daerah Bantul.

 

Selang berapa tahun.

Dia kembali.

 

Dia membeli rumah di kampung kami.

Dekat masjid.

Yang dulu dia rawat.

 

Kali ini.

Dia sudah menjadi dosen di UNY.

 

Dan sudah bergelar PhD.

Sudah punya 3 anak.

 

Bertahun berlalu.

Udin yang dulu mengayuh sepeda butut.

Sekarang mengendarai mobil.

 

Sesekali sepeda dikayuhnya.

Untuk berolah raga.

 

 Tak lama lagi.

Dia akan menjadi Profesor.

 

Profesor Khairudin.

Pada usia sangat muda.

.

Barakallah Prof Khairudin.

Maafkan kami.

Tak bisa mengubah panggilan itu.

Yaitu Udin.

 

Meskipun sudah Profesor.

Engkau tetap Udin.

Seperti anak bagi mama dan bapak, adik, kakak, bagi keluarga kami.

 

Dan menjadi teladan bagi kami.

 

Condong Catur

(4 Agustus 2020)

 

(Sumber Falasifah Ani Yuniarti)

 

 

0 comments:

Post a Comment