AL-QURAN INGIN AJARAN ISLAM
DILAKUKAN TERPADU
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Al-Quran mengajarkan agar
umat lslam melakukan ajaran lslam secara terpadu.
Sekilas Al-Quran berisi
materi yang sering melompat tak terkait.
Padahal jika diamati akan
muncul hubungan yang mengagumkan.
Al-Quran adalah kitab
terpadu.
Yang memperhatikan seluruh
unsur manusiawi, jiwa, akal, dan jasmaninya.
Al-Quran menampilkan tentang:
1) Haramnya
makanan tertentu, seperti babi.
2) Ancaman
terhadap orang yang enggan menyebarkan ilmu.
3) Anjuran
bersedekah.
4) Wajib
menegakkan hukum.
5) Wasiat
sebelum mati.
6) Wajib berpuasa.
7) Hubungan
suami-istri.
Ditampilkan Al-Quran secara
berurut.
Dalam belasan ayat dalam surah
Al-Baqarah.
Mengapa demikian?
Mengapa terkesan acak?
Jawabnya antara lain:
"Al-Quran ingin agar
umatnya melakukan ajaran secara terpadu."
1. Menghindari
babi tak lebih dianjurkan daripada
enggan menyebarkan ilmu.
2. Bersedekah tidak lebih penting daripada
menegakkan hukum dan keadilan.
3. Wasiat
sebelum mati dan menunaikannya tidak kalah daripada puasa Ramadan.
4. Saat berpuasa
dan ibadah lainnya.
Jangan lupa kebutuhan jasmaninya.
Termasuk hubungan intim
suami dan istri.
Demikian ajaran Al-Quran
terlihat terpadu.
Al-Quran menempuh berbagai
cara untuk menjelaskannya.
Antara lain dengan kisah
faktual atau simbolik.
Al-Quran mengisahkan
"kelemahan manusia."
Tapi digambarkan dengan
kalimat indah lagi sopan.
Tanpa mengundang tepuk
tangan.
Atau membangkitkan potensi negatif.
Tapi untuk menekankan akibat
buruk kelemahan itu.
Atau menggambarkan saat manusia
menghadapi godaan nafsu dan setan.
KISAH QARUN YANG KAYA RAYA
Ketika Qarun yang kaya raya
memamerkan kekayaannya.
Dia merasa bahwa
kekayaannya hasil ilmu dan jerih payahnya.
Juga setelah enggan
berkali-kali mendengar nasihat.
Maka terjadi bencana
longsor.
Al-Quran surah Al-Qasas (surah
ke-28) ayat 81-82.
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ
الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا
كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkan Qarun beserta
rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan dia
tidak termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا
مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ
بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan orang-orang yang kemarin bercita-cita
seperti kedudukan Qarun itu,
berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia
kehendaki dari hamba-Nya dan menyempitkan-Nya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai
benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
Sangat wajar.
Banyak orang ingin kaya raya seperti
Qarun.
Tapi setelah Qarun dan rumahnya
yang mewah terbenam ke dalam bumi.
Kemudian banyak orang yang
sadar.
Bahwa mereka wajib bersyukur
dengan apa pun nikmat dari Allah.
KISAH NABI YUSUF DAN ZULAIHAH
Al-Quran surah Yusuf (surah
ke-12) ayat 23.
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي
بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ
مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ
الظَّالِمُونَ
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf
tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan
dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini". Yusuf
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang zalim tidak akan beruntung.
Al-Quran menggambarkan kenyataan manusia.
Yang tidak harus ditutupi.
Tapi tidak juga dibuka
lebar.
Al-Quran menguraikan jawaban
Nabi Yusuf.
Yaitu anak muda yang dirayu
wanita itu.
Dengan 3 alasan penolakan.
Seimbang dengan 3 cara
rayuannya.
1. Aku
berlindung kepada Allah.
2. Suamimu
adalah tuanku.
Yang memperlakukan aku
dengan baik.
3. Tak
pernah bahagia orang yang berlaku aniaya.
(Sumber Quraish Shihab)
0 comments:
Post a Comment