AYO PAKAI
MEDSOS UNTUK TAMBAH PAHALA BUKAN TAMBAH DOSA
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Mari kita
pakai media sosial untuk menambah pahala kebaikan.
Bukan
malah dipakai untuk menambah dosa dan menambah musuh.
Rasulullah
bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ
مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal,
maka terputuslah amalnya, kecuali 3 hal yaitu:
1. Sedekah
jariah.
2. llmu
yang dimanfaatkan.
3. Doa
anak yang saleh.
SEDEKAH JARIAH
Seperti membangun masjid,
musolla, sekolah, panti asuhan, rumah yatim.
Membuat sumur, mencetak
buku yang bermanfaat.
Dan berbagai macam wakaf
yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum.
ILMU YANG BERMANFAAT
Yaitu ilmu agama, umum,
dan keterampilan bermanfaat yang ia ajarkan kepada orang lain.
Dan mereka terus
mengamalkannya.
Atau menyebarkan buku,
ceramah, video yang bermanfaat untuk umat manusia.
Dan ilmunya terus
dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia.
ANAK YANG SALEH
Islam amat mendorong para
orang tua untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka.
Sehingga anak bisa tumbuh
sehat lahir batin, berbudi mulia, dan berilmu tinggi.
Dalam
hadis itu ada isyarat adanya keutamaan menikah agar mendapat anak
yang saleh.
Amal sedekah jariah punya keterbatasan, karena tergantung
finansial.
Doa anak saleh juga terbatas.
Tergantung jumlah anak, umur anak, dan keturunannya.
Tapi ilmu yang bermanfaat tidak dibatasi waktu dan tempat.
Dan manusia bisa mengambil manfaat darinya.
Selama masih ada manusia, peluang mendapat pahala dari ilmu
yang bermanfaat tetap terbuka.
Bayangkan, betapa besar pahala Imam Bukhari dan
Muslim yang menghimpun hadis untuk menjaga kemurniannya.
Setelah berabad-abad, sampai saat ini pun pahala masih
mengalir kepada mereka.
MANFAAT MEDIA SOSIAL
Media sosial saat ini bisa dimanfaatkan untuk
melipatgandakan pahala kebaikan.
Mari kita pakai media sosial untuk menyebarkan kebaikan yang
hampir tanpa biaya.
Dengan berbagi kebaikan dan ilmu bermanfaat lewat Facebook,
Twitter, Blog, Pinterest, WhatsApp, Youtube, atau jejaring sosial lainnya.
Semakin tersebar, semakin berganda pula pahala kita.
Rasulullah bersabda,
"Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia
mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya.
Dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala mereka."
(HR Muslim).
Tapi sayangnya.
Sebagian orang menjadikan media sosial sebagai sarana penabur
keburukan.
Media sosial dipakai untuk menghina, mencela, mengolok-olok,
dan memfitnah.
Bahkan untuk merusak dan membunuh nama baik dan karakter
orang lain.
Mungkin mereka mengira bisa bebas, karena memakai
nama dan akun palsu.
Padahal, Allah Maha Mengetahui segalanya.
Aallah Maha Tahu siapa di balik akun yang berbuat keburukan
itu.
Allah bahkan memberi fasilitas bagi korban
fitnah untuk mengambil pahala yang memfitnah di akhirat nanti.
Jika pahalanya habis, maka dosa orang yang difitnah dialihkan
kepada orang yang menfitnahnya.
Rasulullah bersabda,
"Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang
bangkrut?"
Para sahabat menjawab,
"Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak punya uang
dan tidak punya harta benda."
Rasulullah bersabda,
"Orang yang bangkrut adalah:
Orang datang pada hari kiamat membawa pahala salat, puasa,
zakat, haji, dan pahala lainnya.
Tetapi ketika di dunia dia mencaci, menuduh tanpa bukti,
menyakiti.
Makan harta orang lain dengan batil.
Dan menumpahkan darah orang lain dengan batil.
Sebagai tebusan atas kezalimannya.
Maka amal kebaikannya, diberikan kepada orang yang
dizaliminya.
Semuanya dia bayarkan.
Sampai tidak tersisa lagi pahala amal salehnya.
Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga.
Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu
dipindahkan kepada orang itu.
Dan akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka."
Rasulullah bersabda,
“Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat.
Yaitu orang rajin beribadah.
Tetapi dia tidak punya akhlak yang baik.
Dia merampas hak orang lain.
Dan menyakiti hati mereka.”
(HR Muslim nomor 6522).
Pada zaman dahulu.
Tanpa medsos, orang menuduh tanpa bukti bisa bangkrut di
akhirat.
Apalagi jika mereka melakukannya di media sosial.
Semakin banyak followernya,
maka yang terpengaruh tuduhannya bertambah banyak.
"Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan.
Maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya.
Dengan tidak mengurangi sedikit pun dosa-dosa mereka."
(HR Muslim).
Al-Quran surah Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7-8.
فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرًّا يَرَهُ
Barang
siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrahp, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.
Dan
barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.
(Sumber
internet)

0 comments:
Post a Comment