Saturday, March 20, 2021

9014. PEDOMAN PRAKTIS DALAM MENGHADAPI MASALAH

 


PEDOMAN PRAKTIS  DALAM MENGHADAPI  MASALAH SEHARI-HARI

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Sebagai manusia biasa, kita  tidak akan luput dari masalah hidup.

 

 

 

Kalau kita cermati.

 

 

Dalam menghadapi masalah  hampir sama.

 

 

 Ternyata sikap manusia berbeda-beda.

 

 

Ada orang yang menjadi panik, bingung, dan stres.

 

 

 

 Tetapi, ada yang tetap tenang saja.

 

 

 

Hal ini, dapat disimpulkan, masalah sebenarnya bukan pada masalahnya.

 

 

Tetapi, pada sikap kita dalam menghadapi masalah

.

 

 

PEDOMAN PRAKTIS MENGHADAPI MASALAH HIDUP

 

1.              Siap.

 

2.              Rida.

 

 

3.              Jangan mempersulit diri.

 

4.              Evaluasi diri.

 

5.              Hanya Allah penolong kita.

 

 

 

 

 

1.           Siap. 

 

 Yaitu siap menghadapi sesuatu yang sesuai keinginan kita.

 

Dan bersedia menerima kenyataan yang tidak cocok dengan harapan.

 

 

Sebagai manusia, kita harus punya cita-cita dan keinginan yang benar dalam kehidupan ini.

 

 

Kita harus gigih ikhtiar sekuat pikiran dan tenaga untuk mencapai yang terbaik.

 

 

Dalam kehidupan kita di dunia dan akhirat.

 

 

 

Tetapi bersamaan dengan itu, kita harus sadar dan tahu diri.

 

 

Manusia hanya makhluk amat terbatas.

 

 


Dalam kehidupan sering terjadi sesuatu di luar kemampuan kita.

 

 

Kita tidak mampu mencegahnya.

 

 

Jika salah bersikap, maka kita akan kecewa.

 

 

Penuh keluh kesah, hati menjadi kacau, dan pikiran kusut tidak karuan. 

 

 

 

Sungguh rugi, karena hidup di dunia hanya sekali.

 

 

Kejadian tidak terduga pasti akan terjadi lagi.

 

 

 

Manusia boleh punya rencana.

 

 

Allah Yang Maha Kuasa juga punya rencana.

 

 

Yakinlah, yang pasti terjadi adalah rencana Allah.

 

 

 


Yang menarik, kita sering marah dan kecewa dengan suatu peristiwa.

 

 

 

Tetapi setelah waktu berlalu, ternyata kejadian itu sangat menguntungkan.

 

 

 

Bahkan lebih baik daripada yang diharapkan.

 

 

Percayalah, rancangan Allah Yang Maha Hebat pasti lebih indah dan mengagumkan.

 

 

 


Alkisah, seorang penjual tahu berangkat setelah salat Subuh dari rumahnya  di desa.

 

 

 

Dia berjalan kaki memanggul dagangannya lewat pematang sawah.

 

 

Ketika di pematang sawah, tiba-tiba pikulannya patah.

 

 

Tampah berisi tahu di pikulan kiri masuk ke sawah.

 

 

 

 Yang sebelah kanan terbenam ke dalam kolam.

 

 

 

Betapa kaget dan merasa sangat sial.

 

 

 

Belum berjualan modal sudah habis terbenam ke dalam lumpur.

 

 

 

Dengan murung dan bercampur marah, dia balik ke rumah.

 

 

 


Tetapi 2 jam kemudian.

 

 

 

Datang berita yang sangat mengejutkan.

 

 

 

Kendaraan yang ditumpangi para penjual tahu, mengalami kecelakaan.

 

 

Semua penumpangnya cedera berat, bahkan ada yang meninggal.

 

 

 

Hanya seorang penjual tahu yang selamat.

 

 

Yang biasanya naik kendaraan tersebut.

 

 

Yaitu dirinya.

 

 

 

 Maha Suci Allah.

 

 

Dua jam sebelumnya, patah pikulan dianggap sial dan nasib amat buruk.

 

 

Tetapi, dua jam kemudian patah pikulan dianggap kemujuran luar biasa.

 

 

 

Jadi, dalam menghadapi kegiatan apapun.

 

 

Mari kita sempurnakan niat dan ikhtiar.

 

 

Tetapi, bersamaan dengan itu, kita siapkan hati untuk menerima apa pun yang terbaik menurut Allah Yang Maha Mulia.

 

 

2.           Rida.

 

 

Yaitu rela  dan ikhlas menerima sesuatu yang sudah terjadi.

 

 

 Meskipun kita marah dan kecewa.

 

 

Kenyataannya sudah terjadi.

 

 

 Jadi, rela atau tidak rela terbukti sudah terjadi.

 

 

 

Lebih baik kita rela saja menerimanya.

 

 

Sikap ikhlas ini hanya amalan dalam hati.

 

 

 

Kita menerima kenyataan yang sudah terjadi.

 

 

 

 

Tetapi pikiran dan tubuh kita wajib berusaha memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridai Allah.

 

 

 

Kondisi hati tenang sangat membantu proses ikhtiar.

 

 

 

Menjadi positif dan optimal.

 

 


      Mengapa?

 

 

Orang yang stres adalah orang yang tidak siap mental.

 

 

Dan tak mau menerima kenyataan.

 

 

 

 Pikirannya selalu tidak sesuai dengan kenyataan.

 

 

 

Sibuk menyesali sesuatu yang sudah tidak ada.

 

 

 

Mengharapkan yang tidak mungkin terjadi.

 

 

Sungguh sengsara yang dibuat sendiri.

 

 

Jadi, hati kita harus rela menerima kenyataan apa pun yang sudah terjadi.

 

 

Sambil berusaha memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridahi Allah.

 

 

3.           Jangan mempersulit diri.

 

 

Al-Quran surah Alam Nasrah (surah ke-94) ayat 5-6.

 

 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا


إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

 

 

 

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

 

 

 

 

 

 

Sampai dua kali Allah  menyampaikan janji-Nya.

 

 

 

Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus dalam kesusahan.

 

 

 karena dunia ini bukan neraka.

 

 

 

Juga, tidak mungkin dalam hidup ini selamanya mudah dan lapang.

 

 

 karena dunia ini bukan surga.

 

 

 


Karena itu, dalam menghadapi masalah, jangan membesar-besarkan.

 

 

 

Jangan mempersulit diri.

 

 

 

Hal ini, akan menambah masalah menjadi lebih seram dibanding kenyataan sebenarnya.

 

 

 

Yakinlah, bahwa Allah Yang Maha Teliti pasti mengukur ujian yang menimpa kita.

 

 

 

Pasti sesuai dengan takaran yang tepat dan presisi.

 

 

 

Sesuai dengan keadaan dan kemampuan kita.

 

 

 

4.           Evaluasi diri.

 

 

Yaitu menilai diri kita sendiri.

 

 

 

 Hidup ini laksana suara gaung di pegunungan.

 

 

 

Apa yang kita bunyikan, suara itu akan kembali kepada diri kita sendiri.

 

 

Segala yang terjadi adalah hasil perilaku yang kita kerjakan.

 

 

 

 Al-Quran surah Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7-8.

 

 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ


وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

 

 

 

Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

 

Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

 

 

Misalnya, ada kerikil mengenai kening kita.

 

 

 

Kita harus rela dan merenung.

 

 

 

 

Mengapa Allah menimpakan kerikil ke kita.

 

 

 

Lapangan sangat luas dan kepala begitu kecil.

 

 

 

Mungkin itu peringatan bahwa kita sering lupa bersujud.

 

 

 

Atau sujud kita lalai dari mengingat-Nya.

 

 

 

Allah tidak mungkin menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

 

 

 

Pasti ada hikmahnya.

 

 

 

Jangan kita terjebak hanya menyalahkan orang lain.

 

 

 


Sikap emosi hanya memberi  sedikit nilai tambah bagi pribadi kita.

 

 

 

Bahkan bisa menimbulkan masalah baru.

 

 

 

Jadi, mari kita jadikan setiap masalah untuk mengevaluasi diri.

 

Dan memperbaiki diri kita.

 

 

 

 

5.           Hanya Allah penolong kita.

 

 

 

Al-Quran surah At-Tallak (surah ke-65) ayat 2-3.

 

 

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

 

 

 

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujuki mereka dengan baik atau lepaskan mereka dengan baik dan persaksikan dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

 

 

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkanya. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

 

 

 

 

 

 

 

Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, akan diberi  jalan keluar dari setiap urusannya.

 

 

Diberi rezeki dari arah yang tidak diduga.

 

 

Siapa yang bertakwa kepada Allah, akan dicukupi segala keperluannya.

 

 

 


Sesungguhnya, segala sesuatu bisa terjadi, berupa nikmat atau musibah, hanya dengan izin Allah.

 

 

 

Meskipun manusia dan jin bergabung menjanjikan sesuatu.

 

 

 

Tidak akan pernah berhasil, jika  Allah tidak mengizinkan.

 

 

Manusia paling bodoh adalah yang berharap dan takut kepada selain Allah.

 

 

 

 

 

Jadi, hanya Allah penolong kita.

 

 

 

 Manusia hanya berasal (maaf) setetes sperma.

 

 

 

Berjalan kemana-mana membawa kotoran dalam perutnya.

 

 

Kelak ujungnya akan menjadi bangkai.

 

 

 

Pendek kata, kita jangan takut menghadapi masalah.

 

 

Tetapi, takutlah tidak mendapat pertolongan dari Allah.

 

 

Semoga masalah yang ada menjadi jalan pendidikan.

 

 

 

Agar  kita semakin dewasa.

 

 

 

 Meluaskan pengalaman dan elipatgandakan pahala. Amin

 

 

 

(Sumber Aa Gym)

0 comments:

Post a Comment