RAKYAT KORSEL TAK
PASANG GAMBAR PRESIDEN HANYA BENDERA
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Beda
Tanggal.
Beda
Nasib.
Korea
Selatan dan Indonesia.
Indonesia dan Korea
Selatan.
Merdeka pada hari
berdekatan.
Korea Selatan.
Merdeka 15 Agustus
1945.
Indonesia.
Merdeka 17 Agustus
1945.
Indonesia merdeka
tanggal 17 Agustus 1945.
Korea Selatan merdeka
pada tanggal 15 Agustus 1945.
Hanya beda 2 hari.
Korea Selatan.
Dulu lebih miskin
daripada Indonesia.
Kini Korsel lebih
maju.
Dan termasuk negara
maju.
Herbeda 2 hari.
Tapi bisa berbeda
segalanya.
Cara orang Korea
Selatan.
Merayakan hari
merdeka.
Orang Korea Selatan.
Tdak merayakan 15
Agustus-an.
Seperti orang
Indonesia.
Penduduk Korea
Selatan:
1. Hanya mengibarkan
bendara.
2. Tak ada umbul-umbul.
3. Tak ada spanduk.
4. Tak ada lomba-lomba.
5. Tak ada peringatan
meriah.
Apakah tanpa semua
itu.
Artinya orang Korea
Selatan.
Tidak cinta
negaranya?"
Jawabnya,
“Pasti, tidak!”
Semua orang Korea
Selatan.
Pasti cinta
negaraanya.
Karena Orang Korea,
tidak ada yang tidak cinta negaranya.
Penduduk Korea
Selatan.
1. Tak pasang gambar
Presiden dan Wakil Presiden.
2. Tapi hanya pasang
Bendera.
Tiap kantor di Indonesia.
1. Dipasang gambar
Presiden.
Dan Wakil Presiden.
Kantor di Korea
Selatan.
1. Hanya dipasang bendera
negaranya.
2. Tanpa gambar Presiden.
3. Tanpa gambar Wakil
Prsiden.
Bagi orang Korea
Selatan.
"Siapa pun
Presidennya.
Negaraku tetap
Korea".
Korea merdeka dari
Jepang.
Mereka masih harus
lewat fase perang saudara.
Hingga akhirnya pecah.
Menjadi:
1. Korea Utara.
2. Korea Selatan.
Saat itu.
Penduduk Korea amat
miskin.
Hingga untuk makan
nasi saja susah.
Nasi kebutuhan pokok
orang Korea.
Sehingga tiap bertemu
orang lain.
Mereka saling
bertanya:
“밥을 먹었어요?”
(“Sudah makan nasi?”).
Jika belum makan.
Maka akan diajak
makan.
Orang Korea Selatan.
Pekerja keras.
Kini tampak hasil
nyata.
Kerja keras Korea
Selatan.
Pesan dari Presiden
Korea saat itu:
*"Let’s
work harder and harder.
Let’s work much harder
not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”*
(Mari kita bekerja
lebih keras.
Dan lebih keras.
Mari kita bekerja
lebih keras.
Agar tidak membuat
anak-anak kita.
Dijual ke luar
negeri).
Dan kemudian ditutup
oleh quote:
*"Now, we
promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we
will give you the country worthy to be proud as well.”*
("Sekarang, kita
berjanji.
Bahwa kita akan
menyerahkan negara yang baik.
Untuk putra putri
kita.
Kita akan memberi
negara yg layak.
Untuk
dibanggakan.")
Dalam Muktamar
Muhammadiyah.
Di Makasar.
Beberapa tahun silam.
Ada peninjau asal
Korea Selatan.
Yaitu Prof Hyun Jun
Kim.
Dia ahli tentang
Indonesia.
Peserta muktamar
bertanya.
Pada Prof Hyun Jun
Kim.
“Apakah kesan Anda.
Tentang orang
Indonesia?
Prof Hyun Jun Kim.
Menjawab sambil
senyum,
“Orang Indonesia tak
tulus dalam bersikap.
Elit dan rakyatnya.
Yang tinggal di kota
dan di desa.
Saat melakukan suatu
tindakan.
Orang lndonesia selalu
punya pamrih.”
"Di depan semula
tampak ramah.
Seolah ikhlas.
Dan berkata: Ya..Ya
saja.
Tapi sebetulnya.
Dia punya tujuan
tertentu.
Atau tak ikhlas,''
katanya.
Dia menemukan kata
'pamrih'.
Dalam Inggris.
Yaitu : intention.
Semoga jadi renungan.
Merdeka!
(Sumber republika)
0 comments:
Post a Comment