Thursday, August 19, 2021

10538. ALLAH PERNAH HARAMKAN YANG BAIK KEPADA YAHUDI SEBAB DURHAKA

 



ALLAH PERNAH HARAMKAN YANG BAIK KEPADA YAHUDI SEBAB DURHAKA

Oleh:Drs.H.M.Yusron Hadi, M.M.

 

 

Salah satu hak Allah sebagai Zat yang menciptakan manusia.

 

Dan pemberi nikmat yang tidak terhitung banyaknya.

 

Yaitu menentukan halal dan haram dengan sesuka Allah.

 

Juga berhak menentukan perintah dan syiar ibadah dengan sesuka Allah.

 

Manusia sedikit pun tidak ada hak untuk melanggar.

 

Hal itu adalah hak Ketuhanan.

Dan suatu kepastian persembahan.

 

Yang harus dilakukan manusia  untuk berbakti kepada-Nya.

 

Tapi, Allah juga berbelas-kasih kepada hamba-Nya.

 

Sehingga, dalam menentukan halal dan haram dengan alasan rasional.

 

Demi maslahat manusia sendiri.

 

Sesuatu yang dihalalkan Allah pasti baik.

Dan yang diharamkan Allah pasti jelek.

 

 

Memang Allah pernah mengharamkan hal yang baik kepada kaum Yahudi.

 

Tapi sebagai hukuman kepada mereka.

 

Karena mereka menlanggar  larangan Allah.

 

Hai ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya.

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 146.

 

وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ ۖ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ۚ ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ ۖ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

 

Dan kepada orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikian Kami hukum mereka karena mereka durhakaan; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.

 

 

Bentuknya durhaka dijelaskan Allah.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 160-161.

 

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا

 

Maka karena kezaliman orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

 

 

 

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

 

Dan karena mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih.

 

 

 

Kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai pembawa pesan terakhir.

 

Dengan membawa agama universal dan abadi.

 

Salah satu rahmat kasih Allah kepada manusia.

 

Sesudah manusia matang dan dewasa berpikir.

 

Yaitu dihapusnya beban haram.

 

Yang pernah diberikan Allah sebagai hukuman sementara.

Tujuannya mendidik itu.

 

Nama Nabi Muhammad sebagai utusan Allah disebut dalam Taurat.

 

Dan nama Nabi Muhammad sudah dikenal oleh para ahli kitab.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 157.

 

 

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari myang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka itu orang-orang beruntung.

 

 

(Sumber Yusuf Qardhawi)

0 comments:

Post a Comment