Monday, August 1, 2022

14234. SYAFII HAMBALI SENTUH KULIT LAWAN JENIS BATAL WUDU HANAFI TAK BATAL

 




 

SYAFII HAMBALI SENTUH KULIT LAWAN JENIS BATAL WUDU HANAFI TAK BATAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Tawaf.

Yaitu ibadah keliling Kakbah.

Berputar berlawanan arah jarum jam.

 

Saat tawaf hukumnya seperti salat.

 

Yaitu harus suci:

1.        Tubuh.

2.        Pakaian.

3.        Tempat.

 

Al-Quran sutah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 6.

 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 

Hai orang-orang beriman, jika kamu hendak mengerjakan salat, maka basuh mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapu kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan 2 mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapat air, maka bertayammum dengan tanah yang baik (bersih); sapu mukamu dan tanganmu dengan tanah. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

 

 

Para sahabat beda pendapat.

Tentang:

 

“Laa mastumun nisa”.

 

1.        Umar bin Khattab dan lbnu Mas’ud.

 

Arti hakiki.

Yaitu:

Sentuhan kulit pria dan wanita.

 

2.        Ali bin Abi Talib dan lbnu Abbas.

 

Arti majazi.

Yaitu:

Hubungan seksual suami istri.

 

 

Muncul beda hukum batal wudu.

 

1.        Mazhab Syafii dan Hanbali.

 

Jika sentuh kulit pria dan wanita.

Maka batal wudu.

 

2.        Mazhab Hanafi.

 

Sentuh kulit pria dan wanita.

Tak batal wudu.

 

3.        Mazhab Maliki.

 

Sentuh kulit pria wanita dengan syahwat.

Batal wudu.

 

Jika tak syahwat.

Maka tak batal wudunya.

 

 

Muhammadiyah.

Ikut paham majazi.

Yaitu bersetubuh.

 

Maka persentuhan kulit lawan jenis.

Tidak membatalkan wudu.

 

 

Hadis riwayat Aisyah.

 

“Pada suatu malam.

Saya kehilangan Nabi dari tempat tidur.

Kemudian saya merabanya.

 

 Tanganku memegang telapak kaki Nabi.

Yang sedang sujud.”

 

Hadis riwayat Muslim.

Aisyah berkata,

 

“Nabi salat.

Dan aku berbaring di depannya.

 

Melintang seperti mayat.

Nabi salat menyentuhku dengan kakinya.”

 

Hadis di atas.

Menjelaskan sentuhan suami dan istri.

Tapi bisa dipahami umum.

 

Yaitu sentuhan pria dan wanita.

Tak membatalkan wudu.

 

Bahkan Nabi Muhammad.

Dalam kondisi wudu.

Mencium istrinya.

 

 

(Sumber suaraMuhammadiyah)

 

0 comments:

Post a Comment