Sunday, August 22, 2021

10588. TALIBAN ARTINYA MURID MADRASAH DI AFGANISTAN

 






TALIBAN ARTINYA MURID MADRASAH DI  AFGANISTAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Taliban mengambil alih Istana Kepresidenan Afganistan di Kabul.

 

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, meninggalkan Kabul  hari Minggu (15/08/2021).

 

Saat Taliban masuk ibu kota Afganistan.

 

Taliban menyatakan perang telah berakhir.

 

Usai para pejuangnya mengambil alih Istana Kepresidenan.

 

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afganistan.

 

Dan para mujahidin.

 

Mereka menyaksikan buah upaya dan pengorbanan selama 20 tahun," kata juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al Jazeera TV.

 

"Alhamdulillah, perang telah berakhir di negara ini," kata Naeem.

 

SEJARAH TALIBAN

Taliban adalah faksi religius dan politik ultrakonservatif.

 

Yang berkembang di Afganistan pertengahan 1990-an.

 

Kelompok Taliban muncul seiring mundurnya tentara Soviet.

 

Jatuhnya rezim komunis Afganistan.

 

Dan kacaunya ketertiban sipil.

 

Taliban (Taleban) berasal dari bahasa Pashto.

Artinya “murid”.

 

Anggota kelompok Taliban mayoritas siswa madrasah.

 

Bagi pengungsi Afgan di utara Pakistan pada 1980-an.

 

 

Kekuatan Taliban membesar seiring dukungan rakyat.

 

Terutama dari kelompok etnis Pashtun di selatan Afghanistan.

 

Dan bantuan unsur Islam konservatif di luar negeri.

 

 

Bantuan itu membuat Taliban merebut Kabul, ibu kota Afganistan.

Dan menguasai Afganistan.

 

 

Taliban muncul pada 1994.

Sebagai kekuatan yang ingin tertib sosial di Provinsi Kandahar, selatan Afganistan.

 

Dengan cepat, kelompok Taliban menaklukkan panglima perang lokal.

Yang menguasai selatan Afganistan.

 

Perlawanan terhadap Taliban muncul.

 

Terutama dari kelompok etnis non-Pashtun.

 

Seperti Tajik, Uzbekistan, dan Hazara.

 

Kelompok ini memandang Taliban adalah kelanjutan hegemoni Pashtun.

 

Pada 2001, Taliban menguasai seluruh wilayah Afganistan.

 

Kecuali sebagian kecil di utara Afganistan.

Opini global sebagai besar menentang kebijakan sosial Taliban.

 

Sejumlah kebijakan itu terkait:

1.      Wanita.

2.      Peninggalan agama non-Islam.

3.      Penerapan hukum pidana yang keras.

 

Taliban melarang kehidupan publik untuk wanita.

 

Termasuk larangan akses pada pendidikan dan pekerjaan.

 

Taliban melakukan penghancuran peninggalan artistik non-Islam secara sistematis.

 

Seperti di Kota Bamiyan.

 

Taliban menerapkan hukuman pidana keras.

Termasuk hukuman gantung.

 

Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab mengakui Taliban.

 

Taliban menolak mengekstradisi pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden ke AS.

 

Terkait serangan di World Trade Center, New York City.

 

Dan Pentagon, DC pada 11 September 2001.

 

Hal itu memicu konfrontasi militer dengan AS dan sekutu.

 

Pemberontakan Taliban terhadap pasukan AS dan NATO berlanjut.

 

Setelah digulingkan dari kekuasaan.

 

Taliban disebut mendanai sebagian besar lewat bisnis opium.

 

Meskipun diusir dari Kandahār.

Pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar.

 

Terus mengarahkan pemberontakan dari lokasi yang tidak diketahui.

 

Mullah disebut berada di Pakistan, meskipun hal ini dibantah Taliban.

 

Pada Juli 2015.

Pemerintah Afganistan menemukan Omar meninggal pada 2013 di rumah sakit Pakistan.

 

Mullah Akhtar Mansour ditunjuk sebagai penggantinya.

 

Mansour terbunuh dalam serangan udara AS di Pakistan pada Mei 2016.

 

Haibatullah Akhundzada mengambil kepemimpinan Mansour.

 

Meskipun perannya sebagian besar terbatas bidang politik dan agama.

 

Sayap militan Taliban berkembang di bawah arahan Haqqani.

 

Sirajuddin, pemimpin Haqqani, menjabat sebagai wakil pemimpin Taliban.

 

Taliban mampu bertahan dari invasi.

 

Dan Pemerintah pusat Afganistan tak mampu mengontrol di seluruh negeri.

 

Mendorong pemerintah pusat rekonsiliasi dengan Taliban.

 

Pejabat di bawah Presiden Hamid Karzai bertemu secara informal dengan para pemimpin Taliban.

 

 

Kontak formal pertama dilakukan di bawah Presiden Ashraf Ghani.

 

 

Tetapi, Taliban tetap melihat pemerintah pusat sebagai pemerintahan yang tidak sah secara fundamental.

 

Taliban bersikeras melakukan pembicaraan dengan kekuatan asing.

 

Yang menyebabkan kemunculan pemerintahan pusat.

Yaitu Amerika Serikat.

 

Pada tahun 2018, Taliban dan Amerika Serikat mulai bertemu.

 

Dengan bantuan Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab.

 

Karena mereka punya hubungan diplomatik dengan dua pihak.

 

Diskusi Taliban dan AS terfokus penarikan pasukan AS dari Afganistan.

 

Pihak AS berharap Taliban dapat bernegosiasi dengan pemerintah pusat.

 

Pada Juli 2019.

Diskusi Taliban dan AS melibatkan pejabat pemerintah pusat.

 

Pemerintah pusat Afganistan setuju dengan perwakilan Taliban.

 

Tentang prinsip umum  rekonsiliasi di masa depan.

 

Perwakilan Taliban tidak diberi wewenang oleh organisasi.

 

Untuk bernegosiasi dalam kapasitas resmi.

 

Tetapi pengamat menganggap pertemuan itu berhasil memecah kebekuan.

 

September 2019, Amerika Serikat dan Taliban sepakat.

 

Untuk mempersempit perincian yang ditandatangani.

 

Tetapi, serangan Taliban di Kabul menewaskan anggota militer AS.

 

Beberapa hari kemudian.

Pertemuan rahasia pejabat tinggi AS dan Taliban dibatalkan AS.

Dengan alasan serangan itu.

 

Pada akhir Februai 2020,

Taliban dan AS sepakat mulai pembicaraan dengan pemerintah pusat.

 

Dalam waktu 10 hari setelah  perjanjian.

 

Juga mencegah al-Qaeda dan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL atau Negara Islam di Irak dan ISIS di Suriah).

 

Agar tidak beroperasi di Afganistan.

 

Amerika Serikat berjanji menarik pasukan tentaranya di Afghanistan.

 

Secara bertahap dalam 14 bulan mulai Maret 2020.

 

Janji ini tertunda.

 

Karena pemerintah pusat enggan bertukar tahanan.

 

Yang dijanjikan kepada Taliban oleh Amerika Serikat.

 

Pada 12 September 2020, mulai negosiasi antara Taliban dan pemerintah pusat Afganistan.

 

Negosiasi ini tidak membuahkan hasil besar per April 2021.

 

Amerika Serikat tetap berkomitmen menarik pasukan tentara.

 

Meskipun menunda dari Mei menjadi September 2020.

 

Didorong penarikan pasukan tentara AS.

 

Taliban dengan cepat merebut kekuasaan di belasan distrik.

 

Dan menargetkan ibu kota provinsi.

 

Meskipun Taliban terlihat kurang pasukan dan senjata.

 

Tapi serangan Taliban menjadi pukulan serius bagi pemerintah pusat.

 

Dan moral pasukan keamanan Afganistan jatuh.

 

Pertengahan Agustus 2021, Taliban merebut sebagian besar Negara.

 

Termasuk kota strategis Kandahār dan Ghazn.

 

Kelompok Taliban menguasai Afghanistan setelah mengambil alih Istana Kepresiden di Kabul.

 

Minggu, 15 Agustus 2021, Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul

 

 

(Sumber detiknews)

0 comments:

Post a Comment