CALON
PENGHUNI SURGA TAK DUSTA TAK MENIPU TAK IRI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Nabi Muhammad duduk di masjid
berbincang dengan para sahabat.
Tiba-tiba Nabi Muhammad bersabda,
”Sebentar lagi seorang calon penghuni
surga akan masuk kemari”.
Semua mata para sahabat tertuju
ke arah pintu masjid.
Para sahabat membayangkan hadirnya orang luar biasa.
“Penghuni surga! luar biasa”,
gumam para sahabat Nabi.
Beberapa saat kemudian.
Masuklah seseorang dengan air
wudu.
Yang masih membasahi wajahnya.
Dengan tangan menjinjing
sepasang alas kakinya.
Apakah keistimewaan orang itu.
Sehingga dia mendapat jaminan masuk
surga?
Tidak ada seorang pun yang
berani bertanya.
Meskipun seluruh sahabat
merindukan jawabannya.
Keesokan harinya peristiwa di
atas terulang kembali.
Nabi Muhamad bersabda tentang
calon penghuni surga.
Dalam keadaan hampir sama.
Semuanya terulang.
Pada hari ketiga pun terjadi hal
demikian.
Abdullah bin Amr tidak tahan
lagi.
Meskipun dia tidak berani
bertanya.
Dan khawatir akan mendapat
jawaban tidak memuaskan.
Muncul pikiran dalam benaknya.
Abdullah bin Amr mendatangi calon
penghuni surga sambil berkata,
”Mohon maaf Bapak.
Telah terjadi salah paham antara
aku dengan orang-tuaku.
Bolehkah aku menumpang di rumah Bapak
selama 3 hari?"
“Silakan, silakan,” jawab si calon
penghuni surga.
Abdullah bin Amr bermaksud
melihat secara langsung.
Amalan istimewa yang dilakukan calon
penghuni surga.
Selama 3 hari 3 malam Abdullah
bin Amr memperhatikan, mengamati.
Dan mengintip calon penghuni surga.
Tetapi tidak ada hal yang
istimewa.
Artinya tidak ada ibadah khusus.
Yang dilakukan calon penghuni
surga.
Si calon penghuni surga tidak salat
malam.
Tidak berpuasa sunah.
Bahkan tidur dengan nyenyaknya.
Hingga beberapa saat sebelum
fajar.
Memang sesekali calon penghuni surge
terbangun.
Dan terdengar dia menyebut nama
Allah di pembaringannya.
Tetapi sejenak saja dan tidurnya
pun berlanjut.
Pada siang harinya.
Calon penghuni surga bekerja
dengan tekun.
Dia pergi ke pasar.
Seperti semua orang pada umumnya.
"Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.
Atau yang tidak sempat kulihat.
Aku harus berterus terang kepadanya,”
gumam Abdullah bin Amr.
Abdullah bin Amr bertanya,
“Apakah yang Bapak perbuat.
Sehingga Bapak mendapat jaminan
surga?”
"Ya, seperti yang Bapak
lihat, itulah, " jawab si calon penghuni surga.
Dengan kecewa Abdullah bin Amr
akan balik ke rumah.
Tetapi tiba-tiba tangannya
dipegang oleh calon penghuni surga.
Seraya berkata,
”Apa yang Bapak lihat itulah
yang saya lakukan.
Ditambah sedikit lagi, yaitu:
Saya tidak pernah merasa iri
hati dan dengki terhadap siapa pun.
Yang diberi nikmat oleh Allah.
Saya tidak pernah menipu.
Dan tak berbohong dalam kehidupan
saya.”
Abdullah bin Amr menundukkan kepala.
Meninggalkan si calon penghuni surga.
Sambil berkata,
”Rupanya, hal itu yang
menjadikan Bapak mendapat jaminan surga."
Kisah di atas disadur dari buku
Faidh Al-Nubuwah.
Semoga kita mampu mengikuti
jejaknya, amin.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment