KORELASI AL-QURAN DENGAN SAINS
MODERN
Oleh: Drs. HM.
Yusron Hadi, M.M.
Korelasi adalah hubungan
timbal balik atau sebab akibat.
Korelasi antara Al-Quran
dengan Sains Modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara
Al-Quran dengan sains modern.
Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi,
penelitian, dan uji coba.
Yang mengarah pada penentuan sifat
dasar atau prinsip sesuatu yang diselidiki, dan dipelajari.
Sains adalah ilmu pengetahuan
pada umumnya.
Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern minimal ada 2 hal pokok, yaitu:
1.
Al-Quran mendorong kemajuan sains.
2.
lsyarat ilmiah tentang fenomena alam semesta yang ada di dalamnya.
AL-QURAN MENDORONG KEMAJUAN
SAINS
Al-Quran mendorong kemajuan
sains dan teknologi serta tidak menghambat perkembangannya.
Hubungan antara Al-Quran
dengan sains dan teknologi bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan
yang dikandungnya.
Tetapi apakah ada ayat
Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi ilmu pengetahuan?
Kemajuan sains dan teknologi
tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau
kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya.
Tetapi juga pada sekumpulan
syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan.
Sehingga berpengaruh terhadap
kemajuannya.
Sejarah membuktikan Galileo, ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya.
Tidak mendapat tantangan dari lembaga
ilmiah.
Tetapi menghadapi musuh
dari masyarakat berdasar agama.
Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al-Quran ditemukan kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya terulang 854
kali.
Banyak ayat Al-Quran yang
menganjurkan agar umat manusia memakai penalaran dan akal pikiran.
Al-Quran menjelaskan faktor yang menghambat kemajuan sains dan teknologi,
yaitu:
1.
Subjektivitas.
2.
Dugaan tidak beralasan.
3.
Bergegas mengambil kesimpulan.
Al-Quran Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat
78.
لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
Sesungguhnya Kami telah
membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada
kebenaran.
Al-Quran Al-A’raf (surah ke-7)
ayat 79.
فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ
رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ
Maka Shaleh meninggalkan mereka
seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu
amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak
menyukai orang yang memberi nasihat”.
Al-Quran melarang
“taqlid” atau ikut pemimpin tanpa dasar.
Al-Quran surah ke-33 ayat 67.
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا
فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan
pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”.
Al-Quran melarang
dugaan tidak beralasan.
Al-Quran surah Yunus (surah
ke-10) ayat 36.
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ
لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Al-Quran melarang tergesa-gesa
mengambil kesimpulan.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah
ke-21) ayat 37.
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا
تَسْتَعْجِلُونِ
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan
kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan
segera.
Al-Quran melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-7) ayat 146.
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي
الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا
وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا
سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak
beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau
menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya.
Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya.
Al-Quran melarang mengambil
keputusan sebelum paham masalahnya.
Al-Quran surah Al-Isra (surah
ke-17) ayat 36.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.
Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 17.
وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Kewajiban kami hanya
menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 39.
بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا
يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ
فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ
Bahkan sebenarnya, mereka
mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum
datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan
(rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim.
Al-Quran melarang menilai
sesuatu karena faktor eksternal.
Meskipun dalam pribadi
tokoh yang paling mulia.
Seperti Nabi Muhammad.
Ayat Al-Quran semacam ini mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi
yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
KORELASI KE-2.
Isyarat ilmiah tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan
fenomenanya.
Sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Nabi.
Tetapi, isyarat yang mereka
ketahui masih sangat terbatas.
Minimal 3 hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta dan fenomenanya.
1.
Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia memperhatikan
dan mempelajarinya dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
Tersirat
pengertian manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum
yang mengatur fenomena alam.
Tetapi pengetahuan
dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak.
2.
Alam semesta dan hukumnya diciptakan dan diatur dengan ketetapan
Allah amat teliti dan presisi.
Presisi adalah ketepatan dan
ketelitian sangat luar biasa.
Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah.
Serta manusia dapat membuat
kesimpulan tentang hukum alam.
Yaitu aturan bersifat umum dan
mengikat yang mengatur alam semesta.
3.
Redaksi yang dipakai Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta
dan fenomenanya bersifat singkat, teliti dan padat.
Sehingga pemahaman dan
penafsiran maksud redaksinya bervariasi.
Sesuai tingkat kecerdasan dan
pengetahuan masing-masing.
Butir ke-3 menunjukkan beberapa prinsip pokok.
1)
Setiap umat manusia wajib mempelajari dan memahami kitab suci
yang diyakininya.
Tetapi, bukan
berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa
memenuhi syarat yang dibutuhkan.
2)
Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi.
Tetapi untuk seluruh umat
manusia hingga akhir zaman.
Mereka semua diajak berdialog
oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya.
3)
Umat manusia harus berpikir modern, sesuai kemajuan zaman.
Tetapi bukan berarti setiap
orang menafsirkan Al-Quran secara spekulatif.
Dan terlepas dari kaidah
penafsiran yang disepakati para ahli.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

0 comments:
Post a Comment