GURU INDONESIA MENGAJAR DI
MALAYSIA DIGAJI 19,5 JUTA PER BULAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
BERITA 20 OKTOBER 2019
JAKARTA - Kemendikbud telah mengirimkan 94 guru ke Malaysia.
Guru-guru ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
atau Community Learning Center (CLC).
Yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak.
Mereka didatangkan untuk menjamin terpenuhinya hak anak Indonesia
agar mendapat layanan pendidikan bermutu di Malaysia.
Lalu berapa gaji mereka?
Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Supriano mengungkapkan.
Gaji yang diterima para
guru disesuaikan dengan tingkat upah di Malaysia.
Yaitu sebesar Rp 19,5 juta
per bulan.
“Itu sudah termasuk biaya tempat
tinggal dan makan.
Setelah 2 tahun, guru akan
kita evaluasi lagi.
Jika memang kompetensinya
baik maka akan diperpanjang.
Jumlah guru yang sekarang
ada di sana sebanyak 225 guru.
Dan nanti akan ditambah 94
guru yang baru ini,” kata Supriano.
Ditandaskan, anak usai
sekolah asal Indonesia yang di Malaysia belum semua bisa bersekolah.
Hal ini karena anak-anak itu
ikut kerja bersama orang tua mereka di perkebunan.
“Jumlah anak usia sekolah
yang ada di perkebunan Malaysia itu ada sekitar 50.000 anak.
Yang bisa kita dorong ke
sekolah ada sekitar 18.000 anak.
Karena itu, dibutuhkan
kerja sama dengan orang tuanya dan harus ada keinginan anak itu untuk belajar,”
katanya.
“Alhamdulillah, yang lulus dari sekolah di Malaysia ada
yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Contohnya UI, ITB, IPB, UGM.
Artinya, anak-anak kita ini walaupun posisinya di mana.
Kalau diintervensi dengan pendidikan yang baik.
Dia juga punya kemampuan,” tambahnya.
Hingga saat ini ada 160
PKBM di dua wilayah itu.
Dengan perincian 115 pada
jenjang Sekolah Dasar (SD) dan 45 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Supriano mengemukakan
bahwa program ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk pemerataan
pendidikan di tingkat SD, SMP.
“Untuk jenjang SMA kita
dekatkan dengan kota terdekat.
Misalnya Nunukan atau
bahkan ke Jakarta.
Untuk setiap periode, para
guru ini kita kontrak selama 2 tahun.
Kemudian kita evaluasi
lagi.
Tahun lalu yang kita
seleksi ke sana ternyata ada 48 orang yang lulus CPNS.
Jadi guru-guru sekarang
yang akan diberangkatkan ini merupakan pengganti guru yang lulus CPNS tadi,”
terang Supriano.
Proses seleksi guru dilakukan
8 Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan
(LPTK).
Para guru yang lulus punya
latar belakang pendidikan S1 dan D4.
“Jadi guru yang kita
kirimkan ini memang punya panggilan jiwa untuk mengajar.
Karena perjuangan di sana
butuh fisik dan mental yang baik,” kata Supriano.
“Para guru ini setelah lulus seleksi, kita karantina dulu untuk
diberi pelatihan.
Yang pertama tentunya berkaitan dengan pendidikan karakter.
Yang di dalamnya ada nasionalisme, religius, mandiri, gotong royong
dan integritas,” imbuh Supriano.
(Sumber internet)
0 comments:
Post a Comment