SUMUR
USMAN BIN AFFAN PAHALANYA MENGALIR
Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M.
Sumur
Usman (bahasa Arab: بئرعثمان)
Atau
sumur Raumah adalah sumur bersejarah di Madinah, Arab Saudi.
Sumur
ini terletak di sekitar Wadi Aqiq di daerah Azhari.
Sekitar3,5
kilometer dari Masjid Nabawi.
Atau
sekitar 1 kilometer dari Masjid Qiblatain.
Sumur
ini sekarang berada di bawah tanggung jawab Kantor Pengairan dan Pertanian Pemerintah
Arab Saudi.
Alamat
tempat sumurnya Bir Uthman, Madinah
42331, Arab Saudi.
Koordinatnya
24°29′34.39″N 39°34′38.91″E.
Diriwayatkan
pada zaman Nabi Muhammad .
Kota
Madinah mengalami panceklik.
Hingga
kesulitan air bersih.
Kaum
Muhajirin yang datang dari Mekah sudah terbiasa minum air zam zam di Mekah.
Satu-satunya
sumber air yang tersisa di Madinah adalah sumur milik Yahudi.
Yang
disebut Sumur Raumah.
Rasa
airnya pun mirip dengan air dari zam-zam di Mekah.
Kaum
muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus antre.
Untuk
membeli air bersih milik orang Yahudi itu.
Rasulullah
prihatin dengan kondisi umatnya.
Rasulullah
bersabda,
“Wahai
sahabatku, siapa saja di antara kalian.
Yang
menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu.
Lalu
menyumbangkannya untuk umat.
Maka
akan mendapat surga”.
Usman
bin Affan berniat membeli sumur Raumah itu.
Dan
mendatangi Yahudi pemilik sumur.
Menawarnya
dengan harga sangat tinggi.
Yahudi
pemilik sumur tetap menolak menjualnya.
“Jika
sumur ini saya jual kepadamu wahai Usman.
Aku
tidak punya penghasilan yang aku peroleh setiap hari”.
Usman
bin Affan tidak kehilangan akal.
Dalam
menghadapi penolakan Yahudi ini.
Usman
bin Affan menawar,
“Bagaimana
jika aku beli setengahnya saja dari sumurmu”.
“Bagaimana
maksudmu?”, tanya Yahudi heran.
“Begini,
jika engkau setuju.
Kita
akan punya sumur ini bergantian.
Yaitu
1 hari sumu ini milikku.
Dan
esoknya kembali menjadi milikmu.
Kemudian
lusa menjadi milikku lagi.
Demikian
selanjutnya.
Berganti
satu-satu hari, bagaimana?” jelas Usman bin Affan.
Yahudi
berpikir cepat,
”Saya
mendapat uang besar dari Usman bin Affan.
Tanpa
harus kehilangan sumur milikku”.
Akhirnya,
Yahudi setuju menerima tawaran Usman bin Affan.
Dan
sepakat harga separuh sumur Raumah 12.000 dirham.
Atau
3 miliar rupiah.
Usman
bin Affan mengumumkan kepada penduduk Madinah.
Boleh
mengambil air sumur Raumah secara gratis.
Untuk
kebutuhan 2 hari.
Keesokan
harinya.
Yahudi
mendapati sumur miliknya sepi pembeli.
Karena
penduduk Madinah masih punya bekalair di rumahnya.
Si
Yahudi itu mendatangi Usman bin Affan.
Dia
berkata,
“Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini
dengan harga sama.
Seperti
engkau membelinya”.
Usman
bin Affan setuju dan dibelinya sumur itu.
Total
seharga 20.000 dirham.
Atau
5 miliar rupiah.
Usman
bin Affan mewakafkan sumur Raumah untuk masyarakat umum.
Sejak
itu sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja.
Termasuk
Yahudi pemilik lamanya.
Beberapa
waktu kemudian.
Tumbuhlah
di sekitar sumur itu beberapa pohon kurma.
Yang
terus bertambah.
Waktu
terus berlalu.
Sekarang
Kerajaan Arab Saudi.
Lewat
Departemen Pertanian Arab Saudi menjual hasil kebun kurma ini ke pasar.
Keuntungannya
untuk membantu anak yatim dan fakir miskin.
Serta
disimpan dalam bank atas nama Usman bin Affan sampai sekarang.
Hasilnya
juga untuk untuk membeli tanah.
Dan
membangun hotel besar di tempat strategis dekat Masjid Nabawi.
Catatan haji tahun 2005
Oleh : HM. Yusron Hadi
bin HM. Tauhid Ismail.
Sidoarjo, JawaTimur.
Jemaah mandiri non-KBIH
0 comments:
Post a Comment