APAKAH PAHAM WAHABI ITU (4 dari 4)
Oleh: Drs. HM. Yusron
Hadi, M.M.
Akhirnya, perlu dikemukakan bahwa Wahabi maupun gerakan Islam
lainnya lahir dalam argumentasi teks dan konteksnya sendiri.
Yang belum tentu sama dan sebangun dengan pandangan Islam secara
keseluruhan.
Sekaligus tidak sama pula dengan wilayah sosiologis praktik
pengamalan Islam belahan dunia Muslim lain.
Tidak ada tafsir dan gerakan Islam yang sepenuhnya ideal.
Selalu terkena hukum relativitas.
Termasuk kelompok moderat.
Juga, yang akomodasi budaya lokal.
Jangan mengklaim diri sebagai wujud kesempurnaan Islam.
Apalagi ketika mengawetkan bentuk tradisionalisme.
Yang berlawanan dengan prinsip utama tauhid.
Dan menyandera spirit kemajuan Islam.
Tidak ada aktualisasi Islam yang sempurna di bumi ini.
Yang paling penting berusaha untuk menampilkan kedalaman.
Dan luasnya ajaran Islam di sepanjang zaman.
Kesempurnaan dan keluasan ajaran Islam meniscayakan perwujudan yang
konsisten.
Disertai perangkat spiritual, intelektual, institusional, dan
infrastuktur sepadan.
Sehingga Islam tampil sebagai agama peradaban dan agama kemajuan.
Mungkin Wahabi di Saudi
Arabia ketika berdiri memang berhadapan dengan realitas sosiologis paganisme angkuh
dan meluas.
Sehingga jika tidak
disikapi dengan puritan.
Akan melahirkan praktik
syirik, bid’ah, dan khurafat masif.
Dan akhirnya mematikan
spirit utama tauhid.
Tapi, sudah tentu Wahabi
juga tidak harus direproduksi dalam konteks zaman dan tempat yang keadaannya
jauh berbeda.
Apalagi saat Islam dan
umat Islam di berbagai belahan dunia saat ini.
Punya agenda dan tantangan
strategis.
Yang jauh lebih kompleks
ketimbang di masa lampau.
Diperlukan pemahaman Islam
lebih mendalam dan luas.
Sekaligus mendakwahkannya
sejalan dengan prinsip Islam.
Sebagai agama pembawa misi
rahmat untuk alam semesta.
Setiap gerakan Islam dalam
bentuk perwujudan yang beragam punya kelebihan dan kelemahannya sendiri.
Yang berdimensi peneguhan
atau pemurnian maupun pembaruan.
Sehingga, jangan melakukan
absolutisasi paham dan gerakan Islam.
Apalagi untuk suatu paham
dan gerakan bersifat bias atau reduksi Islam.
Juga, perlu kritik dan
penyempurnaan terus-menerus.
Sesuai kedalaman dan
keluasan dimensi ajaran Islam.
Serta kompleksitas
sosio-histroris yang dihadapi umat Islam.
Di tengah kehidupan penuh
tantangan.
Setiap reduksi,
penyederhanaan, taklid, tafsir, dan pelanggengan status-quo pandangan keislaman.
Yang tidak sejalan dengan
misi utama, kedalaman esensial, dan keluasan ajaran Islam.
Maka akan melahirkan jalan
sempit bagi perjalanan Islam dan peradaban umat Islam.
Yang justru dapat melahirkan
kondisi Islam “al-Ghuraba”.
Seperti prediksi Rasulullah
tentang nasib Islam dan umat Islam.
Yang terasing di masa
depan.
Wallahu
‘alam bi-shawwab.
(Sumber Haidar Nashir)

0 comments:
Post a Comment