ANAK ANGKAT DISUSUKAN
AGAR MENJADI MAHRAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Hukumnya
anak angkat.
Anak
angkat adalah anak orang lain yang dipelihara dan disahkan secara hukum sebagai
anak sendiri.
Anak
adalah buah kasih sayang suami istri dan amanah dari Allah untuk melanjutkan
generasi berikutnya.
Allah
melarang manusia berbuat zina agar nasab anak keturunannya jelas dan tidak
bercampur dengan yang lain.
Nasab
adalah keturunan (terutama dari pihak bapak) atau pertalian keluarga.
Al-Quran
surah An-Nur (surah ke-24) ayat 6-9.
وَالَّذِينَ
يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلَّا أَنْفُسُهُمْ
فَشَهَادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ ۙ إِنَّهُ لَمِنَ
الصَّادِقِينَ
وَالْخَامِسَةُ
أَنَّ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَيْهِ إِنْ كَانَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
وَيَدْرَأُ
عَنْهَا الْعَذَابَ أَنْ تَشْهَدَ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ ۙ إِنَّهُ لَمِنَ
الْكَاذِبِينَ
وَالْخَامِسَةَ
أَنَّ غَضَبَ اللَّهِ عَلَيْهَا إِنْ كَانَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Dan orang yang menuduh istrinya (berzina),
padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah 4 kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia
adalah termasuk orang-orang yang benar.
Dan (sumpah) yang ke-5: bahwa laknat Allah
atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan
dari hukuman oleh sumpahnya 4 kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu
benar-benar termasuk orang-orang yang dusta, dan (sumpah) yang ke-5: bahwa
laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.
Allah
berfirman,”Allah tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu
sendiri.”
Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 4.
مَا جَعَلَ
اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ ۚ وَمَا جَعَلَ أَزْوَاجَكُمُ
اللَّائِي تُظَاهِرُونَ مِنْهُنَّ أُمَّهَاتِكُمْ ۚ وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ
أَبْنَاءَكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ قَوْلُكُمْ بِأَفْوَاهِكُمْ ۖ وَاللَّهُ يَقُولُ
الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi
seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu
yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu
sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanya perkataanmu di
mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan
(yang benar).
Ibnu
Katsir menjelaskan ayat ini turun menjelaskan Zaid bin Haritsah (budak
Rasulullah) sebagai anak, sehingga dipanggil “Zaid bin Muhammad”.
Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.
مَا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ
النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 5.
ادْعُوهُمْ
لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ
فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ
فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ
اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan
(memakai) nama bapak mereka; itu lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu
tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudaramu
seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu
khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Status hukum anak
angkat.
1) Anak
angkat statusnya tetap anak angkat, bukan berubah menjadi anak kandung.
2) Anak
angkat tidak berhak menerima warisan dari orang tua angkatnya.
3) Anak
angkat bukan mahram (agar menjadi mahram, maka disusukan ketika masih bayi).
4) Bapak
angkat, boleh menikahi bekas istri anak angkatnya.
12. Untuk
menunjukkan kasih sayang kepada anak angkatnya, boleh memanggil,”Wahai anakku.”
Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 37.
وَإِذْ
تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ
عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ
وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ ۖ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ
مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ
فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا ۚ وَكَانَ أَمْرُ
اللَّهِ مَفْعُولًا
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada
orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah
memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada
Allah", sedangkan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedangkan Allah yang lebih berhak
untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap
istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Rasulullah
bersabda kepada keturunan Abdul Muthhalib.
”Wahai
anak-anakku, janganlah kalian melontar Jamrah ‘Aqabah, (pada tanggal
10 Zulhijjah) sampai matahari terbit”.
Rasulullah
bersabda,”Aku dan orang-orang yang menyantuni anak yatim kedudukannya di surga
seperti ini”.
Rasulullah
menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan beliau dengan
merenggangkan keduanya, untuk menunjukkan kedekatan.
Daftar Pustaka.
1. Qardhawi,
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H.
Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993.
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment